SUKABUMIUPDATE.com - BPBD Kota Sukabumi menggelar seminar kebencanaan sekaligus penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) di salah satu hotel pada Selasa, 31 Januari 2023.
Acara kemudian dilanjutkan pembubuhan bersama Lembar Komitmen Ketangguhan Bencana oleh instansi lembaga dan komunitas mulai perwakilan kampus, SKPD, kecamatan, kelurahan, puskesmas, dan komunitas korporate hingga media.
Mengutip situs BPBD Kota Sukabumi, penandatanganan PKS oleh UMMI diwakili rektor tiga selaku pihak pertama yakni Andri Moewashillah. Sementara pihak kedua diwakili Kepala Pelaksana BPBD Novian Rahmat Taupik. Pokok utama yang dikerjasamakan adalah pengabdian masyarakat bidang kebencanaan bagi civitas akademika.
"Hal ini dilakukan agar Kota Sukabumi siap menghadapi setiap ancaman bencana, prioritas terutama gempa bumi akibat pergerakan Sesar Cimandiri," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami.
Dikatakan Zulkarnain, ketangguhan bencana menjadi fokus Pemerintah Kota Sukabumi. Ketangguhan sendiri merupakan kemampuan suatu sistem, komunitas, atau masyarakat terkena bahaya bencana untuk melawan, menyerap, menampung, dan memulihkan diri dari efek bahaya bencana pada waktu yang tepat dan dengan efisien, termasuk melalui perlindungan dan restorasi struktur dasar yang penting.
"Karenanya satu upaya penanggulangan bencana berbasis masyarakat adalah penguatan pentahelik. Tugas kita adalah meningkatkan peran masyarakat dalam mengurangi risiko bencana, mulai fase prabencana, saat, dan pascabencana, karenanya program pentahelik harus didorong," ujar Zulkarnain.
Baca Juga: BPBD Kota Sukabumi Perkuat Basis Kebencanaan di Wilayah
Setelah penandatanganan PKS, acara berlanjut ke seminar bertemakan "Penguatan Pentahelik dari Ancaman Sesar Cimandiri".
Narasumber didatangkan dari kota dan luar Kota Sukabumi. Dari luar kota berasal dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Stasiun Geofisika Bandung, sedangkan dalam kota dari BPBD Kota Sukabumi serta Forum Pengurangan Risiko Bencana Kota Sukabumi, dengan moderator Asep Japarudin.
Pembicara dari PVMBG Dr Supartoyo ST MT menegaskan wilayah Sukabumi rawan gempa bumi dan tsunami dengan sumber gempa bumi Zona Penunjaman, Sesar Cimandiri, Sesar Walat, dan Sesar Citarik. Sumber pembangkit tsunami adalah zona penunjaman
Penyelidik Bumi Madya jebolan ITB ini menerangkan, Sesar Cimandiri memiliki tiga segmen yaitu Cibuntu dengan panjang 17,2 km M max 6,5 Mw, segmen Padabeunghar dengan panjang 12,78 km M max 6,4 Mw, dan segmen Baros dengan panjang 16,36 M max 6,5 Mw. Potensi bahaya gempa bumi pada masing-masing segmen berupa bahaya guncangan, bahaya sesar permukaan, dan bahaya ikutan.
"Skenario dengan nilai M max pada segmen Cibuntu, Padabeunghar, dan Baros, akan berpotensi menghasilkan guncangan gempa bumi hingga skala VIII MMI pada
daerah sekitar segmentasi Sesar Cimandiri."
Lebih lanjut dikatakan, terjadinya sesar permukaan dengan offset berkisar 0,8 m hingga 0,9 m, hingga mengakibatkan bahaya ikutan berupa gerakan tanah, retakan tanah, penurunan tanah dan likuefaksi. Berdasarkan peta likefaksi dari BG, daerah lembah Cimandiri bagian barat tergolong zona kerentanan Likuefaksi sedang.
Sementara Riw Sulsaladin dari Pusat Stasiun Geofisika Bandung, menyimpulkan gempa bumi tidak dapat diprediksi kejadiaannya, namun bisa meminimalisir dampaknya dengan langkah mitigasi yang tepat dan salah satunya dengan pemodelan seperti shake map skenario dan peta bahaya tsunami.
Estimasi skala maksimum di daerah Sukabumi sesar darat Cimandiri segmen Nyalindung-Cibeber dan segmen Rajamandala dengan skala III-VII MMI. Karenanya ia memberikan rekomendasi untuk jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang.
Baca Juga: Hingga 2022, BPBD Sudah Bentuk 17 Kelurahan Tangguh Bencana di Kota Sukabumi
PMG pertama Bandung ini merekomendasikan mitigasi yang sesuai dari jangka pendek hingga jangka panjang. Untuk jangka pendek atau satu tahun, lanjut Riw, menyarankan agar pentahelik aktif melakukan sosialisasi edukasi kepada masyarakat, penyiapan peta, rambu dan jalur evakuasi, penguatan kapasitas BPBD untuk siaga bencana, koordinasi antar lembaga dan penyusunan rencana kedaruratan, SOP pelatihan, hingga gladi evakuasi.
“Kemudian jangka menengah agar dilakukan penyempurnaan tata ruang dengan peta multi bahaya, pengecekan tata bangunan strategis dan vital yang tahan terhadap gempa dengan magnitudo maximum sesuai skenario gempa darat dan subduksi. Terakhir adalah jangka panjang yaitu monitoring dan evaluasi mitigasi multi bahaya penyempurnaan tata ruang dan kebijakan daerah terhadap mitigasi multi bahaya," kata Riw.
Sebagai materi pamungkas berasal dari Forum PRB Kota Sukabumi, Dinar Muhammad, sebagai insan pelaku program kesiapsiagaan gempa bumi di kota Sukabumi ini kerjasama antar PMI Pusat dan Palang Merah Amerika dan BPBD kota Sukabumi, menuturkan pengalamannya terkait mitigasi struktural retrofiting rumah tahan gempa di Kelurahan Baros, Kota Sukabumi, dan mitigasi kultural edukasi bencana berbasis komunitas yang melibatkan SIBAT kecamatan. Selain itu, juga pengalaman membantu operasi penanganan gempa Cianjur 21 November 2022 akibat dari sesar baru Cugenang.
Di sela-sela acara, berjalan dialogis karena setiap peserta bertanya ataupun merespons, diberikan aneka doorprize menarik yang dipersiapkan penyelenggara. “Alhamdulillah dapat doorprize dengan bungkusnya besar," kata peserta seminar.
(Advertorial)