Kenapa Bukan Dinamai Cibuleud? Menguak Sejarah Kalibundeur di Usianya yang Ke - 41.

Sabtu 28 Januari 2023, 20:42 WIB
Tumpah ruah warga masyarakat kecamatan Kalibundeur menghadiri rangkaian peringatan ulang tahun Kecamatan Kalibundeur ke-41 : Ragil Gumilang

Tumpah ruah warga masyarakat kecamatan Kalibundeur menghadiri rangkaian peringatan ulang tahun Kecamatan Kalibundeur ke-41 : Ragil Gumilang

SUKABUMIUPDATE.com - Kalibundeur sebagai salah satu nama kecamatan di Kabupaten Sukabumi ternyata menyimpan cerita sejarah dibalik namanya yang terkesan terpengaruh faktor Jawa (Jawanisasi).

Hal tersebut setidaknya bisa digali dari nama Kalibundeur sendiri, Kalibundeur yang terdiri dari dua kata yakni "Kali" dan "Bundeur". Kata "Kali" dari bahasa Jawa yang berarti sungai dan "Bundeur" juga bahasa Jawa yang berarti bulat, berbeda untuk dua tempat yang maknanya identik misalnya Tegalbuleud atau Gunungbuleud. Sebuah penamaan tempat yang berbeda dari pakem penamaan yang biasa dipergunakan di tatar Sunda. Biasanya dalam bahasa Sunda penamaan tempat berawalan Ci dari kata Cai. 

Sesepuh Kalibundeur, Risman Sumantri, mengungkapkan kepada sukabumiupdate.com saat bersama-sama menghadiri peringatan 41 tahun Kecamatan Kalibunder yang dilaksanakan di halaman kantor kecamatan, Sabtu (28/1/2023).

Baca Juga: Turun-temurun, Cerita Bertahannya Anyaman Bambu dari Kalibunder Sukabumi

Dari cerita Risman, mulanya Kalibundeur merupakan sebutan untuk kampung Tarikolot, disebut Kalibundeur karena kampung tersebut merupakan perbukitan yang dikelilingi oleh selokan atau sungai (kali).

Camat Kalibundeur, Deni Yudono, juga menceritakan jika di Kalibundeur terdapat makom (leluhur) bernama Raden Jaya Raksa dan Raden Nayasentana, kedua orang tersebut merupakan gegeden atau pentolan kerajaan Mataram (Jogjakarta), dan satu lagi makom Mbah Kondang Hapa dari Sumedang.

"Masa selesai VOC di Batavia atau Jakarta, dua gegeden atau pentolan kerajaan tersebut, tidak pulang ke Kerajaan Mataram, tapi mencari tempat untuk isstirahat, dan menyebarkan ajaran Islam. Pada akhirnya menemukan tempat yang asri, sejuk dan nyaman, sebuah bikit atau pasir yang dikelilingi sungai atau selokan, sejak itulah tempat dikurilingan ku susukan, nya ti harita eta patempatan teh disebut Kalibunder," ungkap Deni.

Baca Juga: Mendunia, Spot Wisata Karang Kontol Sukabumi Menarik Perhatian Media Amerika dan Inggris

Tambah Deni, dulu pusat perkotaan tempatnya di Kalibunder berada sekitar makom tadi, kemudian pada saat penjajahan Belanda, direlokasi ke Sukasari, karena Belanda punya visi misi kedepannya wilayah Kalibunder akan dijadikan hutan sebagai resapan air.

"Sejak zaman Belanda itulah nama Kalibunder kemudian menjadi nama yang melekat sampai sekarang," ujar Deni.

Deni menuturkan, Kalibundeur merupakan kecamatan yang terbilang masih muda, sebelum dimekarkan Kalibundeur termasuk wilayah Jampangkulon.

"Kecamatan Kalibunder merupakan pemekaran dari Kecamatan Jampangkulon, melalui peraturan pemerintah RI Nomor 53 tahun 1981, ditandatangani Presiden R1 Soeharto, pada tanggal 24 Desember 1981," kata Deni

Baca Juga: Diduga Hasil Aborsi, Warga Jampangtengah Sukabumi Temukan Mayat Bayi di Saluran Air

Pada awal pemekaran, tambah Deni, Kecamatan Kalibunder baru memiliki tiga desa, yakni Desa Kalibunder, Bojong, dan Cimahpar. "Seiring perkembangan Desa Kalibunder, mengalami pemekaran, sehingga berdiri Desa Sukaluyu, begitupun dengan Desa Bojong, dibagi dua, berdirilah Desa Balekambang, selanjutnya Desa Cimahpar, dipecah sehingga ada Desa Sekarsari. Dan Sekarsari dipekarkan, maka ada Desa Mekarwangi, sehingga sekarang berjumlah tujuh desa," pungkas Deni.

Dari pantauan Sukabumiupdate.com, ratusan warga dari Desa Kalibunder, Sukaluyu, Sekarsari, Cimahpar, Balekambang, Mekarwangi, serta Bojong, yang didampingi para kepala desanya, antusias mengikuti berbagai perlombaan yang diadakan panitia dalam rangka peringatan ke-41 Kecamatan Kalibundeur.

Selain warga, juga dari Polsek Kalibunder, Koramil Jampangkulon, PGRI Kecamatan Kalibunder, Puskesmas Kalibunder, pelajar SMPN Kalibunder, SMAN 1 Kalibunder, KNPI Kecamatan Kalibunder, Karang Taruna Kecamatan Kalibunder, Petani Milenial Kalibunder, kader PKK, OKP, serta Ormas.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkait
Berita Terkini
Food & Travel22 November 2024, 09:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)
Jawa Barat21 November 2024, 20:40 WIB

Gempa Beruntun Guncang Cianjur, Sejumlah Gedung Sekolah Dilaporkan Rusak

Gempa tektonik terjadi secara beruntun, Kamis 21 November 2024. Warga yang merasakan getaran gempa itu pun terbatas wilayahnya yaitu Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Gempabumi Cianjur, Kamis (21/11/2024) | Foto : Pixabay
Sukabumi21 November 2024, 20:18 WIB

Sempat Tertutup Longsor, Akses Ke Pondok Halimun dan Goalpara Sukabumi Kembali Normal

Dua bencana longsor terjadi dampak hujan deras di Kabupaten Sukabumi. Longsor dan pohon bambu tumbang di jalan menuju wisata Pondok Halimun di Kecamatan Sukabumi, dan longsor di jalan Cisarua - Goalpara, Kecamatan Sukaraja.
Longsor di Jalan Pondok Halimun, Kecamatan Sukabumi | Foto : Istimewa