SUKABUMIUPDATE.com - Pasangan suami istri lanjut usia (lansia), Utom Mulyadi (70 tahun) dan Ajan (66 tahun), warga Kampung Genteng RT 01/05 Desa Batununggal, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, tinggal di sebuah Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yang kondisinya mengkhawatirkan.
Di tengah cuaca ekstrem seperti saat ini, rumah tersebut dikhawatirkan sewaktu-waktu bisa roboh karena bangunannya sudah rapuh. Belum lagi atapnya rusak dan bolong, sehingga ketika hujan turun air langsung masuk ke tengah rumah. Fasilitas untuk MCK (Mandi,Cuci,Kakus) pun jauh dari kata layak.
"Bangunan sudah rapuh, terutama atap rusak, kayu rapuh dan beberapa genting rusak, bahkan sekitar dua bulan kebelakang bagian dapur roboh dan diperbaiki seadanya,” ujar Julia (26 tahun), anak bungsu pasangan lansia tersebut, Kamis 5 Januari 2023.
Julia mengaku sudah coba meminta bantuan ke pemerintah desa setempat, namun masih diminta untuk menunggu sampai saat ini.
Baca Juga: Hujan Deras Picu Jembatan Putus-Jalan Ambles di Tegalbuleud Sukabumi, Ini Lokasinya
"Kabarnya pertengahan bulan, tapi kan sekarang musim hujan, kasihan orangtua saya, yang udah lanjut usia," kata Julia.
"Jika mampu, saya sendiri yang membantu, tapi saya udah berusaha bantu untuk cukup ke dapur orang tua aja, karena kedua orang tua sudah tidak bekerja,” ungkapnya.
Menurut Julia, kedua orang tuanya sudah sekitar 4 tahun menghuni rumah tersebut. Namun untuk kondisi terparah dalam beberapa bulan kebelakang, lantaran faktor cuaca juga berpengaruh.
"Adapun ketika hujan, dapur, kamar dan ruang lainnya udah pasti bocor, apalagi sekarang musim hujan, paling sebagian dikasih terpal supaya gak terlalu rembes airnya," tuturnya.
Baca Juga: Jabat Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede Pernah Ungkap Kasus Korupsi Rp 30 M
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Batununggal Mulyadi membenarkan bahwa rumah warganya tersebut sudah dalam kondisi tidak layak huni. Pihak Desa, tutur dia, sudah mengupayakan agar rumah yang dihuni pasangan lansia tersebut mendapat bantuan dari pemerintah daerah.
"Kita sudah upayakan bahkan sudah diajukan, ke semua pihak yang berwenang, mana aja lah, yang duluan membantu, karena desa sifatnya membantu soal pengajuan," ujarnya.
Menurut Mulyadi, pada tahun 2020 silam pihaknya sudah mengajukan bantuan ke Pemda melalui Dinas Perkim, namun hingga penghujung tahun 2022 baru tiga rutihalu yang sudah ditangani.
"Karena pada tahun sekarang rutilahu bertambah, saya tambah jumlah pengajuan, termasuk dengan rumah Utom Mulyadi, kondisinya dari dulu memang sudah rapuh, namun untuk kerusakannya baru sekitar beberapa bulan kebelakang," ucapnya.
"Jadi dari pihak desa, sudah ada pengajuan, bahkan ketika rumahnya ambrol, saya langsung ke lokasi, mudah mudahan tahun 2023 bisa segera diproses hingga ditangani," pungkasnya.