SUKABUMIUPDATE.com - Spanduk berukuran tak terlalu besar membentang di pinggir jalan di Kampung Citangkil, Desa Berekah, Kecamatan Bojonggenteng, Kabupaten Sukabumi, Jumat, 30 Desember 2022. Spanduk ini berisi narasi ancaman golput lantaran jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki.
Tulisan pada panduk berlatar belakang warna kuning tersebut menyebut jalan di wilayah itu sudah lima tahun tidak diperbaiki. Alhasil, narasi pada spanduk yang kekinian sudah tidak ada ini mengeklaim warga tiga kecamatan akan golput. Namun tak dijelaskan tiga kecamatan yang dimaksud mana saja.
Berikut narasi lengkapnya:
"Bade tumaros, jalan teh bade diomean moal? Mun moal warga 3 kecamatan bade golput. Tos 5 taun teu diomekeun."
Baca Juga: Setelah Didemo Emak-emak, Pohon Pisang 'Tumbuh' di Jalan Rusak Cikembar Sukabumi
Dari informasi yang dihimpun sukabumiupdate.com, spanduk itu ternyata aksi protes terhadap jalan rusak di ruas Bojonggenteng-Kalapanunggal, Kabupaten Sukabumi, agar segera diperbaiki. Tetapi, menurut Kepala Desa Berekah, Andriansyah, spanduk tersebut bukan berasal atau dipasang warganya.
"Kita bisa mengambil hikmah dari kejadian kemarin. Secara pribadi saya sangat tidak setuju dengan pamasangan banner (spanduk) itu. Tapi mudah-mudahan ini juga menjadi perhatian Dinas PU Bina Marga untuk segera memperbaiki ruas jalan Bojonggenteng-Kalapanunggal. Karena ruas tersebut merupakan ruas utama warga Kabandungan, Kalapanunggal, dan Bojonggenteng beraktivitas," kata Andriansyah, Sabtu (31/12/2022).
"Bahkan kami tidak mengetahui perihal pemasangan banner. Memang warga mendambakan ada perbaikan untuk infrastruktur jalan, tetapi warga setempat juga kurang sepakat dengan pemasangan banner seperti itu, lantaran kami menyadari bahwa segala sesuatu itu butuh proses," imbuh dia.
Baca Juga: Setiap Hari ASN Lewat, 5 Aspirasi Emak-emak Soal Jalan Rusak di Cikembar Sukabumi
Andriansyah mengatakan warga Desa Berekah berniat menurunkan spanduk itu pada Jumat sore. Namun, setelah dicek ke lokasi, spanduk yang viral di media sosial tersebut sudah tidak ada. "Sudah ada yang menurunkan terlebih dulu, jadi pemasangan sebelumnya bukan dari warga setempat," katanya.
Menurut Andriansyah, warga tidak mungkin memasang spanduk seperti itu karena harus mengeluarkan uang untuk membuatnya. Andriansyah mengatakan spanduk tersebut dipasang Jumat kemarin dan baru beberapa jam sudah ada yang melepasnya.
Andriansyah mengatakan jalan rusak itu sebenarnya terjadi dari Pakuwon hingga wilayah Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. Pada 2019, kata dia, jalan ini sudah diperbaiki. Namun berselang enam bulan, kembali rusak lantaran ketika itu diperbaiki saat musim hujan.
"Jalan itu dulunya bagus, hanya karena ada pekerjaan galian yang membuat jalan rusak. Sehinggga faktor lain karena drainase yang harus diperbaiki. Kemudian pada 2020 itu kan lagi Covid-19, jadi anggarannya terbatas," ujar dia.
"Adapun upaya dari desa sudah koordinasi dan konfirmasi ke Dinas PU, sehingga sudah menganggarkan, jalan itu akan diperbaiki. Jadi suda dianggarkan pada 2023," tambah Andriansyah.