SUKABUMIUPDATE.com - Pergerakan tanah di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, bertambah parah pada Kamis (29/12/2022). Ini diduga disebabkan tingginya curah hujan dalam beberapa waktu terakhir.
Camat Palabuhanratu Ali Iskandar mengatakan kondisi yang khususnya dipicu curah hujan tinggi sejak Rabu malam, 28 Desember 2022, tersebut mengakibatkan 20 rumah warga roboh (sebagian, seluruhnya, dan lanjutan), jalan raya anjlok, hingga pipa saluran air pecah.
Diketahui, rumah-rumah tersebut telah rusak sejak bencana pergerakan tanah mulai terjadi pada Maret 2021 di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren.
Baca Juga: Mengungsi Tanpa Solusi, Asa Penyintas Pergerakan Tanah di Pasir Suren Sukabumi
Adapun penanganan yang sudah dilakukan pihaknya, kata Ali, mengimbau warga yang masih menghuni rumah rusak parah agar segera mengosongkannya. Kemudian menunggu proses relokasi penyintas pergerakan tanah ke lahan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) tuntas.
"Saya sudah membuat surat permohonan ke Bupati agar warga yang terdampak (juga) dapat menempati dulu Rusunawa ASN di Desa Cimanggu," ujar Ali dalam laporannya.
"Penanganan kabel listrik yang rebah (roboh) dan pipa PDAM pecah, dipastikan petugas terkait sudah meluncur ke lokasi. Untuk jalan anjlok dibutuhkan bantuan traffic cone, sedangkan bangunan rusak yang mengancam jiwa perlu alat berat untuk dirobohkan," imbuh Ali.
Saat berita ini ditayangkan, petugas BPBD Kabupaten Sukabumi sudah berada di lokasi untuk menanggulangi bencana pergerakan tanah tersebut.
"Saat ini sebagian tim sedang merobohkan rumah-rumah yang mengancam rumah lain seizin pemilik rumah tersebut. BPBD juga melanjutkan asesmen karena banyak rumah warga yang terdampak," kata Sub Koordinator Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim.
Baca Juga: Pergerakan Tanah Landa Desa Cijangkar Sukabumi, Rumah dan Tempat Usaha Terdampak
Sementara arus lalu lintas di ruas jalan nasional yang anjlok di lokasi pergerakan tanah diberlakukan buka tutup.
Sebelumnya, warga penyintas bencana pergerakan tanah di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren, menagih solusi dari pemerintah. Lebih dari sembilan bulan mereka mengungsi tanpa kejelasan kapan relokasi yang dijanjikan tersebut bisa terealisasi.
Bencana ini membuat puluhan rumah warga rusak, belasan di antaranya rusak berat. Warga korban bencana pun ada yang bertahan atau memilih mengungsi. Namun semakin lama, warga yang bertahan terus dihantui bayangan bencana susulan, hingga akhirnya memilih mengungsi.
Awalnya mereka mengungsi di rumah tetangga dan kerabat, tetapi karena terlalu lama warga-warga itu banyak yang tinggal di rumah kontrakan berbayar setiap bulannya. Sejak masa tanggap bencana ditutup beberapa waktu lalu, belum ada keputusan kapan mereka menempati Hunian Sementara atau Huntara.