SUKABUMIUPDATE.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengapresiasi atas inspirasi Kabupaten Sukabumi yang kini masih kuat mempertahankan keutuhan nilai budaya leluhur khususnya Kasepuhan adat dengan leuitnya.
Menurut pria yang akrab disapa Emil itu, leuit atau bangunan penyimpan padi di Kasepuhan Adat telah menjadi solusi atasi krisis pangan di Kabupaten Sukabumi.
"Minggu lalu saya launching gerakan leuit se-Jawa Barat, inspirasi nya dari Kasepuhan-kasepuhan Kabupaten Sukabumi, karena dengan leuit ini saat krisis pangan terjadi, Kabupaten Sukabumi akan aman,” ujar Emil saat membuka acara Riksa Budaya Sabilulungan di Lapang Cangehgar Palabuhanratu, Jumat (23/12/2022).
Baca Juga: Loker! Dibutuhkan 3.296 PPPK Kementerian ATR/BPN, Berikut Syarat Lengkapnya
Menurut Emil, melalui gerakan tersebut diwajibkan ribuan desa di Jawa Barat memiliki leuit, sehingga setiap panen bisa menabung beras dan gabah supaya bisa bertahan atau survive dari krisis pangan di masa mendatang.
Lebih lanjut Emil menuturkan, Provinsi Jawa Barat memiliki kurang lebih 108 ekspresi budaya yang diakui oleh pemerintah pusat. Diantaranya, kata Emil, angklung dogdog lojor dari Kabupaten Sukabumi yang ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTb).
"Dimana 81 nya ada disaat kami menjadi Gubernur, kita motivasi, kita lestarikan dan kita register dan alhamdulilah salah satunya tadi kita berikan ke Kabupaten Sukabumi. Dengan total tadi 108, dan tahun ini ada 19, terbanyak se Indonesia. Nah oleh karena itu kita lakukan salah satu panggungnya adalah riksa budaya,” ujarnya.
Baca Juga: 10 Wilayah di Sukabumi yang Paling Sepi, Juaranya Kecamatan Tegalbuleud
Emil menjelaskan, Riksa Budaya merupakan kegiatan tahunan yang ditujukan untuk melestarikan tiga kekuatan budaya di Jawa Barat yaitu Melayu-Betawi, Priangan, dan Kacirebonan.
Emil menambahkan, Kabupaten Sukabumi Merupakan lokasi ketiga penyelenggaraan Riksa Budaya Jawa Barat yang sebelumnya dilaksanakan di indramayu dan depok.
Adapun dengan diadakannya Riksa Budaya, Emil berharap kabupaten Sukabumi lebih maju dari segi ekonomi dan pariwisatanya.
Baca Juga: 9 Rekomendasi Hotel di Sukabumi untuk Staycation saat Libur Nataru
"Dengan dukungan ini kita harapkan Kabupaten sukabumi khususnya maju sebagai kabupaten yang ekonominya mantap, pariwisatanya luar biasa dan yang paling juara pelestarian budayanya,” tuturnya.
Sementara itu Bupati Sukabumi Marwan Hamami menyampaikan rasa syukur bahwa warisan budaya tak benda (WBTb) yang berkembang di kabupaten sukabumi telah ditetapkan menjadi WBTb nasional tahun 2021, antara lain jipeng, angklung dogdog lojor, dan tari cepet.
"Ikhtiar tersebut merupakan salah-satu bukti bahwa pemerintah kabupaten sukabumi berkomitmen dan serius mendorong warisan budaya yang ada dan berkembang di daerah ini agar terus lestari melalui proses penetapan menjadi WBTb nasional dan penetapan cagar budaya peringkat kabupaten sampai nasional,” jelasnya.
Baca Juga: Mengapa Sukabumi Dingin dan Sejuk? Yuk, Mengenal 3 Gunung yang Mengapit Wilayah Ini!
Oleh karenanya Marwan berharap kolaborasi dan sinergi dari semua pihak dalam mengembangkan dan memanfaatkan potensi kebudayaan di kabupaten sukabumi menjadi semakin baik guna mendorong terjadinya peningkatan dalam pemajuan kebudayaan daerah.
"Kita sadari bilamana semua cagar budaya ini dikelola dengan baik oleh orang-orang yang amanah, maka aset bangsa dan negara di daerah ini bisa tetap lestari bahkan diyakini juga memiliki multiplier effect positif yang sangat besar terhadap peradaban masyarakat di daerah hingga perkembangan laju roda perekonomian masyarakatnya yang semakin terus dinamis,” tandasnya.
Pada kesempatan tersebut Bupati Sukabumi Marwan Hamami menerima Sertifikat WBTb atas kesenian dogdog lojor dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang diserahkan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Selain itu ada beberapa kesenian yang ditampilkan pada kesempatan tersebut yaitu Kohkol Keprak, Pencak Silat, Aneka Tarian, Karawitan, Calung, Wayang Golek dan Kaulinan Barudak.