SUKABUMIUPDATE.com - Warga di Kampung Cibatu Legok, Desa Nagrak, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, geger dengan kehadiran lutung di tengah permukiman. Belum diketahui dari mana lutung tersebut berasal.
Peneliti primata lutung Jawa yang juga sebagai pegiat lingkungan Sukabumi Hijau Dede Rizal menyatakan jenis lutung tersebut adalah lutung Jawa atau bahasa latinnya Trachypithecus Auratus.
Dia mengatakan hidup lutung berkoloni dan apabila terlihat hanya seekor saja maka ada dua kemungkinan yaitu tersesat atau ada yang memeliharanya namun dilepas.
Baca Juga: Mengapa Sukabumi Dingin dan Sejuk? Yuk, Mengenal 3 Gunung yang Mengapit Wilayah Ini!
“Kalau misalnya satu ekor kemungkinan tersesat. Kedua dia bisa saja faktor human misal ditangkap dan dilepas," kata Dede saat ditemui di Sunda Coffee di Kota Sukabumi, Senin (19/12/2022).
Menurut dia, Lutung Jawa tersebut kemungkinan besar dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Resort Situ Gunung. Sebab jarak dari permukiman penduduk itu tidak terlalu jauh.
Dia menyatakan sudah melihat foto lutung tersebut dan diperkirakan usia lutung tersebut sekitar 7 tahunan dengan jenis kelamin jantan. "Itu dewasa kurang lebih 7 tahunan. Laki-laki, kalau betina di selangkangannya ada warna putih," ungkapnya.
Baca Juga: Pakai Paku Bumi, Ini Target Waktu Perbaikan Jembatan Pamuruyan Sukabumi
Dia menyatakan lutung yang masuk ke pemukiman bisa menyebabkan konflik dengan manusia. "Bahaya banget. Pertama dapat menyebabkan konflik dengan masyarakat. Bisa aja nanti ditembak atau dibunuh, sedangkan lutung dilindungi UU,” ujarnya.
Dia menyatakan lutung itu tak akan menyerang, namun lutung itu yang bakal diserang. Sehingga bagi yang menemukan lutung harus melaporkan ke pihak berwenang agar dilakukan evakuasi.
Dia juga menyebut, Kalau lutung Jawa makanannya adalah dedaunan yang memiliki protein seperti daun Damar, kaliandra dan lainnya. "Tapi daunnya daun muda yang ada dipucuknya. Kalau lutung makan buah-buahan berarti terjadi perubahan pola makan. Biasanya kalau lutung makan buah berarti berkelimpahan daunnya sudah habis," pungkasnya.