SUKABUMIUPDATE.com - Jembatan Pamuruyan ambrol tak hanya memicu terjadinya kemacetan di jalan Sukabumi-Bogor. Kejadian tersebut juga menyebabkan anjloknya pendapatan sopir angkot.
Sopir angkot jurusan Cicurug - Cibadak, Diki (32 tahun) menyatakan dalam sehari dia bisa mendapatkan Rp 100-150 ribu dan kondisi tersebut berubah setelah jembatan Pamuruyan ambol pada 13 Desember 2022.
Menurut dia, dua hari setelah jembatan ambrol pendapatannya anjlok sekitar Rp 30-50 ribu per hari.
Penyebabnya, untuk mengantarkan penumpang dari Cibadak ke Cicurug saja membutuhkan waktu berjam-jam, apalagi angkot tersebut, melewati jembatan Pamuruyan sehingga yang semestinya bisa 5 rit menjadi 2 rit saja.
Baca Juga: Arus Lalin Jalur Sukabumi - Bogor, Kendaraan Mengular ke Arah Jembatan Pamuruyan
Kondisi itu berangsur membaik, setelah ada upaya tutup buka arus lalu lintas.
“Sedikit membaik penghasil bisa mencapai Rp 60-70 ribu dalam sehari, harapan saya semoga jembatan pamuruyan ini segera rampung dalam proses perbaikan, sehingga bisa diberlakukan dua arus kembali," ujarnya, Minggu (18/12/2022).
Tak hanya angkot jurusan Cibadak-Cicurug saja, sopir angkot jurusan Warungkiara - Cibadak, Yusuf (28 tahun) juga mengeluhkan hal serupa. Sebelum jembatan ambrol, dia bisa mencapai Rp 150 ribu dalam sehari namun saat ini paling banyak sekitar Rp 80 ribu dalam sehari.
Baca Juga: Terjebak Macet, Pengendara: Parungkuda ke Jembatan Pamuruyan Sukabumi 2 Jam Lebih!
Yusuf menyatakan, angkot jurusan Warungkiara-Cibadak tak melewati jembatan Pamuruyan dan biasanya menunggu penumpang di daerah Cibadak dari angkot jurusan lain diantaranya jurusan Cibadak-Cicurug.
Tapi karena angkot jurusan Cibadak-Cicurug terjebak kemacetan, maka Yusuf harus menunggu penumpang hingga berjam-jam. Sehingga harusnya dalam sehari bisa narik 5 rit menjadi 2 atau 3 rit.
"Penumpang yang mau naik angkot saya tiba di Cibadaknya telat," kata Yusuf.
Senada dengan Dedi (49 tahun), sopir angkot Cibadak-Cisaat. Dia menyatakan jembatan Pamuruyan yang ambrol berdampak terhadap pendapatan sopir angkot.
"Dalam sehari, dia bisa mendapatkan pendapatan hingga Rp 160 ribu, namun untuk hari ini buat setoran aja belum ada, setoran itu Rp 150 ribu seharinya, sedangkan saya baru mendapatkan Rp 60 ribu sampai dengan sore ini," imbuhnya.
Sama dengan sopir angkot lainnya, Dede berharap proses perbaikan jembatan ini berjalan dengan lancar. “Agar lalu lintas kembali dua arus dan perekonomian kami kembali normal," pungkasnya.