SUKABUMIUPDATE.com - Arus lalu lintas di jalan nasional Sukabumi - Bogor terus memerah sejak Selasa pagi tadi, (13/12/2022). Kendaraan dari kedua arah mengular sepanjang jalan raya, akibat sistem buka tutup pasca ambruknya jembatan pamuruyan di Cibadak Kabupaten Sukabumi.
Aplikasi google maps, merekam hingga pukul 12.30 WIB, ekor antrian kendaraan dari arah Bogor sudah mencapai SMAN 1 Parungkuda. Sementara antrian kendaraan dari arah Sukabumi mencapai RSUD Sekarwangi.
Sebagian badan jembatan, khusus trotoar ambruk pada pukul 09.00 WIB, dengan panjang kurang lebih 10 meter. Petugas langsung mengamankan lokasi dengan memasang haris polisi, sehingga kendaraan yang melintasi jembatan dibatasi.
Baca Juga: Ambrol Setelah Trailer Lewat, Ini Pemicu Jembatan Pamuruyan Cibadak Sukabumi Ambruk
“Kita berlakukan sistem buka tutup, untuk mengurangi volume kendaraan yang melintasi jembatan pamuruyan, khususnya di bagian yang ambruk,” jelas Kapolsek Cibadak AKP Ridwan Ishak kepada sukabumiupdate.com.
Ridwan Ishak bersama belasan personel dari Polsek Cibadak, Polres Sukabumi, TNI, Dishub dan warga melakukan pengaturan di mulut jembatan, baik dari arah Sukabumi maupun Bogor.
“Kami minta semua bersabar. Harus buka tutup karena kondisi jembatan pamuruyan pasca ambruk tidak memungkinkan,” beber Ridwan Ishak.
“Sekali lagi Kami minta warga bersabar, antrian kendaraan pasti terjadi. Dan personel sudah di lapangan untuk melakukan pengaturan lalu lintas,” bebernya.
Ambruknya jembatan pamuruyan ini terjadi saat pengerjaan jembatan duplikasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pembangunan duplikasi jembatan Pamuruyan ini perlu dilakukan karena jembatan lama yang sekarang masih digunakan oleh masyarakat sudah berusia lebih dari 30 tahun.
Baca Juga: Jembatan Pamuruyan Cibadak Ambrol, Jalan Nasional Sukabumi-Bogor Buka Tutup
Saat ini pelaksana pembangunan jembatan duplikasi tengah mengkaji dampak dari ambruknya badan jembatan pamuruyan lama. “Ini kejadian yang tidak diharapkan, post mejer. Kejadian bukan karena kesalahan teknis,” jelas Aldi Tri Pamungkas, pengawasan pelaksana lapangan pembangunan jembatan duplikasi Pamuruyan 2, kepada awak media.
Secara singkat, Aldi menjelaskan pemicu ambruknya jembatan pamuruyan lama, yang terjadi saat pelaksanaan pembangunan proyek jembatan duplikasi tengah membuat pondasi baru, disamping badan jalan yang merupakan pondasi jembatan lama.
“Pondasi baru kita buat mepet ke badan jalan dan pondasi jembatan lama. Saat kita bor sedalam 14 meter kemudian diisi coran beton, kekuatan tanah melemah. Akibat hujan, dan usia jembatan yang memang lebih dari 30 tahun, terjadi pergerakan tanah dan tiang penyangga utilitas disana ambruk,” ungkap Adli.
Reporter: Ibnu/Magang