SUKABUMIUPDATE.com - Beredar di media sosial sebuah video kantor Puskesmas Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, terendam banjir semata kaki orang dewasa.
Camat Palabuhanratu Ali Iskandar mengatakan peristiwa dalam video itu terjadi pada Senin, 5 Desember 2022 sekira pukul 15.00 WIB. Banjir kiriman tersebut berasal dari Sungai Ciranca yang meluap setelah diguyur hujan cukup deras.
Menurut Ali, air tidak merendam ke dalam ruangan, hanya merendam bagian halaman hingga teras Puskesmas dan berangsur surut sekira pukul 17.45 WIB.
Baca Juga: Rusak Disapu Banjir, Jembatan Citiis Ciemas Mulai Diperbaiki Dinas PU Sukabumi
Dengan adanya peristiwa tersebut, Ali mengimbau masyarakat yang berada di bantaran Sungai Ciranca untuk tetap waspada dan berhati-hati sebab BMKG memprediksi cuaca masih belum bersahabat.
Tidak hanya itu, Ali juga meminta dengan adanya peristiwa air Sungai Ciranca meluap, masyarakat tidak ada lagi yang membuang sampah sembarangan ke sungai.
“Kita semua harus melakukan antisipasi, mitigasi, agar perubahan fenomena alam bisa kita antisipasi, memang berdasarkan ramalan cuaca BMKG di akhir tahun ini, relatif curah hujan meningkat,” katanya, Selasa (6/12/2022).
Baca Juga: Banjir Setinggi Leher Orang Dewasa Terjang Cijalingan Sukabumi Akibat Hujan Deras
“Oleh karenanya kepada masyarakat di sekitaran bantaran sungai untuk tetap waspada dan berhati-hati dan mempersiapkan diri bila ada hal-hal yang kemudian tidak bisa kita tangani secara manusiawi,” sambung dia.
Peristiwa air Sungai Ciranca meluap, menurutnya bukan kali ini saja, beberapa tahun lalu juga pernah terjadi hal serupa. Ali menuding perilaku oknum masyarakat yang mendirikan bangunan di bantaran sungai juga sebagai salah satu penyebabnya.
Baca Juga: Dampak Hujan Deras, 15 Titik Bencana di Kota Sukabumi: Banjir hingga Longsor
“Daya dukung, daya tampung alam itu tergantung dari perilaku kita sebagai manusia, contoh misalnya bantaran sungai yang seharusnya tidak boleh didirikan bangunan dan faktanya hari ini sudah banyak. Provinsi sudah intervensi, sudah melakukan kajian di sekitaran itu, salah satu faktornya tadi pemanfaatan alam yang tidak arif dan bijak,” ujarnya.
“Memang harus ada afirmasi action untuk melakukan penertiban, mudah-mudahan secepatnya bantuan provinsi bisa turun di Palabuhanratu mengingat memang sudah mulai sangat kritis untuk segera ditangani,” katanya.