SUKABUMIUPDATE.com - Pohon Gutta Percha yang tumbuh menjulang tinggi menjadi pemandangan saat melintas di Jalan Cikidang, tepatnya daerah Cicareuh, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi.
Pohon karet oblong, demikian sebutan lain untuk pohon ini. Di masa lampau, pohon tersebut sengaja ditanam di tempat tersebut karena ada manfaatnya.
Namun tak jarang, pohon karet oblong itu tumbang secara tiba-tiba dan mencelakakan pengguna jalan. Faktor usia menjadi penyebab robohnya pohon.
Baca Juga: Karet Oblong Renggut Nyawa, 5 Fakta Hutan Eksotis Gutta Percha di Cikidang Sukabumi
Untuk menjaga hal-hal yang tak diinginkan, sejumlah pohon ditebang.
Menanggapi hal itu, pegiat media sosial yang juga pemerhati Sukabumi Dedi Suhendra angkat suara. Pria yang merupakan pendiri Sukabumi Face itu mengatakan, boleh saja pohon tersebut ditebang asalkan tidak sporadis.
“Jangan sampai habis tak tersisa, jika habis pohonnya apa yang bisa kita ceritakan nanti. Terhadap bangunan dan kawasan yang sudah masuk Cagar Budaya sepatutnya tetap dijaga, walaupun penebangan di sisi jalan memang harus dilakukan demi keselamatan masyarakat akibat robohnya pohon tua,” kata Dedi kepada sukabumiupdate.com, Senin (5/12/2022).
Baca Juga: Pesona Cikidang Sukabumi, Gutta Percha Zaman Belanda hingga Bukit Algoritma
Dedi menyatakan, di daerah Cipetir itu terdapat pabrik tua pengolahan karet dari getah Gutta Percha. Saat ini, pabrik bernama Tjipetir itu beroperasi ketika ada pesanan saja.
Getah dari pohon itu, kata Dedi dipakai sebagai bahan baku untuk alat kesehatan. “Digunakan untuk medical, yaitu bahan sambungan gigi palsu, jadi selama orang sakit gigi, kebutuhannya akan selalu ada,” ujarnya.
"Dari data dan informasi yang kami ketahui, ada beberapa hutan Gutta Percha di Malaysia dan Indonesia, namun saat itu Hindia Belanda mengembangan Guttapercha di wilayah kita, yaitu di Desa Cipetir," kata Dedi.
Menurut Dedi mereka membibitkan, menanam dan menjaga pohon guttapercha sehingga dipanen dan diambil daunnya kemudian digiling menggunakan roda batu granit raksasa dan dihancurkan setelah itu dikeringkan menjadi tepung dan dicetak menjadi kotak atau bulat.
"Harapan saya mudah-mudahan pohon Gutta Percha bagian dalam hutan masih ada, sebagai upaya menjaga pohon Gutta Percha dari kepunahan," pungkasnya.
Reporter: Ibnu (magang)