SUKABUMIUPDATE.com - Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Nusa Putra menyelenggarakan Character Building yang bertempat di Bumi Mandiri Center, JL Kadudampit KM. 6, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.
Character Building dilatarbelakangi potensi besar yang dimiliki mahasiswa/i penerima beasiswa untuk dikembangkan. Kegiatan ini dipersiapkan sebagai wadah untuk mengembangkan potensi mahasiswa/i agar dapat menjadikan manusia yang berkualitas.
Sebanyak 102 mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Nusa Putra penerima beasiswa. Adapun beasiswa yang diantaranya yaitu Program Beasiswa Bupati Sukabumi, Program Beasiswa Wali Kota Sukabumi, Beasiswa Atlet, Beasiswa Santri, Beasiswa Tahfidz Quran, Beasiswa Pluralisme Non Muslim, Beasiswa Difabel, Beasiswa Seniman, Beasiswa Juara Olimpiade, Beasiswa ketua OSIS, Beasiswa Indonesia Timur, dan Beasiswa Afirmasi Non Jawa Barat yang mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan Character Building tersebut dibuka oleh wakil rektor 3 Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama yang diwakilkan oleh Gia Yosep Gunawan, S.T. Kegiatan bertema "Find Your Identity Being a Golden Generation", punya makna agar para mahasiswa/i penerima beasiswa tersebut di atas memiliki identitas yang berkarakter untuk menyiapkan dirinya sebagai generasi emas.
Ketua pelaksana, Pariz Alparuq mengatakan sebagai seorang calon pendidik maka mahasiswa/i harus memiliki sikap integritas, tanggung jawab serta sikap lainnya yang mencerminkan pancasila sebagai pedoman mereka dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
“Adapun tujuan diadakannya kegiatan ini yaitu untuk meningkatkan rasa syukur para mahasiswa/i penerima beasiswa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai ajang mempererat tali silaturahmi antar mahasiswa,” jelasnya dalam keterangan pers yang diterima sukabumiupdate.com, Senin (28/11/2022).
Baca Juga: Mengenal Telemedicine, Ganas Nusa Putra Sukabumi Bicara Pentingnya Vaksinasi
Materi dalam kegiatan ini meliputi latihan kepemimpinan (Leadership), kerja sama tim (Teamwork), toleransi (Tolerance) dan juga diiringi oleh permainan-permainan yang mendukung materi yang ada.
Teofilus Ardian Hopeman, S.Pd., M.Pd yang menjadi pemateri pertama dalam kegiatan ini menyampaikan tentang konsep kepemimpinan Nabi Daud Álaihissalam dan Jalut (Goliath).
Kisah yang menggambarkan Nabi Daud Álaihissalam sebagai sosok yang pemberani, bertanggung jawab, taat dan rela berkorban. Sedangkan,Jalut (Goliath) merupakan sosok pemimpin yang arogan, serta memandang rendah orang lain. Meski memiliki tubuh yang tegap dan tinggi, dalam peperangan Jalut (Goliath) berhasil dikalahkan oleh Nabi Daud Álaihissalam yang ukuran badannya pun tampak seperti orang normal pada umumnya.
Berdasarkan kisah tersebut dapat diambil sebuah pembelajaran tentang
kepemimpinan Nabi Daud Álaihissalam yakni mau belajar dan juga rendah diri. Adapun awal dari kejatuhan seorang pemimpin yaitu harta, tahta, dan pasangan.
“Sebagai seorang pemimpin, kita juga harus mempelajari tiga kata penting dalam kehidupan yaitu tolong, maaf, dan terima kasih. Pemateri menutup sesi kepemimpinan tersebut dengan pernyataan “seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau belajar, memiliki skala prioritas, adanya komunikasi, dan juga taat,” ungkap Teofilus Ardian Hopeman.
Selanjutnya materi yang kedua, Dhea Adela, S.Pd., M.Pd. dan Fitria Nurulaeni, S.Pd., M.Pd. menyampaikan materi tentang materi kerja sama (Teamwork). Dimana hal ini adalah kunci dari organisasi untuk mencapai tujuan.
Baca Juga: How To Be Auditor Gaet 1000 Peserta, Webinar Mahasiswa Akuntansi Nusa Putra
“Tidak dipungkiri, akan selalu ada tantangan dan rintangan dalam menjalin kerjasama. Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa setiap individu sangat membutuhkan kehadiran orang lain untuk menumbuhkan nilai-nilai persatuan serta kerukunan, itulah alasan mengapa kita hidup berkelompok,” ungkap Dhea.
"Dengan kerja sama, insyaallah pekerjaan seberat apapun akan terasa lebih ringan. Sehingga, pencapaian tujuan dari pada organisasi tersebut dapat selesai dengan baik dan cepat" lanjut Fitria yang menegaskan bahwa komunikasi yang baik menjadi penting bagi kerjasama tim.
Materi terakhir yaitu toleransi disampaikan oleh Joko Suprapmanto, M.Pd. dan
Utomo S.Pd., M.M. Materi ini dibuka dengan sebuah cerita menarik antara Beki (seekor bebek) dan Coki (seekor ayam), dimana Beki tidak dapat berjalan di jalan yang berbatu.
Ini karena pada sela jari kaki Beki terdapat selaput yang dia gunakan untuk berenang. Sedangkan Coki, tidak bisa berenang seperti Beki karena pada sela jari kaki Coki tidak terdapat selaput seperti yang dimiliki Beki.
Nilai yang dapat kita ambil yaitu menghargai perbedaan. Berdasarkan kesimpulan cerita di atas, Joko mengatakan toleransi berarti menghargai keberagaman/perbedaan yang ada di sekitar kita.
”Sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia merupakan negara yang istimewa. Keistimewaan yang dimiliki Indonesia terdiri keberagaman suku, bahasa, budaya dan agama,” tegasnya.
Baca Juga: Lembah Cai Karya Mahasiswa Universitas Nusa Putra Lolos ke Pentas Nasional
Hal ini didukung dengan penguatan yang disampaikan oleh Utomo yaitu sebagai mahasiswa/i yang dipersiapkan sebagai calon pendidik harus dapat memahami nilai-nilai sikap yang menjadi poin utama pada Profil Pelajar Pancasila.
Pada akhir pemaparannya sebagai seorang pendidik maka harus memiliki sikap beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri.
Sumber: PGSD Universitas Nusa Putra (advertorial)