SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kampung Gedurhayu, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, yang mengungsi akibat terdampak gempa Cianjur mulai terserang batuk dan demam.
Warga Kampung Gedurhayu mengungsi di tenda semenjak gempa Cianjur mengguncang pada Senin, 21 November 2022. Tenda tersebut dibangun secara mandiri beratapkan terpal.
Tenda pengungsi itu dihuni oleh bayi, anak-anak hingga orang tua.
“Banyak bayi yang batuk-batuk, kalau orang dewasa batuk sama demam, untuk yang ingin membantu penanganan disini bawa obat-obatan," kata Ketua RW 10 Asep Supriyadi, kepada sukabumiupdate.com, Senin (28/11/2022).
Baca Juga: Dihantui Gempa Susulan, Warga Desa Titisan Sukabumi Bermalam di Tenda Seadanya
Asep menyatakan ada 26 posko pengungsian yang dibangun warga dan setiap poskonya diisi oleh 10 KK hingga 20 KK. Dia menyatakan di RW 10 ada 5 RT yang terdampak gempa yaitu RT 40, 41, 42, 43 dan RT 44
Selain obat-obatan, Asep menuturkan pengungsi juga butuh makanan. “Kalau ada bantuan saya salurkan, kalau tidak ada, mau tidak mau mereka tidak dapat jatah makanan," ungkapnya.
Asep menyatakan, tidak semua rumah di RW 10 yang rusak akibat gempa. Namun hampir 70 persen dari 354 KK mengalami kerusakan sedang maupun ringan akibat gempa tersebut.
Baca Juga: 200-an Keluarga Huni 7 Posko Pengungsian di Desa Titisan Sukalarang Sukabumi
"Kalau siang sebagian beraktivitas di rumah untuk masak dan nyuci. Kalau malam balik ke tenda, khawatir gempa susulan terus terjadi," jelasnya.
Kapolsek Sukalarang AKP Asep Jenal Abidin membenarkan bahwa pengungsi mulai terserang penyakit, namun untuk jumlahnya masih dalam pendataan Pihak Puskesmas.
"Kalau untuk jumlahnya [yang sakit] ada di Puskesmas, kemarin ditangani langsung oleh tim Posko dari Puskesmas Sukalarang," ujarnya.