SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi menyampaikan data sekolah rusak akibat gempa bumi 5.6 magnitudo pada Senin, 21 November 2022. Data sementara menyatakan enam sekolah tingkat SMP di Kabupaten Sukabumi rusak, baik ringan, sedang, maupun berat.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Khusyairin, mengatakan keenam SMP tersebut adalah SMPN 1 Cicantayan, SMPN 2 Cibadak, SMPN 2 Sagaranten, SMPN 1 Nagrak, SMPN 1 Surade, dan SMPN 2 Nagrak.
Rinciannya, SMPN 1 Cicantayan mengalami pagar roboh dan menimpa perumahan dan mengakibatkan genting rusak. Tidak ada korban luka maupun jiwa dalam kejadian ini. Petugas hubungan masyarakat SMPN 1 Cicantayan sudah ditugaskan berkomunikasi dengan pihak developer perumahan.
Kemudian di SMPN 2 Cibadak empat ruang kelas rusak ringan. Namun, perlu pemeriksaan lebih lanjut terkait kondisi struktur bangunan apakah masih aman digunakan atau tidak. Lalu SMPN 2 Sagaranten, di mana tiga ruang kelas dan satu perpustakaan semakin rusak, dari yang sebelumnya sudah tak layak.
Selanjutnya dampak gempa di SMPN 1 Nagrak, di mana pagar belakang sekolah roboh dan menghalangi akses jalan warga. Namun saat ini kondisi tersebut sudah dibersihkan. Kepala desa setempat sudah berkomunikasi dengan pihak sekolah dan beruntung tak ada korban luka maupun jiwa.
Kerusakan berikutnya terjadi di SMPN 1 Surade yakni pada pagar bagian belakang sekolah yang patah lantaran fondasi sebelumnya sudah terbawa longsor dipicu hujan beberapa pekan sebelumnya. Terakhir, dua kelas di SMPN 2 Nagrak retak ringan, tetapi struktur bangunan masih aman.
"Laporan sementara baru SMP, untuk SD masih didata. Kami sedang selektif, mengingat kerusakan bangunan SD memang sudah terjadi sebelum gempa. Jadi kami tidak mau mencampur kondisi sekolah yang sudah rusak sebelumnya dengan dampak gempa," kata Khusyairin, Selasa (22/11/2022).
Khusyairin menyebut untuk sementara, data SD yang sudah masuk dampak gempa bumi adalah SDN Suradita di Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi. SD ini sebelumnya memang sudah retak akibat tanah bergerak, namun saat ini akibat gempa bumi, bertambah kerusakannya.
Menurut Khusyairin, hampir semua ruangan kelas yakni kelas I sampai VI termasuk ruangan guru di SDN Suradita mengalami kerusakan meski bervariasi mulai sekadar retak hingga tanah bergeser dan amblas. Kondisi amblas, kata Khusyairin, diduga akibat gempa pada Senin kemarin.
"Sebelumnya juga sudah retak, hanya lantai keramiknya, tidak sampai amblas seperti sekarang," ujarnya.
"Kasi Sarpras sedang keliling ke lokasi melihat kondisi mana yang masih aman digunakan pembelajaran dan mana kondisi tidak aman. Selanjutnya disusun sebagai laporan ke Pak Bupati untuk selanjutnya dipikirkan bersama solusi penanganannya," kata dia.
#SHOWRELATEBERITA