SUKABUMIUPDATE.com - BPBD Kabupaten Sukabumi membagi tiga tim untuk melakukan asesmen dampak gempa bumi magnitudo 5.6 pada Senin, 21 November 2022 pukul 13.21 WIB.
"Pertama di Kecamatan Sukabumi, kedua Kecamatan Sukaraja, dan ketiga Kecamatan Sukalarang," kata Sub Koordinator Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Medi Abdul Hakim, Selasa (22/11/2022).
Selain melakukan pendataan, kata Medi, pihaknya juga kini gencar melakukan langkah edukasi kepada warga agar tak mudah percaya berita hoaks.
"Hoaks yang beredar di warga itu jam 9 tadi akan terjadi lagi gempa yang lebih besar, jam sekian akan ada lagi gempa, termasuk hoaks yang beredar di masyarakat bahwa adanya api di daerah gunung. Jadi warga beranggapan gempa yang terjadi adalah gempa di gunung, sedangkan dari keterangan BMKG bukan seperti itu,” tuturnya.
Untuk mempercepat asesmen, lanjut Medi, BPBD juga meminta bantuan kepada setiap desa untuk melakukan rekapitulasi sementara yang disertai data pendukung. “Seperti KK, KTP, dan foto visual,” kata dia.
Berdasarkan data sementara Pusat Pengendalian Operasi BPBD Kabupaten Sukabumi hingga Selasa pukul 00.00 WIB, gempa tersebut berdampak pada 681 rumah rusak di Kabupaten Sukabumi.
Daeng Sutisna dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Sukabumi menyebut hingga tengah malam tadi, hasil update sementara 57 rumah rusak berat, 28 rusak sedang, dan 225 rusak ringan.
Tidak hanya berdampak pada rumah warga, gempa tektonik dangkal ini juga merusak setidaknya enam sekolah dan 10 sarana ibadah. BPBD Kabupaten Sukabumi memastikan tidak ada laporan korban jiwa atas bencana ini.
"Laporan yang telah masuk kepada kami satu korban luka sedang dan 10 korban luka ringan. Hingga pukul 00.00 WIB belum ada laporan korban jiwa," ujar Daeng.
#SHOWRELATEBERITA