SUKABUMIUPDATE.com - 10 bangunan di Kampung Pangadegan, RT 15/07 Desa Sundawenang Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi rusak. Rumah tinggal dan fasilitas publik ini terdampak dari proses pembangunan tol bocimi seksi II, interchange Parungkuda.
Tak hanya rumah, sebuah bangunan yang sehari-hari digunakan untuk kegiatan keagamaan (majelis) masuk kategori rusak berat. Jamaludin (49 Tahun) pengelola majelis yang biasa digunakan untuk tempat anak-anak mengaji ini menceritakan bahwa kerusakan bangunan tersebut diawali dengan retak-retak akibat getaran dari alat berat.
“Sudah 3 bulan majelis ini tidak lagi digunakan karena bangunannya sudah retak kami khawatir ambruk. Kondisi sekarang makin parah, tak hanya tembok, pondasi turun dan atap pun sudah miring mau roboh,” jelas Jamaludin kepada sukabumiupdate.com, Kamis (17/11/2022).
Menurut Jamaludin, bangunan keagamaan tersebut mulai rusak akibat dari getaran mesin dan peralatan yang tengah beroperasi di proyek interchange parungkuda tol bocimi seksi II. Mulai dari lalu lalang alat berat yang melintas hingga proses pemancangan tiang-tiang beton dan lainnya.
Selain itu, rumah yang ditinggali Jamaludin juga terdampak. Tembok mulai retak hingga baru-baru ini ia harus memindahkan alat KWH listrik, karena khawatir ambruk
“Sebelumnya KWH ada dibelakang rumah karena mulai retak dipindah posisinya. Habis Rp 700 ribu untuk memindahkan kwh listrik itu,” pungkas Jamaludin.
Bangunan rumah terdampak juga dialami Mail (27 tahun). Menurut pemuda ini, getaran mobil proyek terasa sampai ke pemukiman warga Pangadegan. Apalagi rumah dan bangunan yang dekat dengan gerbang tol.
Rumah warga di Kampung Pangadegan, RT 15/07 Desa Sundawenang rusak terdampak proses pembangunan tol bocimi di Parungkuda Sukabumi
“Kurang lebih radius 500 meter pasti kena dampak. Sudah ada komunikasi dengan pihak kontraktor tol bocimi namun hingga saat ini belum terealisasi,” jelasnya kepada sukabumiupdate.com.
Sebelumnya, sudah ada survei dari pihak pengembang tol bocimi terkait dampak dari pembangunan infrastruktur nasional tersebut. "Sudah difoto dan tanya kerusakan apa saja, kabarnya dalam waktu dekat akan ditindaklanjuti, tapi sampai sekarang belum ada titik temu, yang dikhawatirkan namanya proyek, jika pekerjaan sudah selesai, tidak ada tanggung jawab. Kami disini hanya minta kepastian,” bebernya.
Hal serupa juga diungkap Dedi, dimana tempatnya tinggalnya saat ini sudah dalam kondisi mengkhawatirkan. Atap miring, genting turun, pondasi dan tembok retak.
“Sampai sekarang masih sering terasa getaran, karena proses pembangunan masih berjalan. Kita minta kebijakan dengan jalan baiknya saja," singkat Dedi.
Kepala Desa Sundawenang, Wahid membenarkan terjadi dampak dari pembangunan tol bocimi seksi II di Kampung Pangadegan khususnya RT 15/07. “Kamis sudah meninjau langsung ke lokasi, ada 10 bangunan terdampak, paling memprihatinkan adalah majelis milik Ustad Jamal,” bebernya.
Pihak desa, lanjut Wahid saat ini masih mengupayakan koordinasi dengan kontraktor tol bocimi seksi II. “Kita mendorong komunikasi dan mediasi antara warga terdampak dengan kontraktor, intinya kami akan memfasilitasi," ujarnya.
Hingga berita ini diturunkan, redaksi sukabumiupdate.com masih berusaha mengkonfirmasi tuntutan warga terdampak kepada pelaksana pembangunan tol bocimi seksi II.
Reporter: Ibnu (Magang)
#SHOWRELAREBERITA