SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri meluncurkan Gerakan Aksi Deteksi dan Intervensi Stunting di Kabupaten Sukabumi (Gadis Sukabumi) di Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat, Selasa, 15 November 2022.
Gerakan yang diluncurkan secara hybrid ini, sebagai komitmen Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam menurunkan dan mencegah stunting baru.
Apalagi, Pemerintah Kabupaten Sukabumi menargetkan angka stunting berada di kisaran 14 persen di 2024 nanti. Selain itu, tidak ada lagi stunting baru di Kabupaten Sukabumi.
Iyos mengatakan, gerakan ini lebih menekankan terhadap pencegahan stunting sejak awal kehamilan. Hal itu dilakukan dengan pengecekan kondisi ibu hamil.
"Sejak awal kehamilan sudah bisa dilihat dengan mengukur lingkar lengan atas ibu hamil tersebut. Ketika lingkarannya di bawah 23,5 cm, harus langsung diintervensi nutrisinya. Sebab bisa kemungkinan KEK (Kekurangan Energi Kronis) dan anaknya beresiko stunting," ujarnya.
Pendeteksian tersebut, harus dilakukan dari posyandu atau pelayanan kesehatan di tingkat bawah. Sehingga, proses intervensi bisa lebih tepat sasaran.
"Ketika ditemukan yang KEK, baru digempur oleh perangkat daerah dan semua pihak untuk intervensi nutrisinya. Sehingga, ibu hamil itu diberi nutrisi yang lengkap untuk mencegah anaknya stunting," ucapnya.
Terkait intervensi nutrisi ini, sejumlah perangkat daerah telah banyak berbuat seperti Dinas Pertanian menanam padi nutri zinc. Padi tersebut dianggap mampu mencegah stunting.
"Nutri zinc ini diberikan kepada ibu hamil ataupun anak yang stunting. Sehingga gizinya terpenuhi ditambah dengan nutrisi dari ikan dan lainnya," ungkapnya.
Pemberian nutrisi ini pun, harus diberikan kepada anak sejak 1000 hari pertama kehidupan. Sebab, tumbuh kembang anak itu dimulai dari 1000 hari pertama. "Selama 1000 hari pertama, anak harus dicecar makanan bergizi," bebernya.
Dalam kegiatan ini pun, diadakan pasar murah untuk memberikan kemudahan gizi bagi yang stunting termasuk mencegah inflasi di Kabupaten Sukabumi. "Kita juga melakukan beberapa langkah untuk mengurangi inflasi. Salah satunya dengan pasar murah dan pembagian paket sayur," terangnya.
Melalui gerakan ini, Iyos berharap stunting di Kabupaten Sukabumi menurun. Sebab, stunting dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak anak dan metabolik.
"Maka dari itu, kami berharap stunting turun dan tidak ada lagi yang baru di Kabupaten Sukabumi. Semua bisa terwujud dengan kerja bersama," ungkapnya.
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara mengatakan, stunting merupakan permasalahan bersama dan harus dilawan bersama-sama. Apalagi, telah ada sistem untuk mendeteksi dan menangani stunting.
"Sekecil apapun hal yang perlu dilakukan bersama untuk mengatasi stunting ini," bebernya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi dr. Rika Mutiara menambahkan, kegiatan ini sebagai langkah penting pemda untuk memastikan integritas pelaksanaan intervensi penurunan stunting secara bersama-sama.
"Kegiatan ini dilakukan sekaligus membangun komitmen publik dalam penurunan stunting," pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut dilakukan sejumlah penyerahan oleh Iyos Somantri seperti beras nutri zinc, ikan, dan sayuran. Selain untuk pencegahan stunting, Iyos pun membagikan produk dan benih hortikultura sebagai upaya pengendalian inflasi.
Hal itu dilakukan kerjasama antara Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat.
#SHOWRELATEBERITA