SUKABUMIUPDATE.com - Pohon-pohon gutta percha atau kareng oblong di Cikidang Kabupaten Sukabumi Jawa Barat kembali memakan korban jiwa. Pohon tua berusia ratusan tahun ini tumbang menimpa pengendara yang melintas hingga meregang nyawa.
Pohon yang tumbang merupakan jenis pohon Gutta Percha atau pohon karet oblong yang pernah berjaya di masa Kolonial Belanda.
Tim sukabumiupdate.com telah merangkum lima fakta seputar Kasus Pohon Tumbang Gutta Percha di Cikidang, Sukabumi.
1. Peristiwa Tumbangnya Tanaman Langka Gutta Percha Sukabumi dan menimbulkan korban jiwa.
- Pertama, Selasa 15 November 2022, sekitar pukul 07.00 WIB. Di jalan Cikidang, Kampung Cipetir, Desa Cicareuh, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Pohon Gutta Percha tumbang dan menimpa seorang pengendara motor Honda Beat dengan nomor polisi F 3075 UBU. Pohon tumbang saat korban melaju menuju Cibadak dari arah Cikidang, Kabupaten Sukabumi.Korban kemudian dinyatakan tidak terselamatkan atau tewas di lokasi kejadian.
- Kedua, Minggu 27 Februari 2022, sekitar pukul 14.00 WIB. Pohon karet oblong tumbang di Jalan Cipetir Desa Cicareuh, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi. Pohon yang berukuran besar menimpa satu unit mini bus bernomor polisi F 8415 QM hingga kondisinya ringsek dan sopir serta penumpangnya terjepit badan mobil, satu korban meninggal dunia.
2. Tanaman Langka Gutta Percha Sukabumi Tumbang karena Tua.
Diketahui, pohon Gutta Percha yang tumbang memiliki diameter sekitar 1 meter. Pohon Gutta Percha atau pohon karet oblong tumbang akibat usia yang tua sehingga kondisinya sudah keropos dan lapuk. Penyebab tersebut diungkap oleh Ramdan Rustarmono selaku Kepala Desa Cicareuh, karena di sekitar perkebunan PTPN VIII tak turun hujan saat kejadian berlangsung.
3. Tanaman Langka Gutta Percha Sukabumi Pernah Berjaya
Melansir dari situs resmi PT Perkebunan Nusantara VIII, Tanaman Langka Gutta Percha Sukabumi pernah mengalami masa kejayaan karena sempat Terkenal di era Kolonial Belanda. Sejarah menyatakan Kabupaten Sukabumi pernah mengekspor Gutta Percha ke berbagai negara di Eropa, seperti Inggris, Korea, Jepang dan Jerman.
• Masa Kolonial Belanda
Gutta Percha Sukabumi memiliki tekstur yang unik. Saat jadi dari pabrik tekstur Gutta Percha cenderung elastis layaknya karet. Namun saat Gutta Percha sudah dingin, tekstur nya perlahan akan semakin mengeras.
Permintaan pesanan Gutta Percha akhirnya mengalami peningkatan. Berawal dari tahun 1885 Pemerintah Kolonial Belanda memutuskan membangun pabrik pengolahan Gutta Percha di Sukabumi, Jawa Barat.
• Ekspor ke Inggris, Korea, Jepang dan Jerman
Ekspor besar-besaran getah Gutta Percha ke negara Inggris menjadi salah satu sejarah kejayaan terbaik Sukabumi yang berhasil membawa nama bangsa Indonesia di Kancah Internasional. Inggris membutuhkan Gutta Percha di bidang industri pelapis kabel telegraf pada akhir abad 19.
Gutta Percha Ekspor Sukabumi digunakan untuk membelah samudera dan menghubungkan hampir seluruh benua di dunia dengan teknologi telegraf. Bahkan, jumlah Gutta Percha yang diekspor cukup fantastis yaitu mencapai 16 juta kg.
Tak cukup di situ saja, pada abad ke-20, Inggris menaikkan Ekspor Gutta Percha Sukabumi hingga total 88 juta kg, guna memenuhi kebutuhan tambahan
Bahkan, jumlah Gutta Percha yang diekspor cukup fantastis yaitu mencapai 16 juta kg.
Tak cukup di situ saja, pada abad ke-20, Inggris menaikkan Ekspor Gutta Percha Sukabumi hingga total 88 juta kg, guna memenuhi kebutuhan tambahan kabel komunikasi sepanjang 200 ribu mil.
Sementara Korea, Jepang, dan Jerman biasanya memesan 200 kilogram Gutta Percha setiap satu atau dua tahun sekali dari pabrik Gutta Percha di Desa Cipetir, Sukabumi Jawa Barat.
4. Status Pabrik Gutta Percha Sukabumi di Kancah Internasional
Pamor pabrik Gutta Percha di Desa Cipetir kian menurun saat dunia menemukan alternatif bahan lain, yakni getah karet di awal tahun 1900-an. Tahun 1921, pabrik Gutta Percha Tjipetir berhenti beroperasi dan penggunaan gutta percha sebagai pelapis kabel bawah laut benar-benar tergantikan oleh polietilena yang mulai dikenal pada 1930-an.
5. Hutan Gutta Percha Cipetir yang Eksotis
Walaupun Gutta Percha sudah tinggal sejarah, keberadaan pohon-pohon penghasil produk tersebut yang dikenal warga setempat dengan nama karet oblong masih lestari hingga kini. Tua dan menjulang tinggi di sepanjang jalan raya Cikidang Palabuhanratu, tepatnya di kawasan desa Cipetir.
Spot hutan Gutta Percha ini bahkan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi desa khususnya sepanjang jalan Cipetir. Karena keberadaan pohon-pohon tua karet oblong ini berjejer rapi di kanan kiri jalan, serta tidak ditemukan di tempat lainnya.
Tak sedikit warga yang melintas, atau warga Cikidang mengabadikan foto foto Gutta percha ini dan membagikan di akun media sosial, sebagai salah satu spot keindahan jalur Cikidang Palabuhanratu, Sukabumi.
Sumber : PTPN VIII
Writer: Nida Salma M
#SHOWRELATEBERITA