SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Hadi Tjahjanto meninjau eks lahan terlantar yang menjadi kebun pisang Cavendish di Kampung Lio dan Kampung Cilandak, Desa Sirnajaya, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Rabu (26/10/2022).
Dalam waktu dekat ini, akan dilakukan panen raya pisang Cavendish di lahan tersebut pada November mendatang.
Sebelumnya, penanaman kebun pisang Cavendish di atas lahan redistribusi seluas 320 hektare itu digagas petani Desa Sirnajaya yang tergabung di dalam Koperasi Agro Tora Wajasakti bersama Menteri ATR/BPN sebelumnya Sofyan Djalil, 2021 silam.
Di kebun pisang itu, Hadi Tjahjanto terlihat berbincang dengan sejumlah petani kemudian menjanjikan akan datang kembali bila waktu panen pisang sudah tiba.
“Ini bagus pisangnya (bakal) besar-besar nanti. Nanti saya kesini kalau sudah panen," kata Hadi kepada salah seorang perwakilan petani.
Mantan Panglima TNI itu menilai, pemanfaatan lahan redistribusi menjadi kebun pisang Cavendish oleh petani di Desa Sirnajaya ini sesuai dengan semangat reforma agraria, tepat sasaran dan mempunyai nilai ekonomis.
"Yang penting adalah bahwa reforma agraria itu harapan dari pemerintah adalah tepat sasaran, artinya apa, petani juga mendapatkan redis, kemudian juga petani bisa melakukan kegiatan pertanian dan memiliki nilai ekonomis. Oleh sebab itu disini adalah satu hal yang bagus kita contoh, petani bisa melakukan kegiatan bertani dan Insya Allah bulan 11 bulan12 sudah ada hasilnya," ujarnya kepada awak media.
"Dan hasilnya pun sudah ada offtaker yang menerima dan pada waktu proses itu juga offtaker ini juga memberikan pelatihan, agar hasilnya baik. Untuk harga juga tidak akan merugikan petani karena harga tidak akan naik terlalu tinggi dan tidak akan turun terlalu jauh, akan stabil," sambung Hadi.
Menurut Hadi, redistribusi tanah yang bernilai ekonomis untuk petani sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.
"Pesan bapak presiden itu petani tanam saja nanti akan dibeli oleh pembeli, offtaker dalam hal ini, dengan harga yang tidak akan merugikan rakyat, dengan harga Rp 2.500 sekilo, itu baru dari petani ke koperasi. Dari koperasi nanti itu Rp 4.000, ini kan sudah menguntungkan petani, hal ini yang akan terus kita jaga. Hasilnya dari pertanian rakyat juga akan menghasilkan produk yang bagus," tandasnya.
#SHOWRELATEBERITA