SUKABUMIUPDATE.com - Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Hari Santri Nasional untuk tahun 2022 jatuh pada hari Sabtu, dan pemerintah daerah kota dan kabupaten Sukabumi memberikan makna khusus untuk momen ini.
Peringatan Hari Santri Nasional di Sukabumi diselenggarakan dengan meriah dan khidmat. Upacara Peringatan Hari Santri Nasional digelar secara bersamaan baik di Kota maupun Kabupaten Sukabumi.
Kementerian Agama turut menyampaikan bahwa upacara bendera Peringatan Hari Santri Nasional memiliki tema "Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan" dan dilaksanakan serentak pada Sabtu, 22 Oktober 2022.
Kota Sukabumi melaksanakan upacara peringatan Hari Santri di Lapang Merdeka sedangkan Kabupaten Sukabumi memilih alun-alun Masjid Agung Palabuhanratu sebagai pusat kegiatan peringatan hari santri.
Meskipun kegiatan peringatan hari santri juga dilaksanakan pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Sukabumi.
Tim sukabumiupdate.com telah merangkum berbagai kegiatan Peringatan Hari Santri Nasional di Kota dan Kabupaten Sukabumi. Yuk simak!
1. Peringatan Hari Santri Nasional di Kota Sukabumi
Kota Sukabumi termasuk salah satu daerah di Indonesia yang melaksanakan upacara peringatan hari santri nasional. Upacara dihadiri oleh jajaran pemerintahan kota Sukabumi beserta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah.
Walikota Sukabumi, Achmad Fahmi juga bertindak sebagai pembina upacara pada hari peringatan santri ini.
Hal ini diketahui dari akun instagram @dokpimkotasukabumi yang mendokumentasikan dan mengunggah foto kegiatan selama upacara di Lapang Merdeka berlangsung.
"Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi Menjadi Pembina Upacara Pada Peringatan Hari Santri Nasional 2022 Tingkat Kota Sukabumi di Lapang Merdeka, Sabtu (22/10/22).
Turut hadir dalam kesempatan tersebut unsur Forkopimda dan Jajaran Pemerintahan Kota Sukabumi" tulis @dokpimkotasukabumi, Sabtu (22/10/2022).
Para peserta dalam upacara peringatan hari santri di Lapang Merdeka mengenakan pakaian layaknya seorang santriwan santriwati pondok pesantren, misalnya baju koko berwarna putih, sarung serta peci berwarna hitam.
Penggunaan pakaian tersebut didasarkan pada edaran No SE 27 tahun 2022 tentang Pelaksanaan Upacara Bendera Peringatan Hari Santri 2022 yang telah diterbitkan oleh Kementerian Agama per 10 Oktober 2022.
“Peserta upacara menggunakan sarung, atasan putih, berpeci hitam bagi laki-laki, dan untuk perempuan dapat menyesuaikan,” terang Sekjen Kemenag Nizar Ali di Jakarta, Rabu (19//10/2022).
2. Peringatan Hari Santri Nasional di Kabupaten Sukabumi
Kabupaten Sukabumi memperingati Hari Santri Nasional dengan berbagai kegiatan yang sangat meriah.
Kegiatan tersebut meliputi program Wirausaha Santripreneur, Karnaval sampai dengan Penyelenggaraan kompetisi berbasis Islam.
a. Santripreneur
Program Santripreneur adalah salah satu program Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk meningkatkan minat, potensi dan bakat para santri pondok pesantren di bidang wirausaha.
Santripreneur diwujudkan dalam bentuk pelatihan wirausaha guna mengasah soft skill para santri pondok pesantren.
b. Jalan Santai
Wakil Bupati Sukabumi, Iyos Somantri menyampaikan bahwa peringatan hari santri nasional dapat dijadikan momen bersama antara santri dan pemkab sukabumi untuk sama-sama mewujudkan visi dan misi kabupaten Sukabumi.
Visi dan misi Kabupaten SUkabumi tersebut tak lain mengacu pada konsep agamis dan religius dalam kehidupan sehari-hari.
Iyos juga berkesempatan memberikan bibit pohon durian kepada pondok pesantren secara simbolis dalam rangka pelepasan jalan santai santri.
Adapun, rute jalan santai tersebut yakni mulai dari jalan Siliwangi, Pasar Palabuhanratu sampai dengan Jalan Pangsar Lio.
b. Kompetisi Berbasis Islam
Akan kurang rasanya apabila peringatan hari besar tidak disuguhi oleh berbagai macam kompetisi.
Pada peringatan Hari Santri Nasional Pemerintah Kabupaten Sukabumi juga menggelar berbagai jenis perlombaan berbasis Islam.
Cabang perlombaan tersebut diantaranya karnaval, kaligrafi, MTQ, MHQ, Qosidah, Dacil, tabuh bedug, busana muslim, lomba adzan dan lomba nasi tumpeng.
Rangkaian acara dilaksanakan di lapangan Sepakbola Desa Purwasedar, Sabtu (22/10/2022) dan akan ditutup dengan tabligh akbar pada malam harinya (20.00 WIB).
Tabligh Akbar diadakan sebagai ajang penutupan sekaligus pengumuman pemenang kompetisi pada masing-masing cabang lomba.
**PENTING KAMU TAHU: Dibalik meriahnya Peringatan Hari Besar Islam tak luput dari makna penting yang melatarbelakangi tanggal bersejarah tersebut.
Seperti halnya, peringatan Hari Santri Nasional, 22 Oktober yang dirayakan oleh seluruh umat Islam terutama Santri di Kota dan Kabupaten Sukabumi.
Oleh karena itu, simak 3 fakta sejarah Hari Santri yang dilansir dari laman Nahdlatul Ulama!
1. Asal Mula Hari Santri Menuai Polemik
Hari Santri yang saat ini diperingati mulanya berasal dari usulan masyarakat pesantren. Masyarakat pesantren ingin meneladani kaum santri yang telah berjuang menegakkan kemerdekaan Indonesia dan butuh momentum untuk mengingat dan mengenang hal tersebut.
Namun demikian, polemik justru terjadi ketika adanya dua kubu yaitu pihak yang pro dan kontra terhadap usulan ini.
Penolakan dari pihak kontra dilandaskan pada kekhawatiran polarisasi, sampai dengan muncul ketakutan timbulnya perpecahan karena tidak adanya validasi atau pengakuan bagi kaum non santri.
2. Hari Santri Nasional Disahkan Oleh Presiden Joko Widodo
Presiden memiliki fungsi sebagai kepala negara yang dapat menjadi penengah saat konflik terjadi. Pada polemik usulan hari santri, Joko Widodo yang sedang menjabat sebagai presiden akhirnya membuat keputusan dengan mengeluarkan Keppres.
Pada 15 Oktober 2015, Presiden Joko Widodo kemudian menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Keputusan tersebut menetapkan bahwa Hari Santri jatuh pada 22 Oktober.
3. Alasan Hari Santri Diperingati Setiap 22 Oktober
KH Abdul Ghofar Rozin, Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), menyampaikan bahwa peringatan Hari Santri Nasional tidak semata-mata jatuh pada 22 Oktober saja, Sabtu (19/09/2015).
Akan tetapi penetapan 22 Oktober justru dilatarbelakangi oleh tiga alasan penting sebagai berikut:
a. Tanggal 22 Oktober mengingatkan bangsa pada Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari.
Resolusi jihad diketahui merupakan sebuah ketetapan yang menggerakkan massa dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Pertama, Hari Santri Nasional pada 22 Oktober, menjadi ingatan sejarah tentang Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari. Ini peristiwa penting yang menggerakkan santri, pemuda dan masyarakat untuk bergerak bersama, berjuang melawan pasukan kolonial, yang puncaknya pada 10 November 1945,” kata Gus Rozien.
b. Konsistensi jaringan santri menjaga perdamaian.
Catatan perjuangan para kiai menjadi bukti sejarah yang strategis, bahkan sejak kesepakatan mengenai darul islam (wilayah Islam) pada Muktamar Ke-11 NU di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
“Sembilan tahun sebelum kemerdekaan, kiai-santri sudah sadar pentingnya konsep negara yang memberi ruang bagi berbagai macam kelompok agar dapat hidup bersama. Ini konsep yang luar biasa,” jelasnya.
c. Kelompok santri dan kiai mengawal tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdiri.
Gus Rozin mengatakan bahwa NKRI tidak dapat berdiri tanpa adanya dukungan dari rakyatnya. Saat itu, kelompok santri dan kiai turut andil sebagai garda terdepan NKRI.
“Para kiai dan santri selalu berada di garda depan untuk mengawal NKRI, memperjuangan Pancasila. Pada Muktamar NU di Situbondo, 1984, jelas sekali tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara. Bahwa NKRI sebagai bentuk final, harga mati yang tidak bisa dikompromikan,” tutur Gus Rozin.
#SHOWRELATEBERITA
Sumber : kemenag.go.id, nu.or.id
Writer: Nida Salma Mardiyyah