SUKABUMIUPDATE.com - Proses pembangunan kawasan pedestrian Balai Kota Sukabumi selesai. Wajah baru Balai Kota akan segera diresmikan oleh pemerintah daerah, dengan icon Dago City Light.
Program ini, memang tak hanya menata jalan dan trotoar di depan Balai Kota, tapi juga menyentuh kawasan pedestrian Dago atau jalan Juanda Kota Sukabumi yang lebih dulu dibangun.
Setelah pedagang kaki lima kuliner di pindahkan, kawasan ini terus dipercantik sebagai ruang publik dengan konsep pedestrian. Kekinian, Dago dan Balai Kota disulap menjadi kawasan City Light, yang tak hanya nyaman saat siang hari tapi juga indah saat malam menyelimuti Kota sukabumi.
Lampu warna-warni akan menjadi daya tarik utama kawasan Dago saat malam tiba. Dari bawah di pertigaan Martadinata hingga ke atas menuju Balai Kota Sukabumi.
Seluruh batang pohon di kanan kini kawasan Dago kini diberi lampu penerang. Wali Kota Achmad Fahmi bahkan sudah membocorkan landmark baru Kota Sukabumi ini melalui akun-akun media sosial sejak beberapa hari lalu.
Akun tersebut juga membagikan video reels saat malam hari tepat di depan balai kota sehingga city light Kota Sukabumi terlihat secara langsung.
"Secepatnya akan diresmikan bro," ucap Fahmi singkat saat dikonfirmasi sukabumiupdate.com, soal wajah baru Balai Kota dan kawasan dago ini, Rabu (19/10/2022).
Warna warni Balai Kota Sukabumi dalam konsep Dago City Light | akun instagram @sukabumicitycom
Apa sih city light?
City Light adalah gabungan kata dalam bahasa inggris yang terdiri dari dua kata yaitu "city" dan "light". City berarti "kota", sedangkan light artinya adalah "lampu/cahaya". Jadi, ketika dua kata ini digabung maka city light artinya lampu/cahaya kota.
City Light atau cahaya kota menjadi pendamping bintang dan bulan yang menyinari bumi di malam hari. Sehingga, light atau cahaya dalam diksi "city light" akan kamu nikmati secara sempurna saat malam hari tiba.
CIty Light amat sangat dikagumi atau dinikmati oleh para pecinta panorama malam. Kesan hidup dari sorotan sinar dari city light ini mampu menambah keindahan kota yang sulit ditemukan di siang hari.
Balai Kota Sukabumi
Balai Kota Sukabumi adalah kantornya Wali Kota yang ternyata menjadi salah satu aset bangunan bersejarah, heritage. Yuk, simak sejarah balai kota sukabumi berikut, menurut situs resmi Portal Sukabumi Kota!
1. Balai Kota Sukabumi Bermula Dari Gedung Sewaan
Tahun 1914 merupakan awal terbentuknya Gemeente Sukabumi (Wilayah Administratif Sukabumi).
Pada masa ini, diketahui Kota Sukabumi tidak memiliki anggaran yang cukup untuk membangun gedung sendiri, sehingga Gemeente Sukabumi harus menyewa bangunan atau menumpang di tempat lain.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya pada bulan Juli 1925, Gemeente Sukabumi memilih G.F. Rambonnet sebagai Burgemeester pertama.
2. Balai Kota Sukabumi Dahulu Milik Pengusaha Bernama Lie Ek Tong
Di tahun yang sama (1925), tepatnya di bulan Oktober, Gemeente Sukabumi menyewa sebuah bangunan besar milik seorang Pengusaha Tionghoa bernama Lie Ek Tong. Bangunan tersebut terletak di Tjikoleweg Nomor 23.
Tujuan penyewaan tersebut adalah sebagai tempat kegiatan operasional Staf Gemeente Sukabumi untuk sementara waktu.
Bangunan yang disewa ini berbentuk gepleisterd billiken gebouw atau bilik dengan plesteran, yang sebagai door de Gemeente Sukabumi Gebruikt als Gemeentehuis atau Balai Kota.
3. Balai Kota Sukabumi Dibeli Saat Resesi Ekonomi 1932 Seharga 12.600 Gulden
Pada tahun 1932 indonesia mengalami resesi ekonomi. Resesi ekonomi yang terjadi mengakibatkan Pengusaha Lie Ek Tong bangkrut.
Pengusaha Lie Ek Tong akhirnya memutuskan untuk menjual bangunan yang digunakan Gemeente Sukabumi. Bangunan ini dijual kepada Gemeente Sukabumi dengan biaya sebesar 12.600 Gulden atau saat ini 12.600 Gulden setara dengan Rp. 108,884,902.76 (sumber: google).
4. Pembangunan Balai Kota Sukabumi Dibantu Oleh Berbagai Sektor
Balai Kota Sukabumi dibangun selama dua tahun sejak 1932 sampai dengan 1934 sebelum akhirnya diresmikan.
Pembangunan ini dilaksanakan saat resesi ekonomi sehingga sumber daya dan sumber dana pun terbatas.
Balai Kota Sukabumi dalam masa pembangunannya telah melibatkan berbagai sektor seperti adanya sumbangan jam listrik dari perusahaan Gebeo (saat ini PLN) dan lambang Gemeente Sukabumi yang dihadiahkan oleh Braat NV.
Lambang tersebut kini terletak di pintu masuk Balai Kota Sukabumi. Pada tanggal 22 Februari 1934, Burgemeester G.F. Rambonnet kemudian meresmikan Gemeentehuis atau yang sekarang disebut sebagai Balai Kota Sukabumi.
#SHOWRELATEBERITA
Writer: Nida Salma Mardiyyah