SUKABUMIUPDATE.com - BMKG mendeteksi gempa dangkal di Barat Laut Kota Sukabumi pada Minggu pagi, 16 Oktober 2022, pukul 07:16:08 WIB. Titik gempa berada bawah lahan pertanian (sawah) di Desa Sukasari Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat, dengan kekuatan 2,1 magnitudo.
Akun media sosial info gempa dunia, melansir data BMKG menyebut gempa tersebut berlokasi di 6.89 lintang selatan – 106.89 Bujur Timur. Atau 5 kilometer barat laut Kota Sukabumi.
“Info Gempa Mag:2.1, 16-Oct-22 07:16:08 WIB, Lok:6.89 LS - 106.89 BT (5 km BaratLaut KOTA-SUKABUMI-JABAR), Kedalaman: 10 Km ::BMKG,” tulis info gempa dunia. Dalam postingan belum ada netizen yang melaporkan merasakan getaran gempa dangkal tersebut.
Gempa di lokasi ini bukan yang pertama terjadi. BMKG mencatat ada beberapa gempa dangkal yang terjadi kaki gunung Gede Pangrango wilayah Kabupaten Sukabumi, khususnya Cisaat.
#SHOWRELATEBERITA
Pada 21 Maret 2022 lalu, gempa dangkal juga terjadi di wilayah Desa Sukasari Cisaat. Magnitudo 2.0 di 5 kilometer barat laut Kota Sukabumi Jawa Barat, Senin pagi. BMKG mencatat gempa ini terjadi pukul 06:58:20 WIB, berlokasi 6.89 LS - 106.89 BT, dengan kedalaman 19 kilometer.
BMKG tidak mengumumkan resmi gempa-gempa kecil namun, dari grup media sosial pemantau aktivitas tektonik diketahui jika gempa ini dirasakan oleh sejumlah warga Sukabumi. Dalam kolom komentar grup facebook info gempa dunia, salah seorang netizen Budiyanto di Cibeureum Kertasari Sukabumi mengakui merasakan getaran gempa tersebut.
Sumber gempa di kaki gunung Gede Pangrango wilayah Sukabumi ini sendiri belum terpetakan oleh para ahli. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG menyebut gempa tersebut dipicu sesar aktif, dangkal dan belum terpetakan.
Rentetan gempa di zona ini terjadi tahun lalu, tepatnya 11 Januari 2021. Saat itu Koordinator Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG, Dr Daryono menjelaskan gempa yang mengguncang wilayah Sukabumi, sekitarnya merupakan gempa tektonik, yang belum terpetakan oleh BMKG.
“Belum terpetakan sumber patahan pemicu gempa tersebut,” jelas Daryono.
Dalam sejumlah kesempatan, ahli mitigasi gempa bumi BMKG ini selalu mengingatkan warga yang tinggal di lokasi rawan gempa, untuk selalu waspada. Tidak terpancing isu tak bertanggung jawab, dan melakukan perbaikan-perbaikan struktur bangunan.
“Tidak ada gempa yang merenggut korban luka atau korban jiwa. Tapi bangunan yang kurang kuatlah pemicu korban. Bangunan roboh akibat gempa,” bebernya.