Tak Progresif Soal Masalah Agraria di Sukabumi, 3 Catatan SPI Usai Nonton Debat Publik II Pilkada 2024

Sabtu 23 November 2024, 11:16 WIB
Ilustrasi.  Serikat Petani Indonesia atau SPI memberikan 3 catatan penting usai debat publik II pilkada Kabupaten Sukabumi, yang berlangsung di Kabupaten Bandung Jumat 22 November 2024. (Sumber: istimewa)

Ilustrasi. Serikat Petani Indonesia atau SPI memberikan 3 catatan penting usai debat publik II pilkada Kabupaten Sukabumi, yang berlangsung di Kabupaten Bandung Jumat 22 November 2024. (Sumber: istimewa)

SUKABUBUMIUPDATE.com - Serikat Petani Indonesia atau SPI memberikan 3 catatan penting usai debat publik II pilkada Kabupaten Sukabumi, yang berlangsung di Kabupaten Bandung Jumat 22 November 2024. Untuk debat publik terakhir ini, KPU memilih tema Sinergitas Pembangunan Daerah, Provinsi dan Nasional untuk Mewujudkan Pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang berwawasan Kebangsaan.

Sub tema yang disorot SPI tentang alih fungsi lahan program strategis nasional dan potensi konflik agraria. Disini SPI menilai kedua paslon belum menunjukkan langkah progresif dalam menangani masalah agraria yang banyak menimbulkan masalah sosial dan pelanggaran HAM.

Ada tiga catatan yang diberikan SPI setelah melihat pemaparan paslon 01 Iyos - Zainul dan paslon 02 Asep Japar - Andreas tentang masalah agraria. Seperti disampaikan Rojak Daud, aktivis SPI Sukabumi secara tertulis kepada sukabumiupdate.com, Sabtu (23/11/2024).

Baca Juga: Bantu Ekosistem PPMI, Kementerian BUMN Dukung Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

Pertama: Paslon belum menempatkan reforma agraria sebagai landasan pembangunan bidang agraria dan pedesaan. Padahal, cita-cita keadilan dan kedaulatan agraria mewujud di dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945.

Kedua: Seharusnya untuk kedaulatan petani dan Nelayan reforma agraria dijadikan landasan road map penghormatan, perlindungan, pemenuhan dan pemulihan hak atas sumber-sumber agraria bagi petani, nelayan umumnya untuk masyarakat sukabumi.

“Paradigma tentang kesejahteraan petani nelayan hanya untuk menjawab kebutuhan teknis berkaitan aksesnya saja atau alat produksi, sebatas pendayagunaan dan ketahanan keluarga petani nelayan untuk bisa bertahan hidup, belum sampai pada politik agraria adalah hak rakyat atas tanah yang berdaulat sebagai hak konstitusional dijamin sepenuhnya oleh negara,” jelas Rojak.

Baca Juga: Pemkab Sukabumi Buka Data, Anggota Komisi II DPR RI Minta Kemendagri Cek Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024

Ketiga, Pembahasan reforma agraria dalam debat tidak konsekuen dan konsisten dan kontradiktif. reforma agraria hanya seperti pemanis atau tempelan program untuk menarik pemilih dari kelompok petani. Karena disisi lain akan menyiapkan lahan pertanian baru, tetapi juga mau menyisihkan 20 persen.

Menurut Rojak, kalau pemerintah menyiapkan lahan itu adalah menghidupkan kembali domain vaklaring zaman penjajah, negara memiliki tanah dan rakyat menjadi manfaatnya, pemahaman dasarnya seperti itu, tetapi tidak tau skemanya nanti seperti apa yang dimaksud.

“Menyisihkan 20% dari HGU itu juga perlu pendalaman lagi, apakah sekedar normatif seperti selama ini, berlaku di lahan-lahan konflik dan disana ada gerakan sosial masyarakat baru disisihkan, sedangkan yang tidak diadvokasi oleh organisasi tani tidak ada penyisihan untuk petani,” bebernya.

Baca Juga: Lagi! Truk Sampah Pemkab Sukabumi Terguling, Picu Macet di Jalur Cibadak

20 persen itu lanjut Rojak, apakah itu untuk HGU yang mau diperpanjang, semenatara untuk pembaharuan HGU, upaya dan keberpihakan ke petani seperti apa? Langkah untuk memberikan sanksi kepada pemegang HGU yang menelantarkan tanah, begitu juga yang HGU nya sudah habis puluhan tahun bagaimana?.

“Itulah persoalan mendasar yang harus dipahami oleh paslon, untuk menjadikan reforma agraria sebagai peta jalan menuju masyarakat yang berdaulat sehingga titik akhirnya adalah sejahtera dan mandiri,” tegasnya.

“Sehingga konsepnya adalah Petani bisa berdaulat secara pangan, yaitu memiliki jaminan secara konstitusi Hak atas tanah dan didayagunakan, bukan sekedar ketahanan pangan yang mana petani bisa bertani, bisa menggarap yang penting ada penghasilan,” pungkas Rojak Daud.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Musik22 Februari 2025, 17:00 WIB

Lirik Lagu Extral Jennie BLACKPINK feat Doechii, yang Trending di Youtube

Jennie BLACKPINK kembali merilis lagu baru berjudul Extral yang dirilis pada Jumat, 21 Februari 2025. Kali ini, ia berkolaborasi dengan rapper wanita asal Amerika Serikat, Doechii.
Lirik Lagu Extral Jennie BLACKPINK feat Doechii, yang Trending di Youtube (Sumber : Youtube | Jennie)
Kecantikan22 Februari 2025, 16:54 WIB

Bisakah Mengunyah Permen Karet  Mengurangi Lemak di Wajah? Berikut 4 Risikonya

Mengunyah permen karet mungkin menyenangkan dan membantu melatih otot wajah, tetapi tidak cukup untuk mengurangi lemak di wajah.
Ilustrasi bisakah mengunyah permen karet mengurangi lemak di wajah (Sumber: Freepik/@drobotdean)
Sukabumi22 Februari 2025, 16:43 WIB

Usai Bacok Kakak hingga Tewas, Pelaku: Tolong Laporin Polisi Saya Bertanggung Jawab

Pelaku bacok kakak hingga tewas, menyerahkan diri kepada pihak kepolisian
F, pelaku bacok kakak hingga tewas. Sesaat setelah kejadian berdarah di Kadudampit Kabupaten Sukabumi (Sumber : dok warga)
Sukabumi22 Februari 2025, 16:21 WIB

Dari Rambonnet Hingga Ayep Zaki, Ngulik Sejarah 23 Wali Kota Sukabumi

Ngobrol dengan penikmat sejarah kesukabumian, Irman “Sufi” Firmansyah, kepemimpinan Kota Sukabumi dimulai pada masa kolonial Belanda dengan diangkatnya Mr. George François Rambonnet
Wali Kota Pertama, wali kota indonesia merdeka, wali kota dipilih DPRD dan pilkada serta wali Kota Sukabumi 2025 - 2023 (Sumber: dok berbagai sumber)
Bola22 Februari 2025, 16:00 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Madura United di Liga 1 2024/2025

Persib Bandung akan bertemu dengan Madura United dalam pertandingan pekan ke-24 BRI Liga 1 2024/2025 yang digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, pada Sabtu, 22 Februari 2025.
Link Live Streaming Persib Bandung vs Madura United di Liga 1 2024/2025 (Sumber : Instagram/@persib dan @maduraunited.fc)
Sukabumi22 Februari 2025, 15:23 WIB

Erik Ditemukan, Pemancing Hilang Disapu Ombak Pantai Karang Daeu Sukabumi

setelah tiga hari hilang, Jenazah pemancing yang tenggelam di pantai karang daeu Sukabumi ditemukan
Proses evakuasi jenazah Erik, pemancing yang hilang disapu ombak pesisir geopark ciletuh Sukabumi (Sumber: dok balawista)
Entertainment22 Februari 2025, 15:00 WIB

Sejumlah Musisi Indonesia Berikan Dukungan Untuk Sukatani: Gausah Ditarik Lagunya

Grup band asal Purbalingga, Sukatani tengah menjadi sorotan publik usah mengunggah video permintaan maaf atas lagunya berjudul Bayar Bayar Bayar dinilai mengkritik kepolisian.
Sejumlah Musisi Indonesia Berikan Dukungan Untuk Sukatani: Gausah Ditarik Lagunya (Sumber : Instagram/@dugtrax)
Sukabumi22 Februari 2025, 14:24 WIB

Saksi Ungkap Fakta Soal Tanah, Adik Bacok Kakak Hingga Tewas di Cikahuripan Sukabumi

Saksi kasus adik bacok kakak hingga tewas ungkap fakta soal tanah
TKP adik bunuh kakak di Sayangkaak Cikahuripan Kadudampit Sukabumi (Sumber: su/awal)
Bola22 Februari 2025, 14:00 WIB

Link Live Streaming Persita Tangerang vs Borneo FC di Liga 1 2024/2025

Persita Tangerang akan menjadi temanya Borneo FC dalam pertandingan lanjutan BRI Liga 1 2024/2025 yang bakal digelar pada Sabtu, 22 Februari 2025 di Stadion Indomilk Arena, Tangerang.
Link Live Streaming Persita Tangerang vs Borneo FC di Liga 1 2024/2025 (Sumber : Instagram/@borneofc.id dan @persita.official)
Sukabumi22 Februari 2025, 13:43 WIB

Pedagang Makanan Merugi, Emak-emak Tunggu Solusi Wabah Lalat Peternakan Ayam di Cidahu Sukabumi

Pemukiman warga di Desa Caringin Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi adalah salah satu wilayah yang terdampak wabah lalat . Jarak pemukiman dengan lokasi perusahaan ayam itu kurang dari 1 kilometer.
Pedagang makanan merugi sejak wabah lalat serbu pemukiman di sekitar peternakan ayam di Cidahu Sukabumi (Sumber: dok pedagang)