SUKABUMIUPDATE.com – Dalam Debat Publik yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Sukabumi pada Jumat malam (8/11/2024), ketiga pasangan calon (paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi menyampaikan visi dan gagasan mereka terkait penanganan sampah di Kota Sukabumi.
Acara yang berlangsung di Gedung Pertemuan Grand Cikareo, Kecamatan Warudoyong, ini turut mempertemukan Paslon nomor urut 1 Achmad Fahmi-Dida Sembada, Paslon nomor urut 2 Ayep Zaki-Bobby Maulana, dan Paslon nomor urut 3 Mohamad Muraz-Andri Setiawan Hamami.
Dalam sesi debat mengenai lingkungan dan tata ruang, ketiga paslon memberikan paparan tentang bagaimana mereka akan mengelola sampah dan melibatkan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan kota. Penanganan sampah menjadi salah satu isu utama yang diangkat, mengingat sampah telah menjadi masalah pelik di Kota Sukabumi.
Paslon nomor urut 3, Mohamad Muraz, menegaskan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Menurut Muraz, pengelolaan sampah perlu melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
"Lingkungan lebih dahulu ada dibandingkan manusia, jadi kita harus menjaga dan melestarikannya," ujar Muraz. Ia menyarankan agar pengelolaan sampah dilakukan secara terstruktur, mulai dari pengumpulan sampah di setiap kelurahan hingga pemanfaatan teknologi seperti insinerator untuk mengolah sampah menjadi pupuk.
Baca Juga: Digelar Malam Ini, KPU Beberkan Substansi Debat Publik Paslon Pilkada Kota Sukabumi
Baca Juga: Debat Pilwakot Sukabumi, Ayep Zaki-Bobby Bakal Anggarkan 1 Persen APBD untuk Pemuda
Muraz juga mencatat bahwa beberapa daerah lain sudah mulai memanfaatkan gas metan dari sampah sebagai sumber listrik, yang menurutnya perlu diadopsi oleh Kota Sukabumi.
Calon Wakil Walikota, Andri Setiawan Hamami, menambahkan bahwa Kota Sukabumi pernah meraih penghargaan Adipura dan ke depan, sampah bisa dijadikan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengelolaan yang lebih baik.
Dida Sembada dari Paslon nomor urut 1 menyoroti langkah-langkah konkret yang sudah diambil dalam lima tahun terakhir. Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pemilahan sampah dari hulu hingga hilir, yang berhasil mengurangi volume sampah hingga 20 persen.
Selain itu, Dida juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalin kerjasama dengan pabrik semen untuk pengelolaan RDF (Refused Derived Fuel) sebagai alternatif pengurangan sampah.
Di masa depan, Dida berkomitmen untuk meluncurkan program unggulan "Asri Sukabumi Bersih dan Sukabumi Hijau" yang melibatkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
"Program ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dan memperbaiki kualitas lingkungan di Kota Sukabumi," ujar Dida.
Sementara itu, Bobby Maulana dari Paslon nomor urut 2 menyoroti masalah sampah yang mengotori sungai-sungai di Kota Sukabumi. Menurut Bobby, sungai yang semula merupakan sumber kehidupan kini telah menjadi tempat penampungan sampah.
Untuk itu, ia menawarkan solusi dengan melibatkan anak muda melalui inisiatif "Tim Restu Bumi", sebuah kelompok relawan yang aktif membersihkan sungai dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
"Anak-anak muda yang peduli lingkungan memiliki semangat yang besar. Kita harus mendorong mereka untuk turun langsung ke lapangan dan menggugah kesadaran masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan," ujar Bobby.
Ketiga paslon memiliki pandangan yang berbeda, namun semuanya sepakat bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dalam debat ini, mereka menawarkan berbagai solusi inovatif yang tidak hanya berfokus pada pengurangan volume sampah, tetapi juga pada pemanfaatannya sebagai sumber daya yang dapat memberi nilai tambah bagi Kota Sukabumi.
Dengan berbagai gagasan yang disampaikan, masyarakat Kota Sukabumi kini dihadapkan pada pilihan yang menarik dalam memilih pemimpin yang dapat membawa perubahan dalam pengelolaan sampah dan menjaga kelestarian lingkungan di kota ini.