PHK, Pengangguran dan Kemiskinan: Tantangan Calon Pemimpin Baru di Sukabumi

Rabu 30 Oktober 2024, 13:09 WIB
Ilustrasi antrian pencari kerja. PHK pengangguran dan kemiskinan (Sumber: istimewa)

Ilustrasi antrian pencari kerja. PHK pengangguran dan kemiskinan (Sumber: istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Gelombang PHK atau Pemutusan Hubungan Kerja, pengangguran terbuka dan kemiskinan menjadi tantangan Kabupaten Sukabumi di masa mendatang. Calon pemimpin wilayah terluas se Jawa Bali yang saat ini tengah berkompetisi di pilkada 2024, wajib punya program kerja mumpuni untuk mengatasi tiga masalah sosial dan ekonomi ini.

Tiga masalah ini menjadi catatan penting dari simpulan diskusi publik ketenagakerjaan yang baru-baru ini dilangsungkan di Hotel Augusta Kabupaten Sukabumi. Sejumlah stakeholder hadir memberikan paparan dan ungkap data, mulai dari pengusaha, mantan buruh yang kena phk, perwakilan pemerintah daerah dari dinas tenaga kerja dan sosial, aktivitas mahasiswa dan elemen lainnya.

Dalam paparannya, DPK APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Kabupaten Sukabumi mencatat dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak pandemi covid-19, lebih dari 25 pekerja sektor industri padat karya (pabrik) di PHK dan 30 perusahaan (pabrik) bangkrut.

Baca Juga: Operasi Lodaya 2024: Mobil Wara-wiri Disita Polres Sukabumi, Alasannya Berubah Bentuk dan Keamanan

Ditengah gelombang PHK yang masih mengancam, angka pengangguran terbuka di Kabupaten Sukabumi pun tergolong tinggi. Data BPS 2023, pengangguran yang sama sekali belum bekerja (terbuka) ada di angka 7.23 persen, dari jumlah angkatan kerja yang mencapai 1,4 juta.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukabumi menegaskan bahwa sejauh ini (dalam 5 tahun terakhir) lebih dari 2.500 tenaga kerja terserap dari sejumlah program pemberdayaan ekonomi yang dilakukan. Disnakertrans mengakui jika kebutuhan tenaga kerja di Kabupaten Sukabumi mencapai 24 ribu.

BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sukabumi juga memaparkan data dalam diskusi publik ini. Dimana dalam 5 tahun terakhir hingga Oktober 2024, ada pengurangan hingga kurang lebih 58 ribu peserta BPJS kalangan tenaga kerja.

Baca Juga: Hanya Tampilkan C1, Perubahan Sirekap di Pilkada Sulitkan Publik Awasi Kecurangan

“Sejak covid 19, BPJS sudah melakukan berbagai upaya untuk tetap mempertahankan kepesertaan terutama dalam kalangan Tenaga Kerja Aktif. Ada kebijakan relaksasi iuran 1 persen, serta bantuan-bantuan untuk melindungi pekerja. Termasuk melayani pengajuan jaminan kehilangan pekerjaan,” ucap Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sukabumi, Okky Widya Ganda dalam diskusi dengan tema pengangguran di Kabupaten Sukabumi mau dibawa kemana?

Angka-angka PHK dan pengangguran ini, ternyata berbanding lurus dengan tingkat kemiskinan di Kabupaten Sukabumi. Pejabat Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi, dalam diskusi publik tersebut mengungkap berdasarkan DTKS ada 1.8 juta warga Kabupaten Sukabumi masuk kategori miskin dan rentan miskin. Untuk diketahui jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi per 2023 mencapai 2.8 jiwa.

DPK APINDO Kabupaten Sukabumi menyebut perusahaan bangkrut, PHK, pengangguran dan kemiskinan menjadi tantangan calon pemimpin daerah, yang saat ini tengah berkompetisi di pilkada 2024.

Baca Juga: Wabah Menari Frau Troffea 1518: 400 Orang Joget Kejang Diduga Keracunan Jamur

“Perlambatan ekonomi global akibat pandemi covid-19 dan perang di eropa (rusia - ukraina) memicu penurunan pasar dunia. Imbasnya order buyer menghilang. Saat ini walaupun order buyer perlahan bangkit, pengusaha tak sanggup bertahan di tengah ketimpangan biaya produksi,” tegas Ketua DPK Apindo Kabupaten Sukabumi, Sudarno SH dalam diskusi publik tersebut.

Pemerintah termasuk di daerah, lanjut Sudarno harus memastikan iklim investasi sehat dan lancar, jika tidak ingin makin banyak pabrik yang bangkrut dan tingginya gelombang PHK.

“Perlu menjaga iklim investasi dari gangguan-gangguan yang bersifat mempersulit pengusaha menanamkan modal di Kabupaten Sukabumi. Memastikan operasional investasi berjalan normal dan sehat. Serta mendorong kebijakan dari pusat, agar terciptanya iklim investasi yang ada dan sehat. Karena saat ini setiap daerah bersaing tidak sehat dalam hal fasilitasi biaya produksi. Pengusaha itu hanya memastikan untuk walaupun tipis, jika tidak ada keuntungan maka dipastikan mereka akan pergi (bangkrut),” bebernya.

Baca Juga: SENAPADMA 2024: Pentingkah Sex Education di Sekolah Dasar?

Di tengah tingginya angka pengangguran, Kabupaten Sukabumi juga dihadapkan dengan masalah mafia tenaga kerja yang beroperasi di pabrik-pabrik padat karya. Kasus pungli atau pungutan liar tenaga kerja terjadi namun sulit diberantas.

Sekretaris Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Suhendar kepada awak media usai diskusi publik tersebut membenarkan bahwa pihaknya juga menerima banyak laporan pungli tenaga kerja khususnya di pabrik-pabrik besar. “Masalahnya tim saber pungli yang sudah dibentuk pemerintah dan aparat penegakan hukum, tidak bisa bergerak tanpa laporan korban. Banyak suara sebut pungli tenaga kerja, namun saat kita minta korban untuk melapor sulit. Padahal dibutuhkan informasi untuk ringkus mafia pungli tenaga kerja tersebut,” bebernya.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkait
Berita Terkini
Sukabumi30 Oktober 2024, 15:23 WIB

Skema Pembagian Honor Ratusan Karyawan Sadbor yang Viral Live TikTok di Sukabumi

Satu orang warga Cikembar Sukabumi yang ikut berjoget Sadbor di TikTok, disebut dapat penghasilan hingga Rp 6 hingga 7 juta dalam satu bulan.
Sejumlah warga Kampung Babakan, Desa Bojongkembar, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi tengah melakukan live TikTok joget Sadbor. (Sumber Foto: SU/Asep Awaludin)
Sukabumi30 Oktober 2024, 15:15 WIB

Gunawan Sosok Viral Joget Sadbor TikTok Asal Sukabumi, Punya 300 Karyawan!

Sosok Gunawan TikTokers Joget Sadbor ala ayam mematuk kini sedang viral dan menjadi perhatian warganet.
Sosok Gunawan TikTokers Joget Sadbor ala ayam mematuk kini sedang viral dan menjadi perhatian warganet. (Sumber : SU/Awal).
Sukabumi30 Oktober 2024, 15:05 WIB

Aksi Protes Warga Benda Sukabumi, Tuntut Pabrik Garmen Prioritaskan Pekerja Lokal

Tuntutan agar pekerja lokal menjadi prioritas belum mendapat tanggapan.
Warga dan pekerja di lingkungan PT MCA di Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Rabu (30/10/2024). | Foto: SU/Ibnu Sanubari
Inspirasi30 Oktober 2024, 15:00 WIB

Loker Sebagai Cook dan Barista di Salah Satu Cafe di Kota Sukabumi, Minimal SMA Sederajat

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi. Loker Sebagai Cook dan Barista di Salah Satu Cafe di Kota Sukabumi, Minimal SMA Sederajat. (Sumber : Freepik)
Sukabumi30 Oktober 2024, 14:57 WIB

Begal Motor Teror Warga Sukabumi, Korbannya Ibu Rumah Tangga di Mangkalaya

eorang ibu rumah tangga warga Kecamatan Gunungguruh jadi korban, motornya dirampas dua pelaku begal saat melintasi jalan raya Cibencoy Mangkalaya, Rabu dini hari (30/10/2024).
Aksi begal di Mangkalaya Gunungguruh Sukabumi (Sumber: rekaman cctv)
Nasional30 Oktober 2024, 14:35 WIB

5.567 Orang di Jabar Jadi Nganggur, 5 Provinsi dengan PHK Terbanyak hingga Pertengahan 2024

Selama Januari hingga Juli 2024, sebanyak 42.863 tenaga kerja mengalami PHK.
(Foto Ilustrasi) PHK telah melanda berbagai sektor industri di Indonesia. | Foto: Istimewa
Film30 Oktober 2024, 14:30 WIB

Sinopsis Film Sang Pengadil yang Diproduseri Zarof Ricar

Sang Pengadil merupakan salah satu film terbaru Indonesia yang mengangkat tema beda dari yang lain, yakni hukum. Film tersebut tayang di seluruh bioskop Tanah Air pada 24 Oktober 2024.
Sinopsis Film Sang Pengadil yang Diproduseri Zarof Ricar (Sumber : Instagram/@sangpengadilmovie)
Life30 Oktober 2024, 14:00 WIB

Penjajahan Jepang Berpusat di Jawa, Romusha Awalnya Sukarela Para Pengangguran

Romusha Indonesia bekerja dalam kondisi yang sangat buruk, tanpa upah, makanan yang memadai, atau perlindungan medis.
Ilustrasi. Para Romusha Indonesia. Foto: IG/@lorongwaktu.id
Sukabumi30 Oktober 2024, 13:59 WIB

Tiang Telepon Nyaris Roboh di Cidahu Sukabumi, Ancam Keselamatan Pengendara

Penyebab pasti kejadian ini belum diketahui.
Tiang telepon yang nyaris roboh di Kampung Jabon Gardu RT 03/03 Desa Girijaya, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Rabu (30/10/2024). | Foto: Istimewa
Life30 Oktober 2024, 13:30 WIB

6 Mitos Gedung Sate Bandung: Cerita Neng Siti Hingga Lorong Bawah Tanah

Gedung Sate sendiri adalah salah satu bangunan kolonial yang paling ikonik di Bandung dan sekarang berfungsi sebagai kantor gubernur Jawa Barat serta museum.
Gedung Sate Bandung yang Menyimpan Banyak Kisah Misteri. Foto: IG/@gedungsate