SUKABUMIUPDATE.com - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) kian dekat. Para pedagang kaki lima (PKL) di pasar Kota Sukabumi sampaikan unek-uneknya kepada para paslon.
Berdasarkan penelusuran di sejumlah lokasi di pasar Kota Sukabumi, sebagian besar pedagang kaki lima mengaku tidak menghiraukan siapa pemimpinnya, mereka hanya berharap agar pasar di Kota Sukabumi dibenahi dan dikelola dengan baik.
Widi (44 tahun), pedagang ikan tongkol (cue) di pasar Stasiun Timur Kota Sukabumi mengaku hanya ingin berjualan dengan rasa aman, nyaman tanpa harus khawatir ada penggusuran.
“Saya emang jualan di trotoar sini udah lama, sempet kemarin kan ada himbauan disuruh masuk semua ke pasar pelita, cuman kan harus ada uang buat sewa, bukannya nggak mau masuk ke pasar pelita tapi kan nggak ada uangnya,” ujar Widi kepada sukabumiupdate.com di lapaknya, Rabu (16/10/2024).
“Kalo di dalem (pasar pelita) kan enak, nggak kehujanan, nggak kepanasan, cuman kalo nggak punya uang mah gimana,” kata dia.
Dia juga mengungkapkan tidak terlalu menghiraukan siapa yang akan terpilih nanti, menurutnya harapan para pedagang kaki lima hanya ingin berjualan di tempat yang semestinya. “Siapa aja lah (paslon) yang penting beresin aja pasar,” ucapnya.
Baca Juga: Rektor UMMI Ajak Paslon Pilkada Sukabumi 2024 Adu Gagasan saat Berkampanye
Baca Juga: Tiga Paslon di Pilwalkot Sukabumi Ditetapkan, Ini Tahapan Berikutnya Wajib Diketahui
Johan (48 tahun) seorang pedagang buah-buahan juga mengatakan hal yang sama, menurutnya menjadi pedagang kaki lima bukan pilihannya, namun desakan kebutuhan membuat dirinya kembali berjualan di badan jalan.
“Saya dulu udah beli jongko di dalam (pasar pelita) cuman kan sepi kurang pembelinya nggak kaya di luar sini, jadi ya kepaksa keluar lagi,” ujar Johan.
“Kalo bisa mah semua pedagang masuk (ke pasar pelita) terus digratiskan lah pengen mah, paling bayar retribusi buat kebersihan, keamanan mah nggak apa-apa,” ucapnya.
Sementara itu, Adi (34 tahun) seorang pedagang Jengkol di pasar yang berada di Jalan Julius Usman mengaku selalu khawatir lapak dagangannya digusur. Mengingat pasar di Kota Sukabumi seringkali mengalami perombakan.
“Saya baru jualan lagi di sini, udah lama saya nggak dagang, kemarin kan di sini (pasar Julius Usman) ditertibkan, saya nggak jualan hampir satu tahun,” kata Adi.
“Pengen netep aja, kemarin saat rencana buat dagang di sini lagi juga saya tanya-tanya dulu ke temen kondisi pasar gimana soalnya takut ada penggusuran lagi,” pungkasnya.