SUKABUMIUPDATE.com - Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi nomor urut 3 di Pilkada 2024, Mohammad Muraz-Andri Setiawan Hamami, resmi mendapatkan dukungan dari unsur bobotoh atau pendukung Persib Bandung di Kota Sukabumi.
Dukungan kepada paslon Muraz-Andri Juara (MAJU) itu langsung diberikan oleh lima unsur komunitas bobotoh yang terdiri dari Komunitas Viking Kerajaan Sukabumi, Bomber, Viking Sabumi, Hooligan dan Ultras usai nonton bareng (nobar) laga Persib Vs Persija di salah satu cafe milik Andri Hamami di Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, Senin 23 September 2024.
Calon Wali Kota Sukabumi nomor urut 3, Mohammad Muraz mengatakan, dalam kesempatan bertemu dengan bobotoh tersebut pihaknya banyak menerima aspirasi terkait olahraga sepak bola.
“Bobotoh inginnya Persib mendapat perhatian, para bobotoh mendapat perhatian seperti sekarang ya minimal memfasilitasi nobar, kemudian olahraga sepak bola ini yang paling disukai oleh masyarakat, mungkin kewajiban saya dan pak Andri kalau jadi Wali Kota untuk merehab kembali lapang Suryakencana untuk kegiatan olahraga sepakbola,“ ujar Muraz kepada sukabumiupdate.com, Senin (23/9/2024).
Baca Juga: Pilkada 2024: 5 Unsur Bobotoh Persib di Kota Sukabumi Dukung MAJU Muraz-Andri
Wali Kota Sukabumi periode 2013-2018 itu menyebut bahwa pada saat kepemimpinannya, budaya nonton bareng (nobar) sering digelar di halaman kantornya saat Persib berlaga.
“Dulu kan saya sering tiap Persib main ada nonton bareng di halaman parkir Pemda, ya kita lakukan lagi lah, itu kan bagus bagi kita semua,” ujarnya.
Menurutnya, olahraga merupakan salah satu kegiatan yang paling efektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh masyarakat. Oleh sebab itu pihaknya berkomitmen untuk mengembalikan budaya olahraga di Kota Sukabumi.
“Tentu, saya sering menyampaikan olahraga itu merupakan salah satu kegiatan sejak zaman orde baru menyebutnya mengolahragakan masyarakat, memasyarakatkan olahraga, tujuannya apa untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,“ kata Muraz.
“Karena olahraga ini salah satu yang sudah jelas bisa menumbuhkan daya tahan tubuh bisa lebih sehat, jadi promotif kesehatan," tambahnya.
Terlebih, dengan terbentuknya budaya olahraga di masyarakat dapat menekan beban negara dalam menanggung biaya BPJS Kesehatan.
“Promotif kesehatan kemudian menjadi preventif, jangan kuratif terus, sakit obatin-sakit obatin preventifnya enggak ada. Kalau bisa preventif, uang negara melalui BPJS juga jadi lebih ringan, lebih bisa dimanfaatkan untuk yang lain,” pungkasnya. (ADV)