SUKABUMIUPDATE.com - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Dzikir Al-Fath Sukabumi KH Fajar Laksana masuk dalam bursa pencalonan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi pada pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun 2024.
Namanya tercantum dalam laman polling salah satu website bersama beberapa nama lain seperti Achmad Fahmi, Andri S Hamami, Mohamad Muraz, Dida Sembada, dan sebagainya.
Pantauan sukabumiupdate.com di laman itu pada Kamis (21/3/2024) pukul 07.00 WIB, polling sementara menunjukkan Fajar Laksana memperoleh suara terbesar kedua dengan 888 suara, setelah Andri S Hamami, kemudian disusul Nurul Jaman Hadi.
Terkait munculnya polling ini, Fajar mengaku tidak tahu siapa yang mencantumkan namanya.
Baca Juga: Akui Ada yang Menyarankan, Pj Wali Kota Sukabumi Bicara Soal Maju di Pilkada 2024
“Mengenai polling yang terjadi sebetulnya saya juga tidak paham, mungkin nama saya dimasukkan salah satu yang dikenal, karena bukan nama saya saja, banyak tokoh-tokoh di Sukabumi yang masuk dalam polling,” kata Fajar, Kamis.
Fajar menyebut beberapa nama yang ada dalam polling itu belum tentu memiliki minat untuk menclonkan diri sebagai Wali Kota atauWakil Wali Kota Sukabumi, termasuk dirinya.
“Nama-nama di polling itu belum tentu berminat mencalonkan. Itu yang harus dipahami juga bahwa yang pertama saya tidak pernah ikut campur, saya tidak pernah memasukkan nama saya, dan saya pun tidak tahu siapa yang memasukkan nama saya ke dalam polling,” kata dia.
Meski begitu, Fajar menyebut ada beberapa orang yang sengaja mendatanginya dan meminta secara langsung untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota Sukabumi. “Sudah empat orang yang datang ke saya. Saya jelaskan, saya tidak pernah ada keinginan mencalonkan,” ucapnya.
Fajar menegaskan dunia politik bukan bidang yang dikuasainya dan saat ini masih fokus dalam dunia pendidikan serta keagamaan. Dia menyatakan hingga saat ini tidak memiliki keinginan untuk mencalonkan diri sebagai Wali Kota Sukabumi.
“Sukabumi kan kecil, tahu sebetulnya saya ini bukan orang yang beraktivitas di dunia politik praktis. Saya ini aktivitasnya di dunia pendidikan, keagamaan, dan sosial. Saya tidak pernah terjun ke dunia politik praktis dan tidak pernah punya keinginan untuk mencalonkan wali kota itu karena bukan bidang ilmu saya, bukan bidang pekerjaan saya,” kata Fajar.