SUKABUMIUPDATE.com - JAKARTA - Kekhawatiran sebagian masyarakat Jakarta atas dampak pindahnya ibu kota negara ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, tidak perlu terjadi. Perpindahan ibu kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) akan menjadikan Jakarta sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kota global yang akan melahirkan banyak potensi dan peluang usaha yang dapat menciptakan lapangan kerja baru yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan warga Jakarta.
Dialog Kebangsaan Arus Baru Indonesia (ARBI) bertajuk “The New Jakarta Pasca IKN” antara lain menyimpulkan Jakarta akan tetap menjadi magnet ekonomi dan investasi, baik bagi pelaku ekonomi domestik maupun investor asing. Beban Jakarta juga akan berkurang, terutama pada sektor transportasi yang saat ini mengakibatkan kemacetan akut serta berkurangnya polusi udara dan pencemaran lingkungan.
“Jakarta akan menjadi kota yang lebih humanis,”ungkap Ketua Umum ARBI Guntur Subagja Mahardika yang menjadi pembicara kunci (keynote speaker) dalam Dialog Kebangsaan yang menghadirkan narasumber Ir. Budi Sumadiyo, MBA (Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia/HKTI DKI Jakarta dan Ketua Asosiasi Pengusaha Industri dan Distribusi Indonesia/APINDIS), Agus Yuda Permana (Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri/Kadin DKI Jakarta), Dr. dr. Ulla Nuchrawaty (Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah/DPD RI), Fakih Syuhada (Pengurus Rumah Kemenangan Gibran), Alfiyan Toni, dan M.Si (Ketua Alumni KPU), dipandu moderator Ikhe Mutiara.
Baca Juga: Dites Maret Ini, 250 Ribu Formasi Fresh Graduate Bakal Ditempatkan di IKN
Guntur menjelaskan, ARBI membahas masa depan Jakarta untuk menjawab kekhawatiran sebagian warga Jakarta seakan-akan akan menjadi lebih buruk. “Saya yakin Jakarta tidak banyak berubah. Pusat ekonomi akan tetap di Jakarta, apalagi dalam RUU Daerah Khusus Jakarta, menetapkan Jakarta sebagai pusat pertumbuhan ekonomi nasional dan kota global. Lebih dari itu, Jakarta akan menjadi etalase dan hub Nusantara dari Sabang sampai Merauke,”ungkapnya.
Melihat potensi Jakarta saat ini dan ke depan, Jakarta akan menjadi pusat ekonomi, keuangan, perdagangan, pusat ekonomi kreatif, dan bahkan dapat menjadi pusat ekonomi syariah. “Akan ada pergeseran pada sektor industri manufaktur yang konvensional menuju industri yang ramah lingkungan (green economy),”tutur Guntur yang juga menjabat Ketua Centre for Strategic Policy Studies (CSPS) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia.
Yang pasti, perpindahan IKN harus dilaksanakan sesuai Undang Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara sudah diputuskan DPR. Disusul kemudian dengan UU Nomor 2 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, yang harus dilaksanakan oleh Presiden mendatang yang terpilih dalam Pemilu 2024.
Baca Juga: Makna Pohon Hayat Karya Aulia Akbar, Logo Baru Ibu Kota Nusantara
Ketua HKTI Budi Sumadiyo mengungkapkan Jakarta akan tetap menjadi magnet investasi, terutama investor asing. Jakarta juga akan menjadi hub untuk ekspor produk dan komoditas masyarakat dari berbagai daerah. “Dalam beberapa tahun terakhir ini kami berhasil mendatangkan 172 investor dan enam bulan terakhir melaksanakan ekspor produk pertanian 10 kontainer per minggu,”tutur Budi.
Budi yang juga ketua APINDIS meyakini perpindahan IKN dari Jakarta ke Penajam Paser Utara tidak akan menjadikan buruk. Jakarta akan tetap menjadi pilihan pemodal dan pebisnis, karena memiliki dukungan infrastruktur yang lengkap, seperti pelabuhan berstandar internasional, bandara internasional, industri jasa keuangan, jasa, perdagangan dan lainnya. “Bonusnya, macet berkurang,”tutur Budi.
Budi memaparkan, seluruh investor yang diundangnya semua masuk lewat jakarta dan sebagian besar, 99 persen mereka menetap di Jakarta walaupun bisnisnya tersebar di seluruh indonesia. “Intinya mereka betah tinggal di Jakarta. Jakarta kota sempurna buat mereka menjadi pilihan orang asing,”kata budi.
Baca Juga: Hak Prerogatif Presiden, Tak Ada Pilkada dan DPRD di Ibu Kota Nusantara
Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta, Agus Yuda Permana, mengungkapkan setiap perubahan ada sisi positif dan negatifnya. Termasuk perpindahan ibukota dari Jakarta ke IKN. “Sebagai pengusaha kami melihat sisi positifnya, setiap ada potensi masalah pasti ada peluang,”kata Yuda yang juga pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Yuda mengapresiasi ARBI yang membahas “The New Jakarta Pasca IKN”. Kadin dan asosiasi anggotanya membahas isu perpindahan ibu kota ini dan Menyusun strategi masing-masing asosiasi. HIPMI, misalnya, berkomitmen untuk mengembangkan Jakarta sebagai pusat bisnis, kota global dan melahirkan start-up digital. Komunitas Gerakan Ekonomi Kreatif (Gekraf) akan menjadikan Jakarta sebagai pusat ekonomi kreatif. Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) bercita-cita Jakarta sebagai pusat ekonomi syariah dunia. Sementara Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) mengambil posisi Jakarta sebagai pusat UMKM. “Komitmen-komitmen ini akan menjadikan Jakarta luas biasa maju. Setelah IKN akan lahir urban regeneration yang melahirkan Jakarta tidak macet, lebih asik, lebih Indonesia. Dan akan banyak potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di New Jakarta dibandingkan sebelumnya,”tutur Yuda.
Drh Faqih Syuhada melihat Jakarta sangat potensial bagi pengusaha pemula (start-up). “Dalam artian bagi mereka mau usaha, amat sangat potensial. Gak usah khawatir, penduduk Jakarta akan tetap seperti ini bahkan akan bertambah,”kata Faqih. Ia juga mengajak masyarakat dan generasi muda membangun usaha berbasis UMKM yang potensinya sangat besar.
Dr. dr. Ulla Nuchrawaty meyakini tingkat polusi udara di Jakarta akan berkurang pasca IKN. Ia juga mengingatkan pentingkan perhatian pemegang kebijakan pada aspek kesehatan masyarakat. Ia mendorong pemerintah lebih memfokuskan pada aspek promotion dan prevention dalam penanganan kesehatan, selain kuratif dan rehabilitasi. “Promosi Kesehatan lebih penting, lebih baik mencegah daripada mengobati,”tuturnya. Sementara program Kesehatan harus dilakukan dari hulu hingga hilir.
Alfiyan Toni, M.Si memandang bahwa IKN harus dijalankan karena sudah menjadi UU. Bahkan pada 17 Agustus 2024, sebagaimana diharapkan Presiden Joko Widodo, upacara peringatan kemerdekaan dipusatkan dilaksanakan di IKN. Ia meyakini, perpindahan ibu kota ini menjadikan Indonesia lebih menarik bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi tinggi. “Kita punya sumber daya alam yang tidak ada bandingannya di dunia, sumber daya di bawah tanah, bawah laut, dan juga berada di garis khatulistiwa,”papar Alfiyan.
Alfiyan memaparkan negara-negara yang sukses memindahkan ibu kota negaranya. Diantaranya, Amerika Serikat dari New York ke Washington DC, Malaysia dari Kuala Lumpur ke Puterajaya, Turki dari Istanbul ke Ankara.
Untuk mendukung itu diperlukan investasi dan meningkatkan neraca perdagangan. Ada pasar besar yang perlu digarap serius, yaitu pasar Timur Tengah. “Neraca perdagangan kita dengan negara-negara Timur Tengah masih kecil, ini perlu kita tingkatkan ada 56 negara OKI yang menjadi pasar,”katanya. Alfiyan melihat peluang Indonesia dalam pengembangan ekonomi syariah yang saat ini masih tertinggal dibandingkan negara lain.
Guntur menambahkan, pasar ekonomi syariah global sangat besar. Data State of Global Islamic Economic (SGIE) Report mengungkapkan kapitalisasi pasar ekonomi Islam (Islamic economic) sekitar 3,2 triliun dolar AS. “Indonesia mencanangkan sebagai pusat industri halal dunia pada 2024, namun masih banyak potensi yang belum dikembangkan,”katanya. Ia juga menyebut negara-negara eksportir produk halal terbesar di dunia, yaitu: Brasil, India, Amerika Serikat, Rusia, dan China. “Indonesia saat ini masih menjadi negara importir produk halal terbesar di dunia, ini PR kita Atasi,”kata Guntur.
Untuk kemajuan Indonesia ke depan, ia berharap Presiden terpilih dalam Pemilu 2024 adalah yang akan melanjutkan IKN dan program-program ekonomi yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi. “Pemilu bukan hanya agenda lima tahunan saja tapi agenda besar demokrasi yang dilaksanakan akan menentukan bangsa negara, memilih anggota DPRD, anggota DPR RI, anggota DPD RI, dan memilih Presiden. Bagaimana nasib bangsa kita kedepan tergantung demokrasi hari ini. Termasuk ke pindahkan ibu kota ke IKN apapun sudah menjadi UU dan harus dilaksanakan,”papar Alfiyan.
Alfiyan menilai, pemimpin nasional yang dapat melanjutkan adalah Prabowo Subianto. “Kami punya komitmen Prabowo satu-satunya calon presiden yang memiliki gagasan besar untuk bangsa dan negara. Diharapkan terpilih dan melanjutkan pemerintahan Jokowi hari ini. Indonesia betul-betul negara maju ke depan,”harapnya.