SUKABUMIUPDATE.com - Momentum Pemilu 2024, publik kerap disuguhi berita politik, dimulai dari berita koalisi partai politik untuk mengusung tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mengerucut pada tiga nama (Anies Cak Imin, Prabowo Gibran, dan Ganjar Mahfud). Begitu pun brita manuver politik yang dilakukan ketiga pasangan untuk meraih simpati pemilih (masyarakat).
Setidaknya, sepanjang tahun 2023 hingga memasuki tahun 2024 saat ini, dalam berbagai pemberitaan atau obrolan dari mulut ke mulut ada banyak istilah dan kosa kata yang muncul. Daftar istilah dan kosa kata tersebut perlu dipelajari dan di eksplor untuk menambah wawasan.
Selain menambah wawasan, memiliki kosakata politik juga dapat membantu masyarakat untuk mencerna narasi-narasi yang disampaikan dalam visi-misi para calon presiden.
Berikut ini adalah faftar Istilah Politik beserta pengertiannya yang populer di Pemilu 2024:
Baca Juga: Viral Video Hiu Terdampar di Palabuhanratu, Polres Sukabumi Ungkap Faktanya
1. Politik Dinasti
Politik dinasti merujuk pada praktik di mana kekuasaan politik atau pengaruh dipegang oleh keluarga atau keturunan dari pemimpin sebelumnya. Ini bisa terjadi dalam berbagai tingkatan pemerintahan, mulai dari tingkat lokal hingga nasional.
Biasanya, politik dinasti melibatkan transfer kekuasaan dari anggota keluarga yang satu ke anggota keluarga yang lain, seringkali melalui pemilihan atau penunjukan yang diatur. Dalam beberapa kasus, ini dapat menciptakan konsentrasi kekuatan politik dalam satu keluarga atau lingkaran kecil, membatasi akses atau kesempatan bagi individu atau kelompok lain untuk mendapatkan posisi atau pengaruh politik.
Sementara dalam kasus Pemilu 2024, isitilah dinasti politik disematkan kepada pencalonan anak sulung presiden Jokow Widodo menjadi Cawapres, yaitu Gibran Rakabuming Raka.
Dalam beberapa kasus, politik dinasti bisa membawa kestabilan dan kelanjutan kebijakan yang konsisten, dalam kasus lain, hal ini dapat menimbulkan masalah seperti korupsi, nepotisme, atau ketidakseimbangan kekuasaan. Banyak negara dan masyarakat menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan tradisi, hubungan sosial, dan prinsip demokrasi dengan kehadiran politik dinasti.
Baca Juga: 2 Jalur Kereta Tujuan Bandung Dialihkan Lewat Purwokerto Imbas Tabrakan Cicalengka
2. Cawe-cawe Politik
Istilah Cawe-cawe mencuat ke publik setelah Presiden Jokowi menyatakan akan cawe-cawe, yang dimaknai ikut campur dalam proses politik.
Pernyataan cawe-cawe itu disampaikan Jokowi saat mengundang pemimpin redaksi sejumlah media dan content creator di Istana Negara, Senin 29 Mei 2023, untuk menyampaikan beberapa hal.
Salah satu yang ditegaskan dalam pidato Jokowi saat itu adalah pernyataan bahwa Jokowi akan cawe-cawe untuk urusan Pilpres 2024.
Pernyataan Jokowi tersebut berujung ramai. Ada banyak perspektif yang bermunculan soal ‘cawe-cawe’ Jokowi. Sejumlah pihak menilai bahwa presiden tak seharusnya ikut campur urusan politik. Namun, ada juga sejumlah pihak yang menilai bahwa kepala negara diyakini tidak akan mengintervensi.
Baca Juga: 8 Cara Hidup Tenang dan Bahagia dengan Menjadi Diri Sendiri
3. Ndasmu Etik
Isitilah Ndasmu Etik awal mulanya diucapkan oleh calon presiden Prabowo Subianto. Dalam sebuah video yang viral, sambutan Prabowo yang beredar di media sosial, Prabowo kedapatan mengucap “ndasmu etik” sambil menyindir kompetitornya, calon presiden Anies Baswedan di hadapan kader-kader Gerindra yang dilaksanakan tertutup di Kemayoran, Jakarta Pusat pada Sabtu, 15 Desember 2023 kemarin.
Dalam video, Prabowo terlihat menirukan pertanyaan Anies soal pelanggaran etik saat debat pertama calon presiden Pemilu 2024 pada Selasa kemarin.
Dalam debat itu, Anies menanyakan tanggapan Prabowo mengenai pelanggaran etik berat yang ditemukan terjadi dalam Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang batas usia minimal capres-cawapres. Anies meminta komentar Prabowo tentang pelanggaran etik yang kemudian meloloskan Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi cawapresnya.
Dalam video berdurasi 1 menit 5 detik itu, Prabowo Subianto berbicara di podium berhadapan dengan para kader Gerindra peserta Rakornas. Calon presiden nomor urut dua itu terlihat menirukan perkataan kompetitornya, Anies Baswedan, saat debat capres Selasa lalu. “Bagaimana perasaan Mas Prabowo, soal etik? Etik? Etik?” kata Prabowo menirukan Anies sambil menggoyang-goyangkan kepalanya.
4.