SUKABUMIUPDATE.com - DEDI SURYADI atau lebih dikenal Dedi Cimenk (Decim) merupakan seorang Insan Pergerakan yang mendedikasikan separuh hidupnya dalam Politik Pemberdayaan Masyarakat.
Sosok yang terlahir dari keluarga pedagang (Bapak Ajid Rustan (alm) dan Ibu Mumun Maemunah) di Pasar Pangleseran Sukabumi itu bertumbuh dalam lingkungan pendidikan dasar di SDN Parakanlima I, berikutnya ia ditempa di kawah candradimuka Pondok Pesantren Al-Istiqomah Pasir Malang dalam asuhan Al-Faqih KH Buya Royanudin AS hingga berlanjut ke bangku kuliah di IAIN Sunan Gunung Djati Jurusan Aqidah-Filsafat.
Kegandrungannya terhadap literasi Filsafat dan Humaniora mempengaruhi pilihan hidupnya yang memusatkan energi dan konsentrasinya dalam ranah pergerakan, utamanya dalam Demokratisasi, Advokasi, dan Regenerasi kaum petani (Marhaen; Mustadh’afin) hingga menjauhkannya dari aktivitas dan profesi yang mapan.
Dedi Suryadi dalam kancah pergerakan pernah merintis pendirian organ nasional Liga Mahasiswa Islam Indonesia (LMII) hingga skala lokal Sukabumi mendirikan Fraksi Rakyat (Forum Aktivis Sukabumi Untuk Rakyat).
Baca Juga: Tembok Rumah di Cikembar Sukabumi Ambruk, Dampak Gempa Gunung Salak M4,6
Dalam kerja politik pemberdayaan masyarakat, ia merintis program pengembangan Singkong menjadi Bioetanol melalui Adibrata Foundation. Tak sampai disitu, ia juga memberdayakan dan mengorganisasikan Petani Penggarap Ex-HGU PTPN VIII di Jalur SUTRA (Terbentang antara Desa Sukamaju s/d Gekbrong) untuk mendapatkan Keadilan & Kesetaraan Hak Petani melalui Aliansi Reforma Agraria Sukabumi (ARAS).
Dalam harapannya, Jalur SUTRA yang berada di bawah kaki Gunung Gede-senafas dengan legenda Eyang Suryakencana, menjadikan para petani Bangkit, Bertumbuh, dan Maju sebagai Pelaku Utama Agrowisata yang berdampak luas pada Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat di Jalur SUTRA. Dan petani bukan hanya menjadi Penonton Lakon yang dimainkan Para Korporasi Raksasa sebagaimana terjadi di Lahan EX HGU PTPN VIII dan juga di tempat lainya.
Dedi Suryadi, sejak tahun 2019 hingga kini aktif melakukan kerja-kerja Pemberdayaan Pemuda melalui Program YESS [Youth Entrepreneurship & Employment Support Services] melalui Kolaborasi Kementerian Pertanian RI dan IFAD-International Fund For Agricultural Development.
Selain itu, Dedi Suryadi bersama H Imam Torik Mubarok (Aktivis KTNA dan Organda), Moch Rusydi Agus Salim (Aktivis Buruh Migran), Deni Mulyani (Aktivis Nahdliyin dan Ketua Pemuda Tani HKTI Kabupaten Sukabumi), Risda Rosipah (Aktivis Perempuan & Kepariwisataan) bekerja bahu membahu bersama Puluhan Mentor dan Fasilitator mengorganisasikan 13 ribuan kaum milenial Sukabumi agar ‘terprovokasi’ menjadi Agripreneur Millenial, yaitu sebuah misi menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian melalui Pendampingan, Pelatihan, dan sekuat tenaga memfasilitasi Akses Lahan dan Permodalan, hingga Pemasaran.
Baca Juga: Temui Pengungsi Korban Gempa M4.6 di Kabandungan Sukabumi, Wabup Bicara Relokasi
Dalam puncak kiprahnya, Dedi Suryadi dianugerahi penghargaan sebagai Mobilizer Terbaik Jabar Oleh NPMU-National Project Management Unit Program YESS.
Dengan mengusung tagline Pemuda Berdaya, Petani Merdeka, Desa Digdaya, Team Mobilizer Program YESS berusaha menjangkau ribuan kaum muda agar mampu lahir dan hadir sebagai sebagai penggerak di tiap desa.
“sebagaimana diamanatkan oleh Presiden Soekarno ‘Indonesia tidak akan besar karena obor di Jakarta, tapi Indonesia akan bercahaya karena lilin-lilin di desa”
Dedi Suryadi, pada akhirnya berkeputusan untuk ikut serta dalam proses politik elektoral-kekuasaan setelah berjibaku dalam politik kultural-pemberdayaan. Ia memahami betul, sehebat apa pun retorika, sekuat apapun basis massa, senyaring apapun suara yang bergema, maka tetap akan tak bermakna jika tidak disuarakan dalam proses pengambilan kebijakan tingkat Eksekutif maupun Legislatif.
Maka, dengan kesadaran penuh, melabuhkan diri di Partai Politik Berorientasi Pemberdayaan; Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).