SUKABUMIUPDATE.com - Lembaga Survei Indonesia (LSI) menggelar survei pada 3-9 Agustus 2023 dengan populasi seluruh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih (berumur 17 tahun atau lebih dan atau sudah menikah). Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1.220 responden.
Margin of error dari survei ini +/- 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen (dengan multistage random sampling).
Dalam rilis yang dipublikasikan LSI, seperti dikutip tempo.co, Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengatakan, dari hasil survei tersebut diketahui elektabilitas bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo mengungguli capres Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Baca Juga: Pertalite Bakal Dihapus Pertamina Mulai Tahun Depan, Ini BBM Penggantinya
Dalam simulasi 3 nama, Ganjar Pranowo mendapatkan elektabilitas 37 persen menyalip Prabowo Subianto di 35,3 persen, dan makin jauh meninggalkan Anies Baswedan yang hanya mendapat 22,2 persen
Meski begitu, Djayadi Hanan mengatakan elektabilitas Ganjar dengan Prabowo Subianto masih sangat tipis dan masih dalam margin of error.
"Jadi selisihnya 1,7 persen saja, sementara margin of error 2,9 persen," kata Djayadi dalam paparannya yang disiarkan secara daring, Rabu, 30 Agustus 2023.
Djayadi mengatakan, elektabilitas Ganjar mengalami kenaikan pesat sejak April 2023. Saat itu capres yang diusung PDIP tersebut hanya mendapatkan 26,9 persen dan sekarang meroket menjadi 37 persen.
Sementara untuk Anies Baswedan, Djayadi menyebut elektabilitas mantan Gubernur DKI Jakarta itu menurun cukup drastis jika dibandingkan survei pada Agustus 2022. Pada saat itu, elektabilitas Anies mencapai 28,1 persen dan kini hanya 22,2 persen.
Baca Juga: Akselerasi Bisnis, bank bjb Teken MoU dengan Asuransi Jasaraharja Putera
Sehingga, menurut dia, pertarungan saling salip elektabilitas justru hanya terjadi pada capres Prabowo dan Ganjar saja.
Meski begitu, Djayadi menyebut elektabilitas para capres masih sangat dinamis mengingat Pilpres 2024 baru digelar Februari 2024.
Selain itu, ia mengatakan peluang putaran kedua sangat besar terjadi jika ketiga capres maju. "Kalau lihat angka ini kompetisi antara tiga nama masih mungkin dinamis, kalau tiga nama ini maju semuanya maka kita menduga akan ada dua putaran," tutur Djayadi.
Sumber : tempo.co