SUKABUMIUPDATE.com - Pemilu 2024 menjadi proses demokrasi dimana era keterbukaan informasi menjadi salah satu poin penentu tingkat keterpilihan calon. Ini disadari oleh dua calon legislatif dari sukabumi, Fikri dan Emil saat berkunjung ke kantor sukabumiupdate.com, di jalan Brawijaya Kota Sukabumi nomor 14, Sabtu (20/5/2023).
Keduanya adalah politisi dari partai NasDem. Fikri Abdul Ajiz adalah bacaleg DPR RI untuk daerah pemilihan Jawa Barat IV (kota dan kabupaten Sukabumi), sementara Emilia Nurhayati adalah bacaleg DPRD Kabupaten Sukabumi untuk daerah pemilihan 3 Kabupaten Sukabumi (Cikidang, Cibadak, Nagrak, Cikembar, Cicantayan dan Caringin).
Bersama tim, Fikri dan Emil banyak berdiskusi santai dengan tim redaksi dan manajemen sukabumiupdate.com tentang pemilu 2024 mendatang. Menjadi caleg untuk pemilu 2024 mendatang adalah pertama kedua figur muda ini didunia politik.
Baca Juga: Influencer To Star Sukabumi: Memahami Hukum dan Bisnis di Media Sosial
Fikri menegaskan bahwa pemilu dari periode ke periode selalu berubah, khususnya terkait alat dan media kampanye serta sosialisasi kepada warga atau pemilih. Selain turun langsung ke masyarakat, caleg saat ini tak hanya memajang baligo dan APK di jalanan dan pemukiman.
“Di pemilu 2024, ada warga lain yang harus didengar dan di perjuangan aspirasinya yaitu netizen atau warganet. Mereka adalah unsur masyarakat kekinian yang menggunakan teknologi informasi sebagai sarana komunikasi, khususnya media sosial,” ucap Fikri yang berlatar belakang praktisi hukum dan pengusaha ini.
Media sosial sangat interaktif lanjut Fikri, komunikasinya pun menjadi dua arah sehingga caleg tak hanya sebagai penyampai pesan tapi juga penerima pesan. “Ini tantangan dan kami terus mengembangkan ekosistem warganet ini sebagai bagian dari perjuangan untuk mensejahterakan dan membangun bangsa dan warga negara warga melalui jalur politik,” bebernya.
Baca Juga: AMSI Meluncurkan E-Learning 8 Jurus Jitu Mengelola Media Siber
Dalam kesempatan itu, Emil menambahkan bahwa saat ini generasi milenial menjadi salah satu elemen warga yang harus didengar aspirasinya dengan baik dan seksama. Ini karena generasi muda menjadi tunas bangsa, yang akan memberikan warna dan bentuk pada masa depan negara.
“Tak hanya didengar, aspirasi dan ide dari anak muda dan generasi milenial sekarang itu harus diperjuangkan dan direalisasikan. Karena ditangan mereka masa depan bangsa berada,” ucap perempuan muda pelaku usaha kuliner khususnya coffee shop di Jawa Barat ini.