SUKABUMIUPDATE.com - Eneng adalah panggilan dari keluarga untuk Windy Cantika Aisah (19 tahun), atlet angkat besi yang menyumbang medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo. Sejak kelas 5 SD (Sekolah Dasar), Eneng yang sudah menggeluti olahraga angkat besi dan terus meraih prestasi membanggakan, dan ingin membangun masjid di kampungnya dari hasil berjuang untuk Indonesia di Olimpiade Tokyo 2021.
Dilansir dari suara.com dari Ayosemarang.com, gadis yang akrab disapa Cantika tersebut berasal dari Kampung Babakan Cianjur, Desa Malakasari, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. Siti Aisah, ibu dari Cantika, mengatakan sebelum putrinya bertolak ke Tokyo, dia memiliki sebuah cita-cita mulia ingin membangun masjid.
"Sebelum berangkat, Eneng (sapaan akrab Cantika di Keluarga) bilang ingin membangun masjid. Katanya, kalau dapat rezeki di Olimpiade ingin bangun masjid," ujar Siti, Minggu (25/7/2021).
Di RT (rukun tetangga) tempat tinggal Cantika memang belum dibangun masjid, sehingga Cantika sangat menginginkan ada tempat ibadah bagi masyarakat di sekitar. Mimpi tersebut diharapkan bisa terwujud dengan sebuah medali perunggu yang diraih dalam Olimpiade.
Cantika sendiri mulai suka dalam olahraga angkat besi sejak usia 12 tahun. Bakat tersebut diturunkan dari Siti Aisah yang juga merupakan atlet olahraga yang sama.
Kegemaran Windy akan angkat besi tumbuh sejak di bangku kelas 2 sekolah dasar (SD). Dikisahkan dara berusia 19 tahun itu, ibunya acap kali menceritakan pengalamannya menjadi atlet. Hingga akhirnya, cerita tersebut menginspirasi Windy untuk meneruskan jejak sang ibu.
Windy lantas bergabung di klub angkat besi saat dirinya berada di bangku kelas 5 sekolah dasar. Meski saat ini masih terhitung muda, kiprah Windy Cantika sebagai atlet angkat besi tercatat meraih prestasi yang gemilang.
Turnamen pertama Windy yang masuk ke dalam perhitungan poin kualifikasi adalah Asia Championships di China, April 2019. Windy mampu mencatatkan angkatan dengan total 177 kg dari snatch 80kg dan clean and jerk 97 kg.
Terus berkembang, Windy mempertajam perolehan tersebut di ajang IWF Junior World Championship di Fiji pada Juni 2019. Dirinya mampu mengumpulkan total angkatan 179 kg, dengan rincian snatch 81 kg dan clean and jerk 98 kg.
Tren positif terus terpampang dari Windy, pada IWF Championships 2019 di Pattaya, ia menorehkan total angkatan 182 kg, dengan snatch 82 kg, clean and jerk 100 kg. Perlahan tapi pasti, Windy membuktikan ketangguhannya. Dalam Asian Junior Championships 2019 di Pyongyang, Korea Utara gadis asal Bandung itu mampu membukukan total angkatan 186 kg, snatch 84 kg dan clean and jerk 102 kg.
Puncak prestasi Windy terjadi di SEA Games 2019 di Filipina ketika memecahkan rekor dunia angkat besi di kelas 49 kg junior dengan total angkatan 190 kg dari snatch 86 kg dan clean and jerk 104 kg.
Ajang terakhir yang diikuti Windy pada 2020 adalah Kejuaran Dunia Junior, Mei lalu. Ia berhasil membungkus angkatan terbaik 191 kg. Bermodalkan pengalaman dan rekor sebelumnya, tidak heran jika Windy mencatatkan raihan yang luar biasa di Olimpiade Tokyo 2020.
Sebagai mantan atlet, sang ibu, Siti Aisah mengaku bangga dengan prestasi yang diraih oleh putrinya tersebut. Terlebih medali perunggu yang disabet berasal dari kancah tertinggi olahraga dunia.
"Sudah tidak bisa dikatakan lagi kebanggaannya. Tidak bisa diungkapkan," tutupnya.
Soal rencana membangun masjid, atlet Indonesia asal Jawa Barat yang berlaga di Olimpiade Tokyo 2021 berpeluang untuk mendapat hadiah ratusan juta dari Pemprov Jabar. Hadiah akan diberikan pada atlet Jabar yang berhasil meraih medali di ajang bergengsi itu.
Windy Cantika Aisah misalnya, lifter putri asal Kabupaten Bandung, Jawa Barat itu telah memastikan diri menjadi penerima kadeudeuh atau bonus dari Pemprov Jabar. Windy Cantika yang meraih medali perunggu bakal menerima bonus dari Pemprov Jabar senilai Rp 300 juta.
"Kadeudeuh sesuai kesanggupan kita, ditabung ya. Diawet-awet, supaya nanti pas masa tua, saat fisik tidak memungkinkan uangnya bisa membantu diinvestasikan kira-kira gitu," kata Ridwan Kamil melalui siaran langsung di Instagram miliknya, Minggu (25/7/2021),
"Geulis, bageur (cantik, baik) Srikandi Indonesia yang telah berprestasi. Terima kasih sudah membanggakan Indonesia dan Jabar. Perjalanan masih panjang tetap semangat,” katanya menambahkan.
Orang nomor satu di Jawa Barat ini juga mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Windy yang merupakan mojang asal Cimaung, Kabupaten Bandung itu. Salah satunya mengenai pesan motivasi bagi anak muda lainnya di Indonesia.
Dalam perbincangan dengan Ridwan Kamil selama 30 menit tersebut, Windy bercerita keberhasilannya meraih medali perunggu berkat kedisiplinan dan komitmen. Menu latihan yang diberikan para pelatih setiap hari dilakukan dengan baik.
“Pagi jadwal latihan dua kali. Jam 6 senam, jogging, sprint. Siap-siap latihan lagi jam 9-12 siang. Habis itu latihan lagi jam 4 sore sampai 7 malam. Itu rutin, liburnya hanya Kamis sama Minggu,” kata Windy.
Windy pun berpesan kepada sesama anak muda seperti dirinya tetap semangat dan bekerja keras dalam bidang apapun yang sedang dijalani. Apalagi saat pandemi, sikap pantang menyerah harus ditumbuhkan.
“Tetap semangat dan kerja keras karena untuk seumuran seperti ini, dalam agama Windy Islam, membanggakan dan mengangkat harkat martabat dan derajat orang tua hukumnya wajib. Jadi, semangat buat banggakan orang tua, selagi mereka ada harus kita bahagiakan,” ujarnya.
Windy pun mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua orang yang telah mendukungnya hingga bisa meraih prestasi dunia seperti sekarang.
“Kalau buat orang-orang yang sudah semangatin terima kasih sudah support Windy, dengerin cerita keluh kesah Windy, selalu menemani dalam keadaan apapun. Doanya juga dukungan,” katanya menegaskan.
Windy merupakan atlet lulusan PPLP Provinsi Jawa Barat yang sejak kecil sudah dibina Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) tahun 2014-2020. Pemda Provinsi Jawa Barat sejak sebelum pandemi telah menetapkan "kadeudeuh" bagi atlet peraih prestasi di berbagai ajang dan untuk level Olimpiade "kadeudeuh" yang disiapkan adalah emas Rp 750 juta, perak Rp500 juta, perunggu Rp300 juta.
SUMBER: JARINGAN SUARA.COM