SUKABUMIUPDATE.com - Musisi dan aktivis media sosial Erdian Aji Prihartanto atau biasa disapa Anji, berkesempatan mengikuti rangkaian prosesi adat dalam acara puncak peringatan Seren Taun ke-443 Kasepuhan Sinar Resmi, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Ahad, 7 Agustus 2022.
Saat ditemui sukabumiupdate.com di Imah Gede sebelum manggung pada malam harinya, Anji mengaku sangat senang bisa diterima oleh keluarga Kasepuhan Sinar Resmi.
“Alhamdulillah ini Seren Taun kesekian yang saya pernah ikut di Kasepuhan Sinar Resmi dan bagi saya yang dianggap keluarga sama Abah Ambu dan seluruh keluarga kasepuhan, sangat senang,” ujar Anji.
“Acara seperti ini memang harus selalu ada untuk membuat kita mengerti pertanian itu juga bukan sekedar pertanian, tapi adalah sebuah ritual adat hubungan antara manusia dengan alam juga dengan Tuhan pastinya,” sambung Anji yang juga menghibur pengunjung Seren Taun dengan suara merdunya.
Selain mendampingi Abah Asep dan istrinya melaksanakan prosesi ampih pare ka leuit, Anji juga sebelumnya membuat kejutan kepada penonton karena mengikuti atraksi kesenian debus. Penonton saat itu dibuat ngeri, golok tajam yang disayatkan ke lengan dan pipi kanannya tak membuat Anji luka sama sekali.
“Persiapan (debus) cuma percaya aja. Saya cuma kelihatan pura-pura takut karena buat entertaiment. Padahal takuuut,” canda Anji.
Lebih lanjut Anji berharap pemerintah daerah maupun nasional bisa mendukung penuh acara ini setiap tahunnya. Karena selain untuk konsumsi lokal, kata dia, acara seren tahun ini sangat pantas juga untuk konsumsi nasional. “Banyak sekali yang memang bisa diangkat dari hal ini,” kata Anji.
Tak hanya itu, eks vokalis grup band Drive itu juga memberi pesan kepada generasi muda bahwa acara Seren Taun bukanlah sekadar hiburan. "Ini adalah syukuran panen sudah terjadi dalam tahun ini. Tapi selain hiburannya, ini adalah memiliki banyak nilai-nilai budaya dan juga tradisi yang harus dipahami isinya apa, cari tahu,” katanya.
Sementara itu, salah satu pengunjung, Ribka (19 tahun) mengaku senang bisa datang untuk melihat langsung acara Seren Taun Kasepuhan Sinar Resmi. “Acaranya sangat meriah. Alhamdulillah sangat diterima oleh banyak wisatawan lokal dan non lokal,” ujarnya.
Selain untuk melihat prosesi acara adat, vlogger asal Kota Sukabumi itu juga menyempatkan datang ke Kasepuhan Sinar Resmi bersama teman-temannya untuk menyaksikan penampilan Anji. “Semoga tahun depan lebih meriah dan lebih tersusun acaranya,” harap dia.
Selain Anji, publik figur lain yang mencoba debus adalah Eddi Brokoli. Eddi mengaku atraksi debus bukan pertama kali dia lakukan di Seren Taun Kasepuhan Sinar Resmi. Sebelumnya, pada 2016 silam, Eddi pernah mencobanya bersama publik figur lain yakni Kevin Julio dan Imam Darto.
“Awalnya sih percaya enggak percaya. Kan prosesinya, golok yang dipakainya diperlihatkan dulu nebas-nebas bambu, motong rambut saya juga waktu dulu pertama kali. Terus memang ada air yang sudah dikasih doa atau jampa. Itu airnya diminum,” kata Eddi.
“Waktu pertama kali saya coba, bahkan lebih heboh lagi dari kemarin, karena yang disayat goloknya bukan cuma pergelangan tangan, tapi lidah juga,” sambung dia.
Mantan vokalis grup musik Harapan Jaya itu mengungkapkan apa yang dia rasakan saat tangan dan lidahnya disayat golok dalam atraksi debus saat itu. Eddi menyebut tetap merasakan adanya benda tajam menyentuh tubuhnya, tetapi tak melukai sama sekali.
“Bahkan di lidah, yang saya pikir akan terasa seperti benda tumpul lain. Karena khasiat dari air jampe itu, jadi si besi golok akan seperti plastik mungkin. Terasa seperti kayu gitu misalnya. Waktu disayat ke lidah, rasanya rasa besi, tapi lidah saya enggak apa-apa,” ungkapnya.
Pria berambut kribo itu mengaku berani mencoba debus selain memenuhi rasa penasaran, juga ingin memperlihatkan bahwa dia senang ikut mempromosikan kebudayaan Sunda. Meski di sisi lain, Eddi mengakui debus cukup esktrem, apalagi ditonton anak-anak.
“Sebetulnya itu budaya yang perlu dilestarikan maksudnya. Dunia internasional perlu tahu, bahwa ada budaya seperti itu di Tanah Sunda yang umurnya pasti sudah ratusan tahun,” kata dia.
“Debus ini satu kebudayaan seni. Orang-orang yang debusnya juga mengatakan ini bukan kami mau memperlihatkan kami sok jago atau apa, tapi ini adalah pertunjukan seni budaya. Dengan adanya media sosial dan event seperti Seren Tahun, kalau (debus) lebih dikenal lagi ya lebih bagus. Paling tidak diingatkan terutama kita sebagai orang Sunda, ternyata punya kebudayaan yang sehebat ini, yang bisa diceritakan ke khalayak nasional bahkan internasional,” ujarnya.
Catatan redaksi: Naskah berita ini diubah pada Senin, 8 Agustus 2022 pukul 22.15. Perubahan terjadi pada penambahan naskah berupa wawancara Eddi Brokoli yang juga ikut mencoba debus di acara Seren Taun ke-443 Kasepuhan Sinar Resmi.