SUKABUMIUPDATE.com - Sebagian orang ada saja yang memiliki kebiasaan menggigit kuku atau yang biasa dikenal onychophagia. Kebiasaan tersebut bersifat kompulsif dan akan terjadi berulang-ulang secara alami.
Melansir dari tempo.co, American Psychiatric Association (APA) menyebutkan gangguan ini ditandai sebagai obsesif-kompulsif ketika seseorang memiliki pikiran, ide atau sensasi (obsesi) yang tidak diinginkan yang membuat mereka terdorong untuk melakukan sesuatu secara berulang (kompulsif).
Berbagai faktor dapat berperan, dari genetika hingga kondisi kejiwaan.
“Menggigit kuku sering dikaitkan dengan kecemasan, karena tindakan mengunyah kuku dilaporkan mengurangi stres, ketegangan, atau kebosanan. Orang yang terbiasa menggigit kuku sering melaporkan bahwa mereka melakukannya ketika mereka merasa gugup, bosan, kesepian, atau bahkan lapar,” kata Aishwarya Vichare, ahli gizi, Bhatia Hospital Mumbai, India, yang dikutip Indian Express, Jumat, 11 Maret 2022.
Menggigit kuku dapat menyebabkan komplikasi sosial dan psikologis seperti penghinaan, penderitaan emosional dan gangguan sosial, kata Vichare.
Selain itu menggigit kuku juga dapat menyebabkan beberapa risiko, diantaranya yaitu:
- Komplikasi fisik seperti kuku yang cacat
- Infeksi pada kuku dan jaringan lunak di sekitarnya
- Peningkatan risiko infeksi parasit
- Infeksi perut karena menelan partikel kuku dan kotoran
- Nyeri pada sendi temporomandibular (TMJ) atau sendi rahang
- Cedera pada gusi
- Paronychia
- Cedera gingiva
“Selain menjadi tempat berkembangbiaknya berbagai bakteri, jamur dan virus yang dapat menyebabkan infeksi pada tubuh bahkan kulit, kebiasaan tersebut juga merusak kuku, kutikula, dan kulit di sekitarnya,” kata Rinky Kapoor, konsultan dermatologis dan ahli bedah kulit, The Esthetic Clinics.
Menurut Kapoor, menggigit kuku secara kronis dapat menyebabkan masalah seperti kuku tumbuh ke dalam, pendarahan di sekitar kuku, pembengkakan dan nyeri di sekitar area kutikula, penebalan kuku dan kulit di sekitarnya, kuku tidak tumbuh, dan kuku menjadi terpisah dari kulit.
“Ini juga merusak gigi, gusi, dan menyebabkan kerusakan jaringan di mulut,” Kapoor menambahkan.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kebiasaan buruk ini, seperti menggunakan pelindung mulut, mengecat kuku dengan cat kuku pahit, menjaga kuku tetap pendek atau menggunakan obat tradisional mengoleskan minyak pahit pada kuku sering digunakan untuk menghilangkan kebiasaan ini, kata Kapoor.
Metode lainnya adalah memakai sarung tangan di malam hari atau saat sendirian agar tidak menggigit kuku dan mengidentifikasi pemicunya.
Daripada mengunyah kuku, ganti kebiasaan tersebut dengan mengunyah permen karet.
“Ada banyak perawatan yang tersedia untuk mengatasi kebiasaan menggigit kuku dan untuk solusi permanen yang terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter,” kata Kapoor.
SUMBER: TEMPO.CO