SUKABUMIUPDATE.com - Seorang ibu menyusui harus memberikan ASI (air susu ibu) kepada bayinya minimal sampai usia dua tahun, karena hingga usia tersebut seorang bayi mengalami tahapan masa golden age yang harus didukung dengan asupan gizi terbaik.
Banyak dari ibu menyusui mengalami kegagalan dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya hingga usia 6 bulan, hal ini dikarenakan jumlah ASI yang dihasilkan tidak banyak dan menggantinya dengan susu formula.
Jangan terburu-buru memberikan bayi susu formula karena hanya air susu ibu yang memiliki imunoglobulin untuk memperkuat kekebalan tubuhnya.
Cara meningkatkan produksi ASI
Dikutip dari halodoc, simak artikel ini untuk mengetahui cara apa saja yang dapat meningkatkan produksi air susu ibu.
1. Memijat payudara
Produksi air susu ibu dapat dirangsang salah satunya dengan memijat payudara. Gunakan tangan yang sudah bersih untuk menghindari adanya bakteri.
Pijatlah payudara dengan teknik berputar searah jarum jam di sekitar areola, lakukan selama kurang lebih delapan kali.
Selain teknik berputar, payudara dapat dipijat dengan membentuk pola huruf C, teknik ini dapat dilakukan dengan menarik jari-jari kebagian samping payudara dan mengarahkannya ke bagian dalam. Terus lakukan secara berulang.
Memijat payudara dapat melemaskan otot-otot yang tegang sehingga aliran air susu ibu tidak terhambat.
Biasanya, payudara akan terasa mengeras dan sedikit sakit apabila pijatan sudah dilakukan dengan baik, ASI pun akan keluar secara bertahap.
2. Melakukan pelekatan yang benar saat DBF (Direct Breastfeeding)
Saat seorang ibu sedang memberikan ASI secara langsung, pastikan posisi bayi sudah benar.
Arahkan badan bayi menghadap ke perut ibunya, posisi ini dapat membuat bayi nyaman terutama di bagian leher, karena jika bayi menghadap keatas atau terlentang maka lehernya akan sedikit menoleh ke arah puting, ini bisa menyebabkan cedera pada leher bayi.
Selanjutnya posisikan kepala bayi lebih tinggi dari pada badannya, hal ini dilakukan agar bayi tidak tersedak dan mudah menelan.
Gunakan juga bantal untuk mengganjal tangan agar ibu dan bayi lebih nyaman.
Terakhir, pastikan bayi menempelkan mulutnya tidak hanya di area puting, namun hingga bagian lobulus.
Sebagaimana diketahui bahwa lobulus adalah kelenjar glandular yang dimiliki oleh wanita. Saat sedang menyusui kelenjar tersebut akan berfungsi untuk memproduksi air susu ibu.
Semakin sering disusui, maka lobulus akan lebih banyak menghasilkan air susu ibu.
3. Menyusui hingga bayi mendapatkan foremilk dan hindmilk
Menyusui dengan durasi yang singkat dapat menyebabkan bayi tidak mendapatkan lemak dengan seimbang.
Pada tahap awal menyusui, bayi akan memperoleh foremilk dimana kandungan lemaknya cukup rendah dan cenderung berwarna bening.
Jenis air susu ibu matur ini biasanya dapat meredakan rasa haus bayi, kandungan di dalamnya pun memiliki banyak manfaat seperti dapat memberikan asupan energi dan mendukung perkembangan otak bayi.
Setelah beberapa menit menyusui, air susu ibu akan berubah warna menjadi lebih putih dan teksturnya cenderung lebih mengental, air susu ibu ini disebut dengan hindmilk dimana kandungan lemaknya sangat banyak, cukup untuk mendukung pertumbuhan berat badan bayi.
Ketika bayi sudah mendapatkan hindmilk dan air susu ibu mulai menyusut, artinya payudara sudah dalam keadaan kosong, maka secara hormonal air susu ibu akan diproduksi kembali.
Apabila bayi masih merasa lapar, aktivitas menyusui bisa dilanjutkan dengan payudara sebelahnya secara bergantian.
Produksi air susu ibu memiliki prinsip demand and supply, apabila seorang ibu lebih sering mengosongkan payudaranya, maka produksi air susu ibu pun akan semakin meningkat. Maka dari itu, pastikan bayi menghabiskan hindmilk pada saat menyusui.
4. Menerapkan power pumping
Selain menyusui secara langsung (DBF), seorang ibu diwajibkan untuk memompa payudara secara rutin. Salah satu metode yang belum banyak diketahui para ibu adalah power pumping.
Power pumping adalah cara memerah air susu ibu dengan durasi 20-10-20 menit. Pertama-tama, pompa payudara selama 20 menit, lalu istirahat 10 menit.
Lanjutkan kembali memompa selama 20 menit, setelah itu beristirahatlah dengan cukup.
Lakukan power pumping pada malam hari, karena hormon prolaktin yang berfungsi untuk meningkatkan produksi air susu ibu lebih banyak dilepaskan pada malam hari.
5. Mengkonsumsi makanan dan suplemen ASI booster
Nutrisi yang baik juga harus didapatkan oleh ibu menyusui, salah satunya dengan mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan produksi dan kualitas air susu ibu seperti sayuran hijau (daun katuk, bayam, brokoli, dan daun jinten), buah pepaya, kacang almond, dan masih banyak lagi.
Makanan tersebut wajib dikonsumsi secara rutin minimal dua porsi sehari untuk sayuran hijau, dan satu porsi untuk kacang ataupun buah-buahan.
Selain mengkonsumsi makanan, suplemen air susu ibu juga dapat menjadi pilihan, karena dapat melengkapi gizi ibu menyusui untuk memperlancar air susu ibu. Jangan lupa untuk memperhatikan efek samping yang akan ditimbulkan.
Sangatlah penting bagi ibu menyusui untuk menjaga asupan makanan dan suplemen agar air susu ibu yang diberikan kepada bayi tidak hanya banyak tapi juga berkualitas.
Air susu ibu yang berkualitas dapat membuat bayi tumbuh lebih sehat dan cerdas.
Demikianlah 5 cara meningkatkan produksi ASI bagi ibu menyusui, terapkanlah secara tepat dan rutin. Jagalah kesehatan dan tetap semangat untuk para pejuang ASI!