SUKABUMIUPDATE.com - Bencana banjir yang melanda melululantahkan rumah dan harta benda warga Kampung Tugu Jayaraksa di Kecamatan Baros Kota Sukabumi Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Tak hanya materi, para penyintas atau korban juga mengalami trauma khususnya anak-anak, saat amukan banjir bandang sungai Cisuda itu menerjang pemukiman mereka.
Dari banyak pendekatan yang dilakukan pemerintah daerah, lembaga dan relawan untuk coba hilangkan rasa takut traumatis ini, apa yang dilakukan kelompok yang satu ini cukup unik. Dinas Sosial Kota Sukabumi melalui tim healing kolaborasi petugas PKH (program keluarga harapan) dan pekerja sosial, melakukan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) untuk anak-anak itu.
"LDP ini fokus pada kondisi psikologis (penguatan resiliensi) dan kondisi sosial (membangun interaksi sosial dan lingkungan sekitar) anak-anak pasca bencana," jelas Yanuar Kristi. koordinator PKH kota Sukabumi, Jumat, 25 Februari 2022.
Bentuk kegiatan yang dilakukan mulai dari bernyanyi, dinamika kelompok, menggambar, mewarnai, menulis dan bercerita. Kegiatan ini diharapkan dapat membangun kedekatan dengan anak-anak, sehingga para pekerja sosial yang tergabung dalam Team Healing dapat membantu anak-anak merilis emosi mereka melalui kegiatan-kegiatan positif tersebut.
"Selain itu, saat kegiatan para pekerja sosial juga melakukan pengamatan/observasi terhadap anak-anak yang diindikasi mengalami trauma berat, setelah itu akan diadakan sesi khusus konseling individu," lanjutnya .
Kegiatan dilaksanakan 2 hari, hari pertama proses asesmen melalui serangkaian kegiatan guna menganalisa kondisi traumatis masing-masing anak pasca bencana. Hari kedua kegiatan intervensi hasil assesment di hari pertama sebagai tindak lanjut penanganan dampak traumatis anak.
Baca Juga :
Baca Juga :
"Proses pendampingan psikososial kemarin hanya bersifat asesmen awal saja. Kita menggunakan teknik dinamika kelompok dan asesmen menggunakan teknik menggambar dan mewarnai. Untuk asesmen kejiwaan yg mendalam, nanti kita coba konsultasi dengan psikolog menggunakan tools hasil menggambar dan mewarnai dari setiap anak," beber pria yang akbrab disapa bojes ini.
Jika ditemukan indikasi masalah, kemungkinan akan dilakukan asesmen lanjutan. Jadi untuk saat ini tim healing ini belum bisa memberikan hasil asesmen secara keseluruhan, karena nanti akan berbeda hasil asesmen setiap anak.
"Pemenuhan kebutuhan dasar sudah dibantu oleh banyak pihak, seperti kebutuhan makanan sehari-hari (berupa makanan pokok, makanan ringan, susu formula, dan lainnya) dan kebutuhan pakaian (dewasa, anak, bahkan bayi). Selain itu kita juga melihat anak-anak membutuhkan hiburan dan suasana yang menggembirakan," ungkapnya.
Oleh karena lanjut Bojes, di hari kedua tim menggunakan teknik recreational group. Kegiatan rekreasi dilakukan di Kolam Renang Pilar Mas yang digratiskan oleh pemliknya atas bantuan DEWIKAMI (destinasi wisata kota sukabumi), untuk permainan mandi bola, berkeliling melihat binatang di mini zoo, permainan dalam dinamika kelompok yang dipandu oleh pekerja sosial, bermain trampolin dan berenang.
"Jika mengamati di hari kedua, tidak ada indikasi anak takut melihat air (stimulan jika ada trauma karena bencana yg dihadapi adalah banjir). Anak-anak bermain dengan gembira," pungkasnya.