SUKABUMIUPDATE.com - Mencegah gangguan mental pada orang muda dapat mengurangi potensi terjadinya demensia di usia tua, menurut sebuah studi baru yang dilakukan para peneliti dari University of Michigan, Duke University dan University of Auckland.
Studi mereka lakukan terhadap 1,7 juta orang Selandia Baru berusia 21 hingga 60 tahun selama tiga dekade (1988 hingga 2018) menguji korelasi gangguan mental dengan risiko demensia.
Melansir phys.org, banyak penelitian dan pengobatan dalam geriatri berfokus pada penyakit fisik dan mengabaikan kesehatan mental, kata Leah Richmond-Rakerd, asisten profesor di Departemen Psikologi University of Michigan dan penulis utama studi tersebut.
Gangguan mental lebih terkait erat dengan demensia daripada penyakit fisik kronis, ini merupakan hasil yang tidak diharapkan para peneliti.
Baca Juga :
Hubungan antara gangguan mental dan demensia tidak dijelaskan oleh penyakit fisik kronis yang sudah ada sebelumnya atau masalah sosial ekonomi. Hubungan antara gangguan mental dan demensia tersebut berkorelasi pada pria maupun wanita.
Richmond-Rakerd mengatakan gangguan mental adalah tanda peringatan dini yang berpotensi menjadi demensia di masa tua.
Orang dengan gangguan mental mesti didorong untuk terlibat dalam perilaku sehat untuk mengurangi risiko demensia misalnya aktivitas fisik seperti olahraga yang sejauh ini merupakan salah satu cara menjanjikan untuk mencegah demensia, kata Richmond-Rakerd.
Meski begitu Richmond-Rakerd menjelaskan jika hubungan gangguan mental dan demensia juga dilihat dari kerentanan otak serta obat-obatan untuk gangguan mental.
Para peneliti mengingatkan bahwa kebanyakan orang dengan masalah kesehatan mental tidak selalu berpotensi mengidap demensia.
"Masalah kesehatan mental bukanlah hukuman seumur hidup yang selalu mengakibatkan demensia," kata Richmond-Rakerd.