SUKABUMIUPDATE.com - Tahukah Anda? Digigit ular berbisa dapat mengakibatkan kematian apabila tidak ditangani dengan cepat dan benar. Ketika digigit ular berbisa, sebaiknya langsung menghubungi atau mendatangi tenaga medis sesaat setelah mendapat gigitan.
Pertolongan Pertama Saat Digigit Ular
Melansir dari tempo.co, sembari menunggu datangnya pertolongan medis, Johns Hopkins Medicine pada situsnya hopkinsmedicine.org menyarankan agar orang yang digigit ular berbisa melakukan pertolongan pertama berikut ini:
- Mencuci gigitan ular dengan sabun dan air.
- Jaga agar area yang digigit tetap diam dan posisinya lebih rendah dari jantung.
- Tutupi area gigitan dengan kompres dingin yang bersih atau pembalut lembab untuk mengurangi pembengkakan dan ketidaknyamanan.
- Pantau pernapasan dan detak jantung.
- Lepaskan semua cincin, jam tangan, dan pakaian yang menyempit jika terjadi pembengkakan.
- Catat waktu gigitan sehingga dapat dilaporkan ke penyedia layanan kesehatan ruang gawat darurat jika diperlukan.
- Jika memungkinkan, cobalah untuk mengingat dan menandai waktu gigitan dan reaksi awal gigitan.
- Mengingat seperti apa ukuran dan jenis ular yang menggigit Anda dapat membantu staf medis menentukan penanganan yang lebih tepat.
- Jangan gunakan tourniquet, dan jangan mencoba menyedot bekas gigitan itu, yang tentu mengandung racun dengan mulut malah bisa membahayakan.
Meski gejala dari gigitan setiap jenis ular berbisa dapat berbeda, namun umumnya menunjukkan gejala berupa luka gigitan mengeluarkan darah, pendarahan yang berlebihan dan kesulitan dengan pembekuan darah, tanda taring di kulit dan bengkak di tempat gigitan, sakit parah di tempat gigitan, perubahan warna, seperti kemerahan dan memar, pembesaran kelenjar getah bening di daerah yang terkena.
Efek digigit ular lainnya seperti diare, pembakaran, kejang, pingsan, pusing, kelemahan, penglihatan kabur, keringat berlebihan, demam, rasa haus yang meningkat, kehilangan koordinasi otot, mual dan muntah, mati rasa dan kesemutan, terutama di mulut, denyut nadi cepat, kondisi mental yang berubah, kelumpuhan dan kesulitan bernapas.
Sumber: tempo.co