SUKABUMIUPDATE.com - Warga Kampung Cisalada RT 06/02 Desa Puncak Manggis, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sepertinya bisa bernafas lega dalam menghadapi musim kemarau tahun ini. Pasalnya, mereka mendapatkan bantuan sarana air bersih atau SAB dari PT Pelayaran Nasional Indonesia atau Pelni.
SAB tersebut berupa pembangunan sumur bor, penampung air (toren), serta MCK. Seluruh fasilitas yang berada di lingkungan Mushola Al Atiq itu dibangun oleh Yayasan Masjid Nusantara.
Baca Juga :
Pada Selasa (5/10/2021), SAB tersebut diresmikan dihadiri oleh Pelni yang diwakili Plt Manager Program Kemitraan Bina Lingkungan PT Pelni, Septiani Khadijah Talib serta Yayasan Masjid Nusantara.
Turut hadir Sekretaris Kecamatan Sagaranten, Kasi Trantibum Kecamatan Sagaranten, Babinsa Desa Puncak Manggis Koramil Sagaranten, Kepala Desa Puncak Manggis, tokoh agama, serta tokoh masyarakat.
Menurut Direktur Yayasan Masjid Nusantara, Pras Purworo mengatakan sumur bor yang dibangun untuk warga ini memiliki kedalaman sekitar 60 meter, sementara untuk penampung air (toren) berkapasitas 5300 Liter.
Untuk pembangunan MCK dikerjakan selama 3 mingguan. "Sesuai dengan usulan warga yang berkeinginan adanya sarana air bersih, terutama untuk keperluan beribadah warga dan anak-anak yang selama ini tempatnya kurang layak karena MCK mengginakan material bambu dan kayu," bebernya.
Plt Manager Program Kemitraan Bina Lingkungan PT Pelni, Septiani Khadijah Talib menuturkan pemberian bantuan ini sebagai bentuk tanggung jawab sosial terhadap warga yang kesulitan mendapatkan air bersih.
Terutama saat musim kemarau dengan adanya sarana air bersih, warga bisa memanfaatkan baik untuk wudhu, BAB, dan keperluan air bersih untuk rumah tangga. "Alhamdulilah kami bisa menjawab keluhan warga, yang disampaikan melalui Yayasan Masjid Nusantara," pungkasnya singkat.
Kepala Desa Puncak Manggis, Ahmad Nuryani mengatakan jumlah warga di Kampung Cisalada sebanyak 40 KK, selama ini warga menggunakan air selokan dari pegunungan untuk kebutuhan air bersih, dan memang saat terjadi kemarau untuk memperoleh air harus berjalan 1 kilometer, hingga 2 kilometer ke sungai dan membuat sumur dadakan ditepi sungai.
"Alhamdulilah dengan adanya bantuan sarana ir bersih, MCK, dari PT. Pelni, Yayasan Masjid Nusantara, keluh kesah warga yang selama ini saya terima, kaitan SAB, bisa terjawab kendati merulakan bantuan dari CSR," ungkapnya.
Menurutnya, pemerintahan desa bukan tidak memperhatikan, cuma karena kondisi saat ini anggaran fokus pada BLT dan penanggulangan Covid- 19.
Sarana air bersih memang sangat diperlukan sekali, terutama saat musim kemarau. Kalau musim kemarau debit air cepat kering, begitu juga saat musim hujan air campur lumpur, namun dengan adanya sumur bor, mudah-musahan bisa menanggulangi kebutuhan air bersih.
"Terimakasih kepada semua pihak, juga warga yang begitu semangat dalam bergotong royong," jelasnya.