SUKABUMIUPDATE.com - Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri memaparkan secara virtual capaian pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam penanggulangan stunting kepada Pemprov Jabar, Selasa (24/8/2021).
Pemaparan tersebut berkaitan dengan penilaian kinerja Kabupaten/ Kota dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan stunting terintegrasi Provinsi Jawa Barat tahun 2021.
Iyos Somantri mengatakan, prevalensi stunting Kabupaten Sukabumi berada di angka 6,91 persen. Berdasarkan data yang diterima hingga Desember 2020. Angka tersebut menurun drastis jika dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
"Berdasarkan data Riskesdas di 2018, prevalensi stunting Kabupaten Sukabumi berada di angka 41,35 persen. Jumlah tersebut terus menurun sampai di angka 6,91 persen,” ujarnya.
Atas penurunan tersebut, Iyos menargetkan zero stunting ke depannya. Hal itu tentu saja dengan berbagai upaya yang melibatkan multi sektoral. "Kami menargetkan zero stunting di 2023. Makanya, stunting menjadi prioritas penanganan Kabupaten Sukabumi. Tentu saja dengan melibatkan semua komponen," ucapnya.
Bahkan, Kabupaten Sukabumi memiliki inovasi penanggulangan stunting melalui beras nutrizinc. Beras tersebut merupakan hasil kerjasama dengan Balitbang Kementerian Pertanian yang memiliki nutrisi sangat baik. "Beras ini kami berikan kepada anak-anak stunting. Hasilnya, sudah ada yang mengalami perbaikan gizi dari buruk ke baik dengan memakan beras nutrizinc ini," ucapnya.
Beras yang awalnya ditanam di lahan seluas 50 hektar ini terus dikembangkan. Apalagi dengan adanya hasil yang baik dari beras tersebut dalam percepatan penurunan stunting. "Dari 50 hektar, sekarang terus pengembangan lagi. Kami ingin Kabupaten Sukabumi zero stunting. Komitmen ini yang terus dipegang teguh dan dilaksanakan bersama," ungkapnya.
Menurut Sekda Jabar, Setiawan Wangsa Atmaja, penanganan stunting sudah seharusnya melalui pendekatan multi sektor dan stakeholder. Apalagi stunting bisa berdampak terhadap pembangunan sumberdaya manusia. "Ancaman stunting bisa mempengaruhi ekonomi negara. Makanya, perlu strategi percepatan penurunan stunting," pungkasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Harun Alrasyid menambahkan, masih banyak inovasi yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting. Mulai dari gerakan sanitasi total Sukabumi, gerakan serentak menanam bayam, kuobati stunting dengan surveilans dan sekolah gizi keluarga, suami-suami pendukung asi, hingga forum kader pembangunan manusia. "Ada juga rumah tema dalam rangka pengembangan anak usia dini," terangnya.
Selain itu, percepatan penanganan stunting tidak hanya dilakukan lewat multi sektoral saja. Namun, melibatkan multi stakeholder. "Kami libatkan juga, dunia usaha, komunitas, akademisi, hingga media dalam percepatan penanganan stunting di Kabupaten Sukabumi, bahkan dari sisi regulasi pun, tercipta beberapa Perda dan SK Bupati dalam upaya penanganan dan pencegahan stunting di Kabupaten Sukabumi" pungkasnya.