SUKABUMIUPDATE.com - Isolasi mandiri dapat menjadi salah satu solusi di tengah tingginya kasus Covid-19. Dengan isolasi mandiri, penyebaran virus corona dan tingkat keterisian rumah sakit dapat ditekan. Meski begitu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), Djoko Santoso menyebut, lama waktu isolasi mandiri tidak sama untuk semua orang.
Menurut Djoko, lama waktu isolasi mandiri mengacu pada dua hal, yaitu kelompok orang tanpa gejala (OTG) dan orang dengan gejala (ODG).
“OTG dapat dikatakan bebas isolasi jika telah melakukan isolasi mandiri selama 10 hari. Namun jika ODG, maka 10 hari tersebut ditambah 3 hari bebas gejala,” kata dia seperti dikutip Tempo dari Unair News, Selasa 13 Juli 2021.
Djoko mengatakan isolasi mandiri harus dilakukan dengan benar disertai dengan pengawasan dokter. Apabila salah dalam penanganan, isolasi mandiri justru dapat menyebabkan timbulnya klaster keluarga.
“Isolasi mandiri di rumah harus dilakukan dengan benar guna memutus mata rantai penularan. Kemudian juga harus dilakukan dengan pengawasan dokter yang berperan dalam penentu kesembuhan,” ujarnya
Djoko pun memberikan kiat-kiat untuk melakukan isolasi mandiri. Pertama, dengan memanfaatkan kamar isolasi dan melakukan kegiatan membaca, meditasi, menulis, dan lainnya agar tidak jenuh.
Kemudian menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi, tidur cukup selama 6-8 jam sehari, menghindari stres, minum obat sesuai anjuran dokter, dan melaporkan perkembangan kondisi kepada dokter.
Setelah itu membatasi interaksi dengan pasien dan mengecek saturasi oksigen secara berkala.
SUMBER: TEMPO