SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Hindra Irawan Satari mengemukakan kesan sementara dari kasus kelumpuhan guru Susan (31) pengajar SMAN 1 Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Komnas KIPI masih menunggu laporan investigasi Komda KIPI Jawa Barat terhadap kasus guru honorer yang sempat lumpuh dan nyaris buta usai menerima suntikan dosis 2 vaksin covid-19.
Kesan sementara yang ditangkap Hindra Irawan Satari, gejala medis yang dialami Susan tidak terkait vaksinasi. "Kesan sementara tidak terkait dengan vaksinasi. Namun kita tunggu laporan lengkapnya," kata Hindra, Kamis kemarin 29 April 2021.
Menurut Hindra laporan terkait kelumpuhan dan gangguan penglihatan secara tiba-tiba yang dialami Susan, saat ini sedang dalam penanganan Komisi Daerah KIPI Jawa Barat. Petugas Komda Jabar melakukan penelusuran laporan secara menyeluruh untuk mengumpulkan fakta terkait keluhan yang dialami Susan.
"Laporan tersebut selanjutnya akan kami klarifikasi di Komnas KIPI," katanya.
Susan dilaporkan mengalami kelumpuhan dan gangguan penglihatan usai menjalani suntik vaksin COVID-19 dosis kedua pada 31 Maret 2021. Susan sempat menjalani penanganan medis di RS Hasan Sadikin Bandung selama 23 hari hingga perawatan rampung pada 23 April 2021.
Seperti diberitakan sebelumnya, Susan Antela (31 tahun) menjalani rawat jalan, dan kini sudah kembali ke Kampung Pasir Talaga RT 03/06 Desa Cicadas, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Pantauan sukabumiupdate.com, Kamis kemarin kondisi Susan berangsur membaik. Ia sudah bisa diajak bicara. Kaki dan tangannya sudah bisa digerakkan, meski ia tetap terbaring lemah di atas kasur dan matanya belum bisa melihat secara normal.
Ia berharap bisa secepatnya pulih dari kondisi tersebut, agar bisa beraktivitas mendidik dan mengajar di SMAN 1 Cisolok Kabupaten Sukabumi.
SUMBER: ANTARA/SUARA.COM