SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Kesehatan telah mengonfirmasi dua kasus Covid-19 dengan mutasi Corona B117 di Indonesia pada Selasa, 2 Maret 2021. Temuan ini terdeteksi dari spesimen dua pekerja migran Indonesia asal Arab Saudi yang kini menjalani isolasi di Karawang.
Dilansir dari ABC News melalui Tempo, peneliti London School of Hygiene and Tropical Medicine menyatakan Corona B117 memiliki daya sebar yang lebih masif sehingga lebih rentan menular.
Bahkan pakar virologi di University of Sydney Eddie Holmes mengungkapkan bahwa mutasi virus yang pertama kali ditemukan di Inggris ini juga memiliki tingkat replikasi yang tinggi dalam tubuh. "Artinya, ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk, mereka cenderung menyebarkan lebih banyak virus," katanya.
Cara melindungi diri dari Corona B117 tidak banyak berbeda dengan metode pencegahan penyebaran Covid-19. Sehingga protokol kesehatan tetap harus dipatuhi. Selalu pakai masker ketika keluar rumah atau merasa kurang enak badan. Masker yang digunakan pun minimal dua hingga tiga lapis.
Kemudian tetap rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama sekurangnya 20 detik. Sedia selalu hand sanitizer saat keluar rumah untuk membersihkan tangan dengan cara yang praktis. Menjaga jarak sekitar 1,8 meter dari orang lain di sekitar, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa dua orang pekerja migran Indonesia yang terdeteksi terpapar Corona B117 tersebut tengah menjalani isolasi di Karawang. Penelusuran terhadap kontak erat mereka pun sedang dilakukan.
"Iya, tracing akan dilakukan sebagaimana kasus positif pada umumnya," ujar Wiku, Rabu, 3 Maret 2021.
Wiku tidak menjelaskan bagaimana detail kronologi kedua orang tersebut berdasarkan penelitian whole genome sequencing-nya, hingga kemudian ditemukan varian baru virus Covid-19 ini di Indonesia. "Untuk detailnya akan disampaikan segera secara transparan khususnya oleh LBM Eikjman yang mengkoordinir pelaksanaan Whole Genome Sequencing di Indonesia," ujar Wiku.
Terkait temuan kasus ini, kata Wiku, Indonesia telah membuat sistem barier berlapis-lapis. "Maka jika memang ada kasus varian baru tersebut, petugas di lapangan segera mengisolasi. Upaya ini berusaha untuk menjamin kasus positif harus menjadi negatif terlebih dahulu untuk bisa melanjutkan aktivitasnya demi mencegah penularan yang lebih luas," tuturnya.
Peneliti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME) Herawati Sudoyo mengatakan bahwa temuan WGS tersebut berasal dari Balitbangkes Kemenkes. "Temuan tersebut bukan dari Lembaga Eijkman, tetapi dari Litbangkes. Dan kronologi belum di-share sehingga saya tidak dapat menjelaskan," ujarnya.