SUKABUMIUPDATE.com - Covid-19 bisa menyerang siapa pun, termasuk anak-anak. Virus corona tidak mengenal usia dan juga rentang ekonomi. Oleh karena itu penting untuk mengetahui cara melakukan observasi gejala Covid-19.
Saat ini tingkat keterisian rumah sakit sudah sangat tinggi di beberapa daerah sehingga tenaga kesehatan sulit diandalkan untuk melakukan observasi awal.
Menyalin tempo.co, perkumpulan dokter Indonesia telah meluncurkan edisi ketiga Pedoman Tatalaksana Covid-19. Pedoman ini disusun oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Di dalamnya disebutkan pasien Covid-19 dibedakan ke dalam lima golongan, yakni tanpa gejala, ringan, sedang, berat, dan kritis. Covid-19 tanpa gejala adalah kondisi paling ringan karena pasien tidak merasakan perubahan apapun di tubuhnya.
Gejala umum Covid-19 yang tergolong ringan adalah demam, batuk, lelah, anoreksia, napas tersengal, dan nyeri otot. Selain itu, tim dokter juga menyebutkan gejala ringan lain, seperti sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, diare, mual dan muntah, gangguan penciuman (anosmia) atau hilang pengecapan (ageusia), yang muncul sebelum gejala pernapasan juga sering dilaporkan.
Sementara itu, gejala yang tergolong sedang adalah pasien dengan gejala ringan ditambah dengan pneumonia atau sesak napas. Pada orang dewasa, hal ini ditandai dengan tingkat saturasi oksigen, di mana masih lebih dari 93 persen untuk pasien remaja atau dewasa.
Untuk anak-anak berikut kriteria napas cepat atau berat:
Usia
Usia 2–11 bulan: ≥50x/menit
Usia 1–5 tahun: ≥40x/menit
Usia >5 tahun: ≥30x/menit
Adapun, untuk pasien anak dengan gejala berat ditambah setidaknya satu dari hal berikut:
-Sianosis sentral yang ditandai dengan biru atau keabu-abuan pada kulit wajah atau sebagian besar tubuh.
-Saturasi oksigen kurang dari 93 persen.
-Distresi pernapasan berat, seperti napas cepat, mengorok, tarikan dinding dada yang sangat berat.
Tanda bahaya umum: ketidakmampuan menyusu atau minum, letargi atau penurunan kesadaran, atau kejang.
SUMBER: TEMPO.CO