SUKABUMIUPDATE.com - Salah satu alat yang banyak dicari selama pandemi Covid-19 adalah oximeter. Alat ini digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah tanpa menimbulkan rasa sakit.
Dilansir dari Tempo.co, Oximeter dianggap bisa mendeteksi Covid-19. Karena virus corona menyerang sistem pernapasan, banyak orang menganggap virus itu bisa menganggu kadar oksigen dalam darah.
Dengan kemampuan mendeteksi kadar oksigen, oximeter dianggap mampu dijadikan alat deteksi dini Covid-19.
Melansir dari Medical News Today, jika hasil oximeter menandakan kadar oksigen rendah atau kurang dari 90 persen, biasa disebut happy hypoxia, maka orang tersebut dianggap memiliki kemungkinan lebih tinggi terjangkit Covid-19.
Bagaimana cara tepat menggunakan oximeter agar hasilnya maksimal? Situs WHO menjelaskan alat ini bisa dipakai di jari tangan atau telinga. Untuk oximeter pada jari, disarankan untuk memilih jari yang ukurannya sesuai dengan jarak antara capit oximeter.
Untuk telinga, pastikan untuk menempatkannya di tengah daun telinga. Jika diposisikan dengan benar, cahaya oximeter akan bekerja dengan baik dalam mengukur kadar oksigen secara maksimal.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan oximeter. Pertama, hindari menggunakan cat kuku atau henna sebab warna dari kedua penghias tangan itu dipercaya bisa menyerap cahaya yang dipancarkan oximeter sehingga mengganggu efektivitasnya dalam mendeteksi kadar oksigen dalam darah.
Kedua, hindari paparan cahaya yang berlebih, misalnya mengukur kadar oksigen dengan oximeter usai berjemur atau baru melangsungkan kegiatan di luar rumah. Hal tersebut dapat menurunkan akurasi hasil. Jika Anda tidak terpapar cahaya terang secara langsung, oximeter dapat bekerja dengan baik.
Ketiga, perhatikan juga gerakan Anda. Pakar mengatakan terlalu banyak bergerak dapat membentuk gelombang saat proses deteksi sehingga hasilnya kurang akurat. Untuk itu, pastikan Anda dalam keadaan tenang dan nyaman sebelum menggunakan oximeter.
Sumber: Tempo.co