SUKABUMIUPDATE.com - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro mengatakan jumlah kasus pasien Corona yang sembuh dan selesai isolasi mencapai lebih dari 350 ribu kasus.
Dilansir dari Tempo.co, angka kesembuhan pasien Corona di Indonesia atau recovery rate, kata Reisa, mencapai lebih dari 82 persen.
"Pemerintah berterimakasih kepada sekitar 29 ribu dokter, terdiri dari dokter umum dan spesialis. Menurut data Kementerian Kesehatan, mereka bersama lebih dari 19.600 orang relawan tenaga kesehatan, nusatara sehat, dan internship serta hampir 300 orang relawan ahli teknologi laboratorium medik, yang sudah berjuang tanpa lelah di masa pandemi ini," ujar Reisa, Senin (9/11/2020).
Reisa mengharapkan semua pihak mempertahankan prestasi tersebut dengan cara kompak dan tidak menambahkan kasus positif Covid-19.
Apalagi selain Covid-19, masih ada penyakit-penyakit lainnya di Indonesia yang membutuhkan penanganan serius dari tenaga kesehatan.
Seperti demam berdarah dengue (DBD), rabies, malaria, Avian flu, dan hepatitis.
Tak hanya itu, Reisa menambahkan, penyakit-penyakit tidak menular yang juga membutuhkan penanganan serius seperti jantung, kanker, diabetes yang menjadi penyakit mematikan di tengah-tengah masyarakat.
"Bukan saja penyakit-penyakit ini sangat serius, pengobatannga juga mahal. Dan mengakibatkan hari produktif para pasien dan juga keluarga yang merawatnya," kata Reisa.
Tentang penyakit tidak menular, Reisa memaparkan laporan data dari Kementerian Kesehatan terhadap pasien meninggal Covid-19 karena penyakit penyerta.
Diantaranya jantung koroner sebesar 36,9 persen, kanker sebesar 9,7 persen, diabetes melitus (DM) dengan komplikasi sebesar 9,3 persen dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) sebesar 2,9 persen.
Dari sisi pembiayaan kesehatan terbesar, kata Reisa, penyakit jantung terbesar mencapai Rp 10,5 triliun, diikuti kanker Rp 3,4 triliun, stroke Rp 2,5 triliun, gagal ginjal Rp 2,3 triliun dan talasemia Rp 489 miliar.
"Hal ini berarti penyakit tidak menular bukan masalah yang enteng. Penanganan dan pengendaliannya juga membutuhkan dokter-dokter spesialis. Yang tentunya handal dan berkonsentrasi penuh," imbuh Reisa.
Reisa juga kembali berpesan bagi masyarakat untuk disiplin lakukan protokol kesehatan dengan 3M, yaitu menggunakan masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.
"Praktekkan sebagai satu kesatuan karena 3M itu satu paket," pungkasnya.
Sumber: Suara.com