SUKABUMIUPDATE.com – Klaster keluarga saat ini menjadi penyumbang terbesar kasus-kasus positif covid-19, termasuk di Sukabumi. Satgas Covid-19 Kota Sukabumi menyebut dari 10 kasus baru yang diumumkan hari ini, Jumat (16/10/2020), 7 diantaranya bersumber dari klaster keluarga.
Menurut Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Sukabumi, 7 kasus baru positif covid-19 dari klaster keluarga ini berasal dari Kecamatan Gunung Puyuh. “Masih klaster keluarga terkait dengan kasus terkonfirmasi positif sebelumnya,” jelas dr Wahyu Hendriana juru bicara Satgas Kota Sukabumi.
Klaster keluarga dari Gunung Puyuh yang diumumkan hari ini terdiri dari 4 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Sementara untuk tiga kasus lainnya diluar klaster keluarga yang diumumkan hari ini adalah laki-laki usia 40 tahun dari Sriwedari, laki-laki 36 tahun dari Baros dan laki-laki 35 tahun dari Benteng.
Sehari sebelumnya, satgas juga mengumumkan ada klaster keluarga dari Gunung Puyuh, yang terdiri dari 2 laki-laki dan 5 perempuan. Keberadan klaster keluarga adalah satu dari enam klaster yang terdetekasi sebagai sumber penyebaran kasus corona di Kota Sukabumi.
BACA JUGA: Update 16/10: Tambah 10 Kasus, Nyaris 1 Persen Populasi Kota Sukabumi Terpapar Corona
Selain klaster keluarga, sejak awal pandemi covid-19 Dinas Kesehatan Kota Sukabumi mencatat ada klaster institusi, klaster pendidikan, klaster perbankan, klaster rumah sakit, dan klaster pondok pesantren. Klaster keluarga sendiri terdeteksi sejak awal pandemi hingga saat ini.
Trend peningkatan kasus yang terus terjadi, memunculkan pertanyaan apakah konsep isolasi mandiri di rumah pasien sebagai salah satu upaya penanganan kasus covid-19 masih efektif? Satgas covid-19 nasional bahkan kembali membuka fasilitas baik milik pemerintah ataupun swasta (hotel) untuk mengisolasi pasien dengan gejala ringan atau OTG (orang tanpa gejala).
BACA JUGA: 120 Hotel Isolasi Mandiri di Sembilan Provinsi untuk Pasien Covid-19 Tanpa Gejala
OTG yang tidak menjalani isolasi dengan tingkat kedisiplinan tinggi dianggap menjadi salah satu penyebab penularan virus corona sulit dikendalikan. Menurut Wahyu, Satgas Covid-19 pun akan menjajaki kerjasama dengan PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restora Indonesia) agar bisa memanfaatkan hotel-hotel di Kota Sukabumi sebagai tempat isolasi OTG atau pasien bergejala ringan.
Awalnya, pemerintah kota dan Satgas Covid-19 Kota Sukabumi sempat berencana menjadikan Gedung Juang sebagai Rumah Sakit Rarurat Covid-19. Diperuntukkan bagi pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 tanpa gejala yang tidak bisa melakukan isolasi mandiri karena persoalan tempat tinggl dari si pasien itu yang tidak memadai.
BACA JUGA: Gedung Juang 45 Kota Sukabumi Dipilih Jadi RS Darurat Covid-19, Alasannya?
Wahyu menegaskan rencana tersebut tidak berlanjut. “Tidak dipakai untuk isolasi mandiri, sempat dipakai sebagai ousat bantuan logistik gugus tugas,” tegasnya.
Ia juga menegaskan keberadaan klaster keluarga tidak berhubungan langsung dengan efektifits isolasi mandiri. “Sebetulnya kluster keluarga itu terjadi sebelum isoman. Saat seseorang dinyatakan positip maka kita tracing keluarganya. Ketemu jugalah keluarganya yang positif,” pungkasnya.
Ingat Pesan Ibu: Bersama lawan virus corona. Sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Masker, rajin Mencuci tangan dan selalu Menjaga jarak).