SUKABUMIUPDATE.com - Beberapa orang kerap mengalami nyeri sendi. Kondisi ini dapat terjadi ketika sendi terasa tidak nyaman atau terasa sakit ketika digerakkan. Ada banyak kondisi yang dapat dikategorikan sebagai nyeri sendi. Ini termasuk arthritis atau radang sendi, asam urat, osteoarthritis, infeksi pada sendi atau tulang, aktivitas fisik berlebihan, keseleo, hingga cedera.
Dikutip dari Tempo.co, nyeri sendi merupakan kondisi yang paling sering terjadi oleh siapa pun dan bukanlah hal yang dapat membahayakan keselamatan seseorang. Meski demikian, nyeri sendi dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam bergerak dan beraktivitas. Sebab itu, penting untuk mencegah nyeri sendi kambuh kembali dengan konsumsi obat nyeri sendi, terapi fisik, serta menghindari makanan penyebab nyeri sendi.
Meski hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah yang dapat membuktikan bahwa nyeri sendi dapat disebabkan oleh konsumsi makanan tertentu, namun beberapa studi menyebutkan bahwa ada jenis-jenis makanan yang bisa meningkatkan risiko peradangan sehingga dapat memicu gejala nyeri sendi memburuk.
Berikut ini makanan penyebab nyeri sendi yang harus dihindari
1. Makanan yang digoreng dan makanan cepat saji
Salah satu makanan penyebab nyeri sendi yang sebaiknya dibatasi adalah makanan cepat saji dan makanan yang serba digoreng, seperti, ayam goreng tepung, kentang goreng, atau aneka gorengan yang dijual di pinggir jalan. Hal ini diperkuat oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Fakultas Kedokteran Mount Sinai. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa mengurangi makanan yang digoreng dan makanan cepat saji dapat meringankan peradangan dan membantu memulihkan pertahanan alami tubuh. Pasalnya, minyak atau margarin yang dipakai untuk menggoreng ataupun dalam makanan cepat saji dapat berubah menjadi lemak trans, jika berlebihan dapat memicu peradangan dalam tubuh sehingga membuat nyeri sendi bisa kambuh.
2. Daging merah
Seorang dokter spesialis osteopati menyatakan bahwa protein hewani dan lemak hewani yang berasal dari daging merah dapat menjadi makanan penyebab nyeri sendi, termasuk kambuhnya gejala rematik. Jika Anda makan daging merah secara berlebihan, sistem kekebalan tubuh akan menganggap protein sebagai antigen dan memproduksi antibodi untuk melawannya. Reaksi ini yang bisa menyebabkan pembentukan antigen kompleks.
3. Makanan olahan atau kemasan
Makanan olahan atau kemasan juga menjadi makan penyebab nyeri sendi berikutnya. Makanan yang diolah dengan cara dipanaskan pada suhu tinggi, seperti dipanggang, dibakar, digoreng (deep fry), atau dipasteurisasi akan menghasilkan sebuah lemak yang dinamakan Advanced Glycation End Products (AGEs). Lemak ini dapat merusak jenis protein tertentu dalam tubuh Anda, dan menyebabkan radang sendi atau bentuk peradangan lainnya. Selain itu, sebuah hasil studi juga menyebutkan bahwa mengurangi porsi makanan yang dimasak pada suhu tinggi dapat menjadi penyebab nyeri sendi.
4. Makanan tinggi gula dan karbohidrat rafinasi
Makanan tinggi gula dapat meningkatkan lemak AGEs dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan peradangan. Tak hanya makanan tinggi gula, lemak AGEs juga dapat ditemukan dalam berbagai makanan karbohidrat rafinasi, yakni makanan olahan dari tepung terigu putih (roti tawar putih, pasta terigu).
5. Kelompok sayuran nightshade
Sayuran nightshade adalah anggota dari keluarga tanaman bernama Solamaceae, seperti kentang, tomat, terong, paprika, dan ubi jalar. Kelompok sayuran tersebut dipercaya dapat meningkatkan peradangan sehingga menjadi makanan penyebab nyeri sendi karena mengandung alkaloid yang disebut solanin. Seorang penulis buku yang berjudul “The Nightshades and Health” mengemukakan bahwa khususnya konsumsi tomat, terong, dan kentang dapat meningkatkan nyeri sendi akibat rheumatoid arthritis atau rematik kambuh.
Selain itu, penderita nyeri sendi akibat asam urat tinggi sebaiknya membatasi atau menghindari makan tomat. Sebuah penelitian dari University of Otago yang diterbitkan dalam jurnal BMC Musculoskeletal Disorders melaporkan bahwa makan tomat berkaitan dengan kenaikan kadar serum asam urat dalam darah, yang merupakan penyebab utama asam urat. Berdasarkan data dari sekitar 12 ribu partisipan yang diteliti, peneliti bahkan menobatkan tomat sebagai makanan penyebab asam urat terbanyak setelah seafood, alkohol, minuman manis, dan daging merah.
6. Makanan yang mengandung asam lemak omega-6
Makanan penyebab nyeri sendi lainnya adalah yang mengandung asam lemak omega-6. Makanan dengan kandungan asam lemak omega-6 dapat ditemukan dalam makanan ringan, makanan yang digoreng, margarin, kuning telur, daging berlemak, serta jenis minyak tertentu. Beberapa jenis minyak yang mengandung asam lemak omega-6 adalah minyak jagung, minyak bunga matahari, minyak kedelai, minyak sayur, minyak biji anggur, dan minyak biji kapas.
Bahkan, makanan kemasan yang kerap Anda beli di swalayan ternyata bisa mengandung asam lemak omega-6 sebanyak 25 kali lebih tinggi daripada kadar omega 3-nya. Jika asupan asam lemak omega-6 dikonsumsi secara berlebihan dapat meningkatkan risiko peradangan kronis dan memengaruhi kesehatan persendian Anda.
7. Produk olahan susu
Jika Anda pernah mengalami nyeri sendi, sebaiknya lebih berhati-hati dalam mengonsumsi produk olahan susu. Pasalnya, jenis protein tertentu di dalam makanan olahan produk susu bisa menjadi penyebab nyeri sendi dan peradangan lainnya. Bagi sebagian orang, protein dalam produk olahan susu bisa mengiritasi area sekitar sendi. Namun, ada hasil penelitian yang bertentangan terhadap pernyataan tersebut, yang menyebutkan bahwa susu mengandung efek antiradang. Jika Anda memiliki alergi terhadap protein hewani, ada baiknya untuk mendapatkan sumber protein nabati lain yang berasal dari sayur bayam, tahu, kacang-kacangan, lentil, quinoa, dan lainnya.
8. Minuman bersoda
Selain makanan penyebab nyeri sendi, ada pula jenis minuman yang dapat meningkatkan risiko nyeri sendi, yaitu minuman bersoda. Menurut riset yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition, konsumsi gula berlebihan dari minuman bersoda dapat memicu pelepasan zat pemicu peradangan yang dikenal dengan sitokin.
Ketika peneliti menyimpulkan data dari dua penelitian berbeda dengan rentang uji selama 30 tahun, ditemukan adanya hubungan antara konsumsi soda dan risiko nyeri sendi, seperti arthritis. Perempuan yang minum satu kaleng soda atau lebih dalam sehari berisiko 63% lebih tinggi untuk mengalami arthritis dibandingkan perempuan yang tidak minum soda sama sekali.
Sumber: Tempo.co